Ekonomi
BCA Salurkan Kredit Berkelanjutan Rp 202,6 Triliun
Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir empat kali lipat.
JAKARTA -- PT Bank Central Asia (BCA) Tbk atau BBCA mencatat penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan tumbuh 10,6 persen secara tahunan pada 2023. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, penyaluran kredit sektor tersebut per Desember 2023 mencapai Rp 202,6 triliun.
"Jumlah tersebut di atas target pertumbuhan sembilan persen dan berkontribusi 24,8 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA," kata Jahja dalam konferensi pers secara daring, Kamis (25/1/2024).
Dia menjelaskan, capaian tersebut salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik hampir empat kali lipat secara tahunan. Kredit kendaraan bermotor listrik yang disalurkan BCA mencapai Rp 1,3 triliun.
Sebagai bentuk diversifikasi pembiayaan berkelanjutan, Jahja memastikan, BCA juga berinvestasi pada obligasi atau sukuk hijau. "Investasi ini sebesar Rp 1,6 triliun atau naik 332 persen secara tahunan," tutur Jahja.
Dia menegaskan, komitmen BCA mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) diperkuat melalui inisiatif perhitungan carbon footprint, khususnya yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional perseroan sebagai basis untuk upaya penurunan emisi karbon.
Sepanjang 2023, BCA diestimasikan telah mengurangi emisi sekitar 3.000 ton CO2. "Ini dilakukan melalui pengolahan 588 ton limbah operasional, digital banking, hingga implementasi gedung ramah lingkungan,” ujar Jahja.
Secara keseluruhan, BCA dan entitas anak menutup 2023 dengan pertumbuhan total kredit 13,9 persen secara tahunan. Menurut Jahja, pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata industri.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan dari pemerintah dan Otoritas sehingga BCA mampu melewati 2023 dengan kinerja solid," kata Jahja.
Peningkatan volume kredit BCA tumbuh dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Per Desember 2023, kredit korporasi tumbuh 15 persen secara tahunan mencapai Rp 368,7 triliun. Sedangkan kredit komersial naik 7,5 persen secara tahunan mencapai Rp 126,8 triliun.
Sejak menembus level Rp 100 triliun pada Mei 2023, kredit UKM terus bertumbuh mencapai Rp 107,9 triliun pada akhir tahun 2023, atau naik 16,0 persen (yoy). Pertumbuhan kredit UKM tersebut menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis.
BCA juga mencatat new booking KPR dan kredit kendaraan bermotor naik masing-masing 2,3 dan 2,6 kali lipat dalam tiga tahun terakhir. "Pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR meningkat 11,7 persen secara tahunan menjadi Rp 121,8 triliun dan KKB naik 20,8 persen secara tahunan mencapai Rp 56,9 triliun per Desember 2023," ungkap Jahja.
Jahja menyebut terdapat tantangan berupa tekanan inflasi global dan peningkatan tensi geopolitik. Meskipun begitu, Jahja melihat perekonomian domestik tetap tangguh dan stabil.
Selaras dengan peningkatan kredit, Jahja mengatakan, rasio loan to deposit (LDR) meningkat hingga 70 persen dibandingkan dengan posisi terendah saat pandemi sebesar 62 persen. Dari sisi profitabilitas, laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 19,4 persen secara tahunan mencapai Rp 48,6 triliun sepanjang 2023.
"Kenaikan ini ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah," ucap Jahja.
Terkait kinerja kredit perbankan, Bank Indonesia (BI) sebelumnya melaporkan hasil survei perbankan kuartal IV 2023. Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan survei tersebut menunjukkan penyaluran kredit baru pada kuartal IV 2023 terindikasi meningkat.
“Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 96,1 persen. lebih tinggi dibandingkan 95,4 persen pada kuartal sebelumnya,” kata Erwin.
Dia menjelaskan, peningkatan tersebut terutama pada kredit investasi dan kredit modal kerja. Pada kuartal I 2024, penyaluran kredit baru diprakirakan melambat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 44,6 persen.
Standar penyaluran kredit pada kuartal IV 2023 sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,3 persen.
“Kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat, antara lain pada aspek agunan, plafon kredit, dan persyaratan administrasi. Di sisi lain, suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diprakirakan tetap longgar,” ujar Erwin.
Dia menambahkan, hasil survei menunjukkan responden tetap optimistis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2024 sebesar 10,8 persen secara tahunan.
“Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit,” tutur Erwin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.