Ekonomi
Rupiah dan IHSG Kompak Melemah
Kenaikan suku bunga mampu menahan tingkat depresiasi rupiah.
JAKARTA -- Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan Kamis (25/4/2024). Ada sejumlah faktor yang membuat rupiah dan IHSG kompak melemah.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup merosot seiring pasar menantikan rilis inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Amerika Serikat (AS). Pada akhir perdagangan Kamis, kurs rupiah melemah 33 poin atau 0,20 persen menjadi Rp 16.188 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.155 per dolar AS.
"Data produk domestik bruto kuartal I 2024 AS rilis Kamis malam waktu Indonesia dan data PCE AS rilis Jumat waktu AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada di Jakarta, Kamis.
Di sisi lain, pelemahan rupiah lebih lanjut ditahan oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate yang diumumkan pada hasil Rapat Dewan Gubernur BI April.
BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen, dengan tujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan mencegah pertumbuhan ekonomi dari dampak rambatan risiko global.
Menurut Rully, kenaikan suku bunga BI Rate akan berdampak positif pada imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia sehingga akan meningkatkan minat investor asing untuk menahan dan bahkan meningkatkan investasinya di pasar keuangan Indonesia.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis tergelincir ke level Rp 16.208 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.161 per dolar AS.
Dari pasar saham, IHSG ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 19,23 poin atau 0,27 persen ke posisi 7.155,29. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,86 poin atau 0,84 persen ke posisi 923,49.
“Bursa Asia didominasi pelemahan, mengekor pelemahan yang terjadi di Dow Jones akibat meluasnya keraguan terhadap sektor teknologi," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dari mancanegara, di China penguatan terjadi pada bursa Hongkong dan Shanghai yang disebabkan optimisme pasar terhadap perekonomian China. Survei yang dilakukan Bloomberg memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) China akan sebesar 4,8 persen pada tahun ini, atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang hanya sebesar 4,6 persen, atau mendekati target Pemerintah China yang sebesar 5 persen untuk tahun 2024.
Namun demikian, penurunan properti tetap menimbulkan risiko terbesar terhadap pertumbuhan China pada tahun ini.
Di sisi lain, Bank of Japan (BOJ) tengah memulai pertemuan terkait penetapan suku bunga yang kami perkirakan BOJ akan tetap mempertahankan suku bunganya atau dapat juga menaikkan tingkat suku bunganya guna menstabilkan nilai yen terhadap dolar AS.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespon kenaikan suku bunga Bank Indonesiadalam rangka menjaga nilai Rupiah, sehingga sektor //consumer non cyclicals// memimpin kenaikan sebab sektor ini banyak melakukan impor untuk bahan baku.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Ekonom Andry Asmoro menilai kenaikan suku bunga BI menjadi 6,25 persen bisa menarik aliran modal masuk di tengah ketidakpastian global, yang akhirnya berdampak pada stabilitas sektor keuangan. “Kebijakan BI akan mendukung stabilitas keuangan dan menarik aliran modal masuk di tengah ketidakpastian global,” kata Asmo di Jakarta, Kamis.
Menurut Ekonom Bank Mandiri itu, melemahnya perekonomian global dan meningkatnya ketegangan geopolitik akan mendorong pelaku pasar untuk menempatkan dananya pada instrumen yang dianggap aman, seperti dolar AS dan komoditas emas.
Pergerakan indeks dolar (DXY) masih terus meningkat, menjadi level 105-106 dari sebelumnya 101 pada akhir 2023. Kenaikan tersebut menunjukkan berlanjutnya penguatan dolar AS terhadap nilai tukar sejumlah mata uang utama.
Namun, seiring dengan kenaikan suku bunga BI, investor diharapkan akan mengalihkan dananya dari dolar AS menuju pasar Indonesia. Terlebih, Asmo memperkirakan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga pada level tinggi 5,50 persen selama satu hingga tiga bulan ke depan. The Fed diproyeksikan baru menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) hingga 50 bps pada September mendatang dengan probabilitas 46,2 persen.
“Kami melihat kemungkinan pergerakan BI Rate sangat kecil, sehingga BI Rate diperkirakan akan dipertahankan pada level 6,25 persen hingga akhir 2024,” ujar Asmo.
Sementara tingkat inflasi Indonesia diperkirakan bisa bertahan pada kisaran 2,5±1 persen pada 2024 bila pemerintah terus berupaya mengelola harga pangan dan energi.
“Ke depan, peningkatan BI Rate, optimalisasi triple intervensi, dan kebijakan BI yang pro-pasar melalui penerbitan instrumen baru diharapkan dapat menarik aliran dana asing, meningkatkan cadangan devisa, dan mengurangi tekanan eksternal terhadap depresiasi rupiah lebih lanjut. Dalam jangka pendek, volatilitas pasar keuangan akan lebih tinggi,” kata Asmo.
BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dengan tujuan memperkuat stabilitas nilai tukar dan mencegah pertumbuhan ekonomi dari dampak rambatan global.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.