Khazanah
Banyak Mualaf Pilih Syahadat di Masjid Al Akbar Surabaya, Kok Bisa?
Sejak 2005, setidaknya ada 2.500 orang sudah menjadi mualaf.
Oleh MUHYIDDIN, DADANG KURNIA
REPUBLIKA.ID, SURABAYA -- Masjid Al Akbar Surabaya menjadi tempat yang ramai dibicarakan selama Ramadhan 1444H/2024. Kisah mengenai puluhan warga non Islam yang berikrar syahadat di masjid tersebut menjadi penyebab viralnya masjid tersebut.
Humas Masjid Al Akbar Surabaya Helmy M Noor mengungkapkan, sepanjang Ramadhan 1445 H, ada 24 mualaf yang berikrar masuk Islam di Masjid Al Akbar Surabaya. Pada hari ini, ada dua warga Kota Surabaya yang berikrar setelah melaksanakan Shalat Jumat.
"Totalnya ada 24 (yang berikrar masuk Islam di Masjid Al Akbar sepanjang Ramadhan). Tadi habis Shalat Jumat ada dua orang," kata Helmy kepada Republika, Jumat (5/4/2024).
Helmy mengungkapkan dari puluhan mualaf yang berikrar di Masjid Al Akbar Surabaya tersebut, tiga di antaranya merupakan warga negara asing (WNA). Sementara sisanya adalah warga negara Indonesia (WNI) yang berasal dari berbagai daerah. Namun demikian, Helmy menyatakan, pihaknya tidak boleh menyebarkan data lengkap dari para mualaf tersebut. "WNA-nya 3 orang dan sisanya WNI. Ngapunten (maaf), kalau data detail mualaf tidak boleh dishare," ujarnya.
Totalnya ada 24 (yang berikrar masuk Islam di Masjid Al Akbar sepanjang Ramadhan). Tadi habis Shalat Jumat ada dua orangHELMY M NOOR
Helmy pun menjelaskan mekanisme yang perlu dilewati untuk calon mualaf yang hendak berikrar di Masjid Al Akbar. Pertama, mengisi formulir yang disediakan Masjid Al Akbar Surabaya. Mengumpulkan fotocopy KTP, KK, dan KTP dari dua orang saksi.
Selanjutnya, khusus bagi mualaf laki-laki harus sudah dikhitan. Kemudian, bersedia mengikuti pembinaan sebelum dan setelah ikrar Syahadat. Helmy pun memastikan, tidak ada pungutan biaya bagi mereka yang akan berikrar masuk Islam di Masjid Al Akbar Surabaya.
Terkait proses pembinaan, kata Helmy, dilaksanakan sebanyak empat kali. Satu kali sebelum ikrar, dan tiga kali sisanya dilaksanakan setelah ikrar Syahadat. "Pembinaan satu kali sebelum ikrar dan tiga kali setelah ikrar," ujarnya.
Sampai saat ini sudah ribuan orang yang berikrar menjadi mualaf di masjid tersebut.Mereka mengucapkan syahadat karena didasari berbagai motivasi, ada yang memang ingin mendalami Islam dan ada yang masuk Islam untuk tujuan pernikahan.
Kasie Ibadah dan Dakwah Masjid Al Akbar Surabaya, Ustadz Abd Choliq Idris mengatakan, sejak 2005 lalu, setidaknya sudah ada 2.500 orang yang menjadi mualaf di Masjid Al Akbar Surabaya. "Sejauh ini sudah ada sekitar 2500-an sejak saya menangani tahun 2005. Tapi sebelumnya saat masjid ini baru diresmikan sudah ada, termasuk Cristian Gonzales itu di Al Akbar Islamnya," ujar Ustadz Choliq saat dihubungi Republika, Kamis (4/4/2024).
Cristian Gonzales merupakan pemain sepakbola ternama di Indonesia. Mantan pemain Timnas ini menjadi mualaf di Masjid Al Akbar pada 2003. Ketertarikannya pada Islam bermula dari mendengar lantunan adzan yang seperti orang bernyanyi. Pada bulan suci Ramadhan kali ini, menurut Ustadz Choliq, juga banyak masyarakat non muslim yang mengucapkan syahadat di Masjid Al akbar. Bahkan, pada awal Ramadhan ada warga negara asing yang menjadi mualaf di masjid ini.
"Selama Ramadhan ini mulai awal diawali oleh orang Australia. Sampai sekarang memasuki malam ke-23 itu sudah ada 15-20 orang yang menjadi mualaf," ucap Ustadz Choliq.
Ribuan orang yang masuk Islam tersebut sebelumnya ada yang beragama Kristen, Hindu, dan bahkan ada yang beragama agnostik. Namun, menurut Ustadz Choliq, paling banyak berasal dari agama Kristen. Sedangkan motivasinya kebanyakan untuk melangsungkan pernikahan.
"Cuma rata-rata motivasinya untuk perkawinan. Itu pun berseling, ada yang karena ikut calon suami yang Muslim dan ada juga yang ikut calon istri yang Muslimah," kata Ustadz Cholil.
Dihubungi terpisah, Kabid Imarah Masjid Al Akbar, Prof Muhibbin Zuhri menjelaskan, motivasi ribuan orang yang masuk Islam di Masjid Al Akbar tersebut bervariasi. "Jadi bervariasi ya di antaranya memang yang paling banyak mereka ingin mempelajari Islam, ada yang memang karena akademik atau banyak membaca buku, ada yang belajar Islam karena tertarik terhadap kawannya atau lingkungan sekitarnya," jelas Prof Muhibbin.
"Ada nilai-nilai baik yang dia rasa itu merupakan sumber dari ajaran yang baik, sehingga dia belajar Islam. Yang demikian itu banyak," ujar dia.
Selain itu, tambah dia, ada juga yang menjadi mualaf pada saat menjelang pernikahan dengan seorang muslimah. "Tapi, supaya kita memiliki tanggung jawab yang semestinya tentang mualaf ini, supaya tidak hanya formalitas dalam memasuki Islam, maka di situ ada pembinaan yang harus diikuti oleh mereka," kata Muhibbin.
Ida Suliyati salah satu mualaf yang mengucap ikrar syahadat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) pada Jumat pertama Bulan Ramadan 1445 H (15/3/2024).Warga Jombang, Jawa Timur, itu mengaku awal tertarik pada Islam karena di tempatnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sang majikan bernama Habibi, selalu menayangkan siaran langsung dari Makkah tentang ritual (Islam) di depan Ka'bah, setiap hari setelah subuh.
"Itu (tayangan TV) yang membuat saya tersentuh. Hampir setiap pagi, saya menyaksikan siaran langsung dari Masjidil Haram yang banyak orang melakukan ibadah, sehingga hati saya bergejolak," ujar Ida.
Ida pun mengungkapkan ketertarikannya akan Islam kepada istri majikannya. Ida juga telah memantapkan hati menjadi mualaf. "Saya kagum ketika melihat suasana di Makkah dan Madinah, saya juga sering mendengarkan shalawat, sehingga saya memutuskan untuk masuk Islam," ucap Ida.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.