Ekonomi
BUMN, Dulu Buntung Kini Untung
Erick mendorong BUMN meningkatkan jumlah dividen kepada negara hingga Rp 85,8 triliun pada 2024
JAKARTA -- Transformasi secara menyeluruh yang dilakukan BUMN telah menunjukkan hasil. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, transformasi BUMN melalui konsolidasi holdingisasi, perubahan model bisnis, hingga pengembang sumber daya manusia, berdampak besar terhadap kinerja perusahaan pelat merah.
"Kalau dulu 60 persen ketika saya masuk (2019) itu merugi, sekarang 80 persen (BUMN) sudah mayoritas semua untung," ujar Erick seusai acara BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Kamis (7/3/2024) malam.
Meski transformasi telah membuahkan hasil, Erick meminta BUMN tidak lantas berpuas diri. Pasalnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia masih akan bergejolak pada dalam dua tahun ke depan, yang mana sejumlah negara mengalami krisis, seperti Jepang dan Inggris, pun Cina dan AS yang mengalami perlambatan ekonomi.
Untuk itu, Erick mendorong BUMN meningkatkan jumlah dividen kepada negara hingga Rp 85,8 triliun pada 2024 atau naik dari periode 2023 yang mencapai Rp 82,1 triliun.
"Apakah dividen cukup? Tidak, negara membutuhkan lebih, karena itu, saya (kemarin) sore hari tadi bertemu para dirut mengingatkan tahun depan dividennya harus naik lagi Rp 85 triliun," ucap mantan presiden Inter Milan tersebut.
Erick memproyeksikan kontribusi dividen terbesar masih akan berasal dari sejumlah sektor vital, seperti BUMN yang bergerak di sektor perbankan, pertambangan, telekomunikasi, hingga energi. Namun, Erick menyebut kontribusi BUMN lain pun mulai mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
"Yang menarik, (BUMN) yang kecil-kecil di bawahnya pun mulai kontribusi ke dividen, memang secara konsolidasi tidak berbeda, tapi yang tumbuh di bawahnya akan lebih banyak, makanya dividen bisa naik," kata Erick.
Dengan begitu, Erick menegaskan transformasi tetap menjadi sebuah keharusan. Erick pun telah membuat blue print atau cetak biru BUMN 2024-2034 untuk menjaga keberlanjutan tren positif BUMN.
"Kita tentu juga mau menjadi bagian dalam perubahan ekonomi hijau yang akan menjadi tantangan. Apakah kita akan berdiam diri menjadi negara importir BBM terbesar dunia. Dengan cetak biru, kita harus bisa berkontribusi melalui bio ethanol untuk menekan impor BBM hingga polusi udara," kata Erick.
Selain itu, Erick mengatakan BUMN juga terus mendorong pengembangan infrastruktur, industri kendaraan listrik, hingga adaptif terhadap perkembangan teknologi. Erick menyebut BUMN juga menjadi bagian penting dalam percepatan transformasi digital dan keterpaduan layanan digital nasional melalui Peruri sebagai Badan Teknologi Pemerintah atau GovTech Indonesia.
"BUMN jadi komponen terpenting dalam GovTech yang saat ini sangat dibutuhkan Indonesia. Dengan GovTech, Cina mampu menekan kemiskinan dari 10 persen menjadi di bawah satu persen, India yang tadinya membangun perlu 40 tahun kini cukup 10 tahun, PDB Slovenia bisa naik 10 kali lipat dengan GovTech," kata Erick.
Erick dalam kesempatan itu mengingatkan bahwa BUMN tidak boleh menjadi 'menara gading'. BUMN harus mendukung keseimbangan usaha terhadap sektor swasta dan UMKM. Oleh karena itu, Erick menilai BUMN harus fokus pada bisnis inti masing-masing agar tidak mematikan usaha swasta dan UMKM.
"Tidak perlu di semua lini (bisnis), BUMN ada, tetapi untuk lini-lini penting seperti vaksin, energi, perkebunanan untuk ketersediaan pangan, bandara, pelabuhan, dan kereta, saya rasa masih diperlukan," ujar Erick.
Erick tak ingin BUMN bersifat palugada yang tidak selaras dengan core business. Erick mencontohkan BUMN dari berbagai sektor industri yang memiliki hotel. Erick menyebut hal ini di luar kompetensi dan keahlian BUMN tersebut, sehingga tidak memberikan kontribusi yang optimal bagi perusahaan. "Sejarahnya kan dulu setiap BUMN punya hotel," ujar Erick.
Oleh karena itu, Erick telah membentuk holding hotel BUMN di bawah naungan PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Erick mengalihkan hotel-hotel BUMN dalam satu konsolidasi agar lebih efisien dan profesional.
"Makanya kita jadikan satu dari 128 hotel, sekarang sudah kita konsolidasikan menjadi 23 dan dibagi beberapa kategori, dari bintang tiga hingga bintang lima, ini yang akan kita cari mitra ke depan," kata Erick.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.