Nasional
Mengantisipasi Kemacetan Pascalongsor Tol Bocimi
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya kemacetan panjang.
SUKABUMI -- Hari Raya Idul Fitri 1445 H tinggal menghitung hari. Tugas berat sudah menanti para petugas keamanan gabungan baik dari unsur Polri, TNI, pemerintah daerah hingga relawan.
Salah satu yang menjadi perhatian pada Operasi Ketupat Lodaya 2024 adalah keamanan para pemudik saat melintasi jalur mudik lebaran, khususnya yang ada wilayah Sukabumi, Jawa Barat. Para petugas harus mencurahkan tenaga dan pikiran untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemudik dan masyarakat untuk mewujudkan "mudik ceria penuh makna", seperti slogan angkutan Lebaran 2024.
Berbagai ragam kejadian yang tidak terduga bisa saja terjadi. Apalagi di sepanjang jalur mudik Sukabumi terdapat beberapa titik rawan termasuk rawan kecelakaan lalu lintas, kemacetan hingga kejahatan yang bisa mengganggu perjalanan mudik para pemudik dari berbagai daerah baik yang hanya melintas maupun tujuannya Sukabumi.
Masalah tersebut memang selalu menjadi perhatian petugas keamanan di Kabupaten/Kota Sukabumi khususnya Polres Sukabumi dan Polres Sukabumi Kota untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas, kemacetan parah dan gangguan keamanan.
Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah dampak amblasnya Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) di KM 64-600 akibat longsor di Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, sehingga jalan tol yang seharusnya menjadi pemecah kepadatan arus lalu lintas di jalur utara Kabupaten Sukabumi (jalur penghubung Sukabumi-Bogor) tidak bisa berfungsi maksimal.
Oleh karena itu, sudah dipastikan pada musim mudik dan balik lebaran tahun ini, kendaraan akan memadati jalur utama mudik Sukabumi-Bogor. Masalah kemacetan tersebut, tentunya harus dipecahkan melalui berbagai strategi pengaturan lalu lintas.
Dampak kejadian tersebut saat ini sudah dirasakan oleh pemudik dari arah Bogor menuju Sukabumi, di jalur Cigombong-Sukabumi. Kemacetan parah terjadi dari siang hingga waktu berbuka puasa, bahkan arus lalu lintas tidak bergerak sama sekali sekitar satu jam.
Namun demikian, kerja keras para petugas gabungan patut diacungi jempol, meskipun turun hujan deras mereka tetap berjibaku mengatur arus lalu lintas agar tetap bergerak.
Mengantisipasi permasalahan tersebut, tentunya dibutuhkan strategi yang benar-benar tepat agar "horor kemacetan" di jalur utara Sukabumi tidak terjadi kembali.
Rekayasa arus lalu lintas
Amblasnya Jalan Tol Bocimi di KM 64-600, Kecamatan Ciambar yang bertepatan dengan momen arus mudik lebaran, tentunya menjadi permasalahan besar bagi para pemudik khususnya yang hanya melintas di jalur mudik Sukabumi atau Sukabumi menjadi tujuan mudik.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya kemacetan panjang, salah satunya dengan melakukan rekayasa arus lalu lintas agar arus lalu lintas tetap mengalir dan tidak terjadi penumpukan.
Rekayasa arus lalu lintas tersebut salah satunya dengan memberlakukan one way atau satu arah di jam atau waktu serta titik tertentu yang terjadi kepadatan kendaraan.
Langkah ini pun telah diuji coba oleh pihak Satlantas Polres Sukabumi di sekitar pintu keluar Tol Cigombong, di mana setiap 15 menit sekali arus lalu lintas dari arah Sukabumi menuju Bogor ditutup sementara.
Ini dilakukan agar kepadatan kendaraan yang mengarah ke Sukabumi dari Bogor bisa tetap mengalir. Tentunya pemberlakuan arus satu arah tersebut hanya dilakukan di jam-jam terjadi penumpukan kendaraan.
Selain itu, dipilihnya arah dari Sukabumi menuju Bogor yang ditutup ini dikarenakan volume kendaraan yang keluar dari Sukabumi lebih sedikit dibandingkan yang masuk.
Kemudian, memanfaatkan seluruh jalur alternatif yang ada di jalur utara Sukabumi, seperti Jalur Alternatif Tenjoayu, Nagrak-Cibadak dan lainnya. Ternyata upaya yang dilakukan pihak Polres Sukabumi berdampak positif untuk memecah kepadatan kendaraan di jalur utara sehingga tidak terjadi kemacetan panjang.
"Kami pun menempatkan personel lebih banyak di lokasi-lokasi rawan kemacetan, yang bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan dan yang bisa mengganggu arus lalu lintas seperti adanya kendaraan yang mogok atau kempis ban serta mengalami kecelakaan," kata Kasatlantas Polres Sukabumi AKP Fiekry Adi Perdana.
Pengerahan personel
Mewujudkan "mudik ceria penuh makna", ribuan personel gabungan pun telah disiagakan dan ditempatkan di pos pengamanan, pos terpadu, posko dan titik rawan.
Untuk Polres Sukabumi Kota mengerahkan 450 personel ditambah dengan TNI dan instansi terkait serta BKO Brimob Polda Jabar dengan total kekuatan pasukan pada pengamanan mudik dan balik lebaran kurang lebih sebanyak 900 personel.
Selain itu, membangun 18 pos yang terdiri dari satu pospam terpadu, 14 pospam dan tiga pos pelayanan (posyan). Ratusan personel tersebut sudah disebar ke 18 pos dan ke beberapa lokasi titik rawan.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap kerawanan maupun beberapa potensi gangguan kamtibmas yang dapat mengganggu stabilitas keamanan menjelang Hari Raya Idul Fitri maupun arus mudik dan arus balik lebaran.
Meskipun Kota Sukabumi bukan jalur utama mudik, tetapi daerah ini menjadi alternatif jika arah Puncak, Bogor pada. Biasanya untuk menghindari kemacetan, kendaraan yang menuju Bandung melalui Puncak diarahkan ke jalur Sukabumi.
Tentunya dengan bertambahnya volume kendaraan, rawan terjadi kemacetan apalagi seperti diketahui Kota Sukabumi merupakan daerah tujuan mudik. Maka dari itu, pihaknya sudah mempersiapkan segala sesuatunya agar mudik tahun ini bisa ceria dan penuh makna.
Tidak hanya itu, pos Operasi Ketupat Lodaya Polres Sukabumi Kota pun bisa dimanfaatkan oleh pemudik yang ingin mencari informasi kondisi arus lalu lintas, daerah rawan dan lainnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.