Pedagang beraktivitas di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (16/12/2023). | Republika/Thoudy Badai

Ekonomi

Konsumen Terpaksa Beli Cabai Busuk karena Harga Makin Mahal

Konsumen membeli cabai busuk sebagai campuran cabai segar.

INDRAMAYU – Harga cabai terus mengalami kenaikan di sejumlah daerah. Saking mahalnya harga cabai, sejumlah konsumen disebut rela membeli cabai yang sudah busuk.

Kenaikan harga cabai salah satunya terpantau di sejumlah pasar tradisional Karangampel di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kenaikan harga cabai bahkan sudah terjadi secara bertahap sejak sebulan terakhir ini.

Untuk cabai rawit merah, harganya kini mencapai Rp 90 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga cabai rawit merah masih ada di kisaran Rp 60 ribu per kilogram. Tak hanya cabai rawit merah, harga cabai merah juga mengalami kenaikan tinggi hingga menjadi Rp 90 ribu per kilogram.

Minimnya stok dari para petani akibat gagal panen disebut menjadi penyebab naiknya harga cabai di pasaran. "Sudah lama naiknya, hampir satu bulan ini, gara-gara stoknya lagi kosong,’’ kata salah satu pedagang di Pasar Karangampel, Sri Taweniyah, Senin (26/2/2024).

Mahalnya harga cabai pun membuat konsumen mengurangi pembelian mereka. Akibatnya, cabai milik pedagang menjadi lambat terjual hingga membusuk.

photo
Pedagang cabai melayani pembeli di Pasar Flamboyan, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (12/1/2024). - (ANTARA FOTO/Jessica Wuysang)

Meski demikian, sejumlah konsumen malah memilih membeli cabai busuk karena harganya yang lebih murah. Mereka membeli cabai busuk itu sebagai campuran cabai segar yang kualitasnya masih bagus.

"Sedikit-sedikit masih laku cabai yang busuk itu karena (cabai segar) harganya kan mahal. Pembeli, ya, dipilih-pilih (cabai busuk yang masih bisa dikonsumsi),’’ katanya.

Selain cabai, lanjut Sri, kenaikan harga pun terjadi pada tomat dan bawang merah. Saat ini, tomat mencapai Rp 14 ribu per kilogram dan bawang merah Rp 32 ribu per kilogram. Sri berharap pemerintah bisa segera mengatasi tingginya harga komoditas sayuran di pasaran, apalagi, menjelang bulan puasa, permintaan dari para konsumen akan meningkat.

Di daerah lainnya, harga cabai rawit di Pasar Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami kenaikan dari Rp 80 ribu per kilogram menjadi Rp 100 ribu per kilogram. Kenaikan harga cabai rawit tersebut terjadi pada pekan keempat Februari 2024, salah satu penyebabnya karena berkurangnya pasokan dari petani lokal di daerah tersebut.

"Salah satu penyebab kenaikan harga cabai karena pasokan dari petani ke pasar berkurang," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan Kapuas Hulu Agustinus Sargito.

Selain cabai rawit, cabai merah keriting juga mengalami kenaikan harga dari Rp 70 ribu menjadi Rp 90 ribu per kilogram. Sedangkan, barang lain, seperti beras premium dari luar Kapuas Hulu, juga mengalami kenaikan harga setelah terdampak kenaikan harga secara nasional, di kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram.

Akan tetapi, beras premium lokal dari pekan ketiga Februari 2024 sampai saat ini mengalami penurunan harga dari Rp 26 ribu per kilogram turun menjadi Rp 24 ribu. "Tidak terlalu signifikan, kenaikan harga berapa barang masih sebatas wajar dan terkendali," ujarnya pula.

Meskipun demikian, Sargito mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan memonitor ketersediaan dan harga sembako, terutama menjelang bulan Ramadhan. "Pemantauan dan pengawasan secara rutin kami lakukan dan sampai saat ini ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat masih terpenuhi. Meskipun ada beberapa harga barang naik, tapi ada juga yang turun," kata Sargito.

photo
Harga cabai merah besar di Solo tembus 90 ribu per kg, Jumat (23/2/2024). - (Republika/Alfian Choir)

Zul, salah satu pedagang cabai, mengatakan, harga cabai rawit memang terpengaruh oleh berkurangnya pasokan dari petani lokal. Biasanya, ada petani yang menjual hasil kebun ke pasar dan ditampung oleh pedagang.

"Kemungkinan faktor alam dan bisa juga ada pembeli dari luar datang ke petani langsung, sehingga kita sekarang membeli dari pengepul dari luar itu juga salah satu penyebab kenaikan harga cabai," katanya lagi.

Sedangkan, untuk barang-barang lain, kata Zul terdampak kenaikan secara nasional, terutama beras. "Terkadang kami juga serbasalah menjual barang karena modal kami juga sudah mahal, apalagi cabai," kata Zul.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengakui, saat ini harga bahan pokok di pasar mengalami fluktuasi. Dalam pantauan yang dilakukan Kemendag ke beberapa pasar, kenaikan terjadi karena permintaan meningkat yang tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan.

"Saya, Pak Menteri, dan seluruh jajaran, saya pikir setiap hari kita mengecek beras, tidak hanya beras seluruh bahan pokok penting. Memang ada fluktuasi harga," ujar Jerry di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (26/2/2024).

Kendati begitu, Jerry memastikan upaya pemerintah untuk mengendalikan harga beras dan bahan pokok lainnya. Jerry memastikan pemerintah saat ini mengupayakan ketersediaan beras aman dan harga tetap terkendali. Salah satunya, pemerintah terus meningkatkan distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) memastikan pasokan beras tersedia di pasar dengan harga terjangkau bagi masyarakat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Harga Cabai Tembus Rp 120 Ribu per Kg

Cabai menjadi komoditas yang harganya naik drastis pada tiga pekan menjelang puasa Ramadhan.

SELENGKAPNYA