Ekonomi
Harga Bawang Merah Semakin Mahal
Kenaikan harga bawang merah disebabkan kurangnya pasokan dari petani
BANDUNG -- Harga komoditas bawang merah di sejumlah daerah terpantau terus mengalami kenaikan. Harga bawang merah semakin mahal akibat minimnya pasokan.
Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional per Rabu (24/4/2024), harga rata-rata bawang merah secara nasional sebesar Rp 51.410 per kg. Harga tertinggi terdapat di Papua Tengah, yaitu Rp 81.630 per kg. Sedangkan harga terendah di Kepulauan Riau yang sebesar Rp 36.240 per kg.
Data Badan Pangan juga menunjukkan harga bawang merah mengalami tren kenaikan sejak Februari. Pada Februari, harga bawang merah berada di kisaran Rp 33 ribu per kg. Sedangkan pada Maret di kisaran Rp 34 ribu per kg.
Berdasarkan pantauan Republika di pasar tradisional Kosambi, Kota Bandung, harga bawang merah merah terus merangkak naik hingga saat ini mencapai Rp 70 ribu per kilogram.
"Bawang merah sekarang Rp 70 ribu per kilogram kenaikan tinggi, maunya murah dan turun harganya," ucap salah seorang pedagang, Imas Neni, saat ditemui di Pasar Kosambi Bandung, Selasa (23/4/2024).
Sebelum bulan puasa hingga memasuki bulan puasa, ia mengatakan harga bawang merah di angka Rp 40 ribu per kilogram hingga Rp 50 ribu per kilogram. Memasuki Lebaran, harga bawang di angka Rp 65 ribu per kilogram.
"Naik terus kalau bawang merah, bawang merah dari Brebes," kata dia.
Namun, ia mengungkapkan sejumlah komoditas bahan pokok mengalami penurunan harga seperti cabai tanjung, dan cabai rawit. "Cabai rawit turun dari Rp 80 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram, cabai tanjung Rp 110 ribu per kilogram menjadi Rp 60 ribu per kilogram," kata dia.
Salah seorang pedagang lain, Elly, mengatakan harga bawang merah naik dari Rp 65 ribu per kilogram saat lebaran dan menjadi Rp 70 ribu per kilogram saat ini. Ia mengatakan kenaikan harga bawang merah disebabkan kurangnya pasokan dari petani. "Pasokan kurang dari petani karena hujan juga," kata dia.
Dampak yang dialaminya, ia mengatakan konsumen menjadi mengurangi pembelian bawang merah. Harga komoditas lainnya yang masih tinggi yaitu tomat Rp 25 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 48 ribu per kilogram.
"Bawang biasanya lama turunnya (harga). Cabai kalau banyak kiriman pasti turun harga. Bawang kenapa bisa turunnya pelan, karena bisa disimpan kalau cabai tidak," kata dia.
Salah seorang konsumen, Diana, merasakan kenaikan harga bawang merah yang signifikan. Ia pun membatasi membeli bawang merah.
"Saya beli sebelumnya Rp 55 ribu per kilogram, sekarang Rp 70 ribu per kilogram, kerasa soalnya naik signifikan terpaksa dikurangi pembelian," kata dia.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengungkapkan penyebab harga bawang merah di pasar tradisional masih mahal di angka Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram. Mereka menyebut penyebabnya karena faktor cuaca, belum masa tanam hingga gagal panen.
"Yang pasti cuaca, belum masa tanam. Sementara kemarin bulan Februari-Maret saat panen banyak yang gagal juga," ucap Kabid Distribusi dan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa saat dikonfirmasi, Selasa (23/4/2024).
Selain itu, momen libur panjang Lebaran turut membuat pasokan bawang merah terkendala. Ia memperkirakan kenaikan harga bawang merah tidak akan terus berlanjut. Sebab, saat ini sudah mulai memasuki panen. "Mudah-mudahan turun (harga bawang) dan tidak naik lagi," ungkap dia.
Di daerah lain, harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Bengkulu mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Salah seorang pedagang bawang di Pasar Panorama Kota Bengkulu, Jana, mengatakan bahwa bawang merah telah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
"Penyebab kenaikan harga adalah naiknya harga beli dari penyuplai bawang, saat ini penyuplai bawang berasal dari Jawa Tengah rata- ratanya dan memang modal untuk berjualan naik, tidak ada pilihan lagi kami harus menaikkan harga jual pada pembeli," ujar dia.
Untuk harga bawang merah sebelumnya Rp 40 ribu per kilogram dan saat ini mencapai Rp100 ribu per kilogram. Jana menyebutkan, kenaikan harga bawang merah disebabkan karena ketersediaan barang sedikit sedangkan permintaan semakin hari semakin banyak, sehingga para pedagang menaikkan harga sebagai upaya menutupi modal yang dikeluarkan.
Kepala Bidang Pengembangan dan Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Bengkulu Erika Ariesanti menjelaskan bahwa kenaikan komoditas bawang merah terjadi akibat kelangkaan stok di gudang hingga pasar serta juga disebabkan karena faktor cuaca yang tak menentu seperti saat ini.
"Memang stok di lapangan sedikit sehingga terjadilah fenomena naiknya harga," sebut dia.
Selain itu, beberapa waktu lalu pemerintah pusat juga memprediksi terjadi kenaikan bahan pokok untuk komoditas bawang merah akan naik akibat pengaruh cuaca serta kebutuhan Indonesia atas komoditas bawang meningkat.
Karena permintaan yang tidak dapat terpenuhi, pedagang harus membeli dari luar daerah dengan harga yang berbeda. Secara hukum ekonomi, kata dia, ketika modal yang di keluarkan besar maka untuk mendapat keuntungan harus menjual dengan harga yang tinggi juga.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.