Ekonomi
Pemerintah Naikkan Harga Acuan Gula
Relaksasi harga diperlukan untuk menjaga ketersediaan gula di pasaran
JAKARTA--Pemerintah telah menetapkan harga acuan pembelian (HAP) gula konsumsi di tingkat konsumen naik sementara menjadi Rp 17.500 per kilogram. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan, relaksasi harga gula konsumsi ini diputuskan berlaku hingga 31 Mei 2024 untuk mengakomodasi permintaan relaksasi HAP gula karena meningkatnya harga gula sejak tingkat produsen, khususnya impor.
"Iya sudah kita lakukan relaksasi (gula) jadi Rp 17.500 sampai 31 Mei, kan gula tidka hilang kan? sekarang ada kan?" ujar Arief seusai halal bihalal dengan media di Kantor Bapanas, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2024).
Arief menjelaskan, relaksasi harga diperlukan untuk menjaga ketersediaan gula di pasaran sebelum tiba musim giling tebu dalam negeri. Sebab, harga gula dari luar terus merangkak naik sebagai dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Karena memang nilai tukar tinggi dan harga di luar emang tinggi. Tetapi ini kalau harga tinggi sebenarnya kesempatan kita produksi," ujarnya.
Kini, HAP gula di tingkat konsumen yang semula Rp 16.000 per kilogram naik menjadi Rp 17.500 per kilogram. Sementara untuk wilayah Maluku, Papua dan wilayah 3TP Tertinggal, Terluar, Terpencil dan Perbatasan ditetapkan sebesar Rp 18.500 per kilogram.
Keputusan naiknya HAP gula diambil melalui Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Gula Konsumsi lintas kementerian/lembaga dan stakeholder terkait pada Kamis, 4 April 2024 lalu yang berlaku hingga 31 Mei 2024. Kebijakan itu juga mengacu Surat Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Nomor: 1105/TS.02.02/B/11/2023 tanggal 03 November 2023 tentang Penyesuaian Harga Gula Konsumsi di Tingkat Konsumen.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan akan terus mendorong produksi gula, salah satunya di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Peningkatan produksi dilakukan untuk memasok kebutuhan nasional, sekaligus mengurangi impor.
"Hari ini kita berada di kawasan proyek strategis nasional untuk tebu, rencana kita bangun 500 ribu hektare dan ini nanti yang bisa mengurangi impor white sugar, raw sugar, dan seterusnya," kata Mentan Amran di Distrik Tanah Miring, Papua Selatan, Rabu (17/4/2024).
Amran meninjau pertanaman tebu di Kabupaten Merauke sebagai proyek strategis nasional dalam mengurangi beban impor gula yang cukup besar. Rencananya, kebun tebu tersebut akan terintegrasi dengan pabrik gula berskala besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Mentan mengatakan proyek tersebut merupakan solusi permanen dalam meningkatkan kesejahteraan petani karena ke depan Indonesia tidak perlu bergantung pada kebijakan impor. Selain itu, produksi dalam negeri akan meningkat seiring banyaknya pabrik yang berdiri di sejumlah daerah.
"Saya kira ini adalah solusi permanen untuk Indonesia. Kalau ini 500 ribu hektare jadi, ini adalah masa depan negara kita yang bisa mengurangi devisa kita yang digunakan untuk impor, juga meningkatkan kesejahteraan petani, kemudian menekan impor, kemudian kesejahteraan meningkat, devisa kita bertambah. Ini luar biasa," ujar Amran.
Menurut Amran, penugasan dan pengawalan proyek gula nasional merupakan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan produksi dalam negeri tumbuh dan berkembang pesat.
"Ini saya cek langsung di Merauke di Papua Selatan. Insya Allah ini kami dukung, pemerintah harus dukung karena ini adalah perintah bapak Presiden yang memberikan tugas untuk mengawal proyek ini, proyek strategis nasional khusus tebu," tutur Amran.
Mentan juga menargetkan Kabupaten Merauke menjadi daerah percontohan pertanian modern yang mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan indeks kesejahteraan petani.
Sebagai langkah nyata, Mentan mengatakan saat ini pemerintah tengah menggarap lahan seluas 20 ribu hektare lahan sawah dari total yang ditargetkan 500 ribu hektare. Perlahan tapi pasti, target tersebut dalam waktu dekat akan tercapai mengingat indeks pertanaman (IP) di Merauke rata-rata 2 kali dalam semusim dan bisa ditingkatkan menjadi 3 kali dalam semusim.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.