Gaya Hidup
Lelaki, Jangan Gengsi Mari Kenali Gejala-Gejala Depresi
Depresi pada pria seringkali tidak terdiagnosis atau bahkan tersembunyi.
Depresi adalah masalah serius yang dapat memengaruhi siapa pun, tanpa memandang gender. Meskipun statistik menunjukkan bahwa wanita lebih cenderung mengalami depresi, kenyataannya pria juga rentan terhadap kondisi ini. Pemahaman akan tanda dan gejala depresi pada pria menjadi kunci untuk mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan mental ini dengan efektif.
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), depresi memang tampak lebih umum pada wanita. Tetapi, fakta bahwa pria mungkin kurang terwakili dalam statistik tersebut menunjukkan, depresi pada pria sering kali tidak terdiagnosis, bahkan tersembunyi.
Gejala Fisik
Dilansir Healthline pada Senin (27/11/2023), pria mungkin pertama kali menyadari efek fisik depresi pada diri mereka. Meskipun depresi sering dianggap sebagai masalah kesehatan mental, dampaknya dapat termanifestasi pada tubuh. Beberapa tanda fisik yang umum terkait depresi pada pria meliputi:
- Sesak dada
- Masalah pencernaan, seperti gas, diare, dan sembelit
- Disfungsi ereksi dan masalah seksual lainnya
- Sakit kepala
- Masalah hormonal seperti testosteron rendah
- Nyeri
- Jantung berdebar kencang atau jantung berdebar-debar
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan (atau kadang penambahan berat badan)
Gejala Mental
Gejala mental depresi pada pria mungkin muncul dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan jenis kelamin lain membuat deteksi menjadi lebih sulit. Beberapa gejala mental umum depresi pada pria melibatkan:
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
- Masalah memori
- Pola pikir obsesif-kompulsif
- Pikiran yang berlari-lari tanpa henti
- Masalah tidur, seperti kesulitan tertidur atau tetap tidur
- Pikiran untuk bunuh diri
Gejala Emosional
Selain kesedihan, depresi pada pria juga dapat mengekspresikan diri dalam bentuk gejala emosional. Beberapa di antaranya mencakup:
- Agitasi
- Agresi
- Amarah
- Penarikan emosional dari teman, keluarga, dan kolega
- Keputusasaan
- Kehilangan minat pada keluarga, komunitas, hobi, dan pekerjaan
- Kehilangan libido
- Kegelisahan
Tanda-tanda Perilaku
Perilaku juga dapat menjadi indikator depresi pada pria. Karena beberapa pria mungkin enggan membicarakan emosi mereka, gejala perilaku sering kali menjadi yang paling terlihat oleh orang lain. Beberapa gejala perilaku depresi pada pria melibatkan:
- Kesulitan memenuhi tanggung jawab pekerjaan, keluarga, dan pribadi
- Penyalahgunaan narkoba
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Terlibat dalam aktivitas berisiko, seperti mengemudi sembarangan atau berhubungan seks tanpa kondom
- Isolasi sosial
- Upaya bunuh diri
Mengapa Tidak Terdiagnosis?
Meskipun kesadaran tentang kesehatan mental semakin meningkat, stigma budaya dan sosial seputar depresi masih ada, terutama di kalangan pria. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan depresi pada pria tidak terdiagnosis meliputi:
- Norma sosial yang mendesak pria untuk menahan emosi mereka
- Kurangnya pemahaman tentang tanda-tanda depresi yang mungkin dialami pria
- Ketidakmampuan atau ketakutan untuk membicarakan pengalaman depresi karena takut akan penilaian orang lain
- Kebiasaan menyibukkan diri dengan pekerjaan atau aktivitas lain sebagai bentuk menghindari menghadapi depresi
Mengatasi Depresi pada Pria
Mengenali tanda dan gejala depresi pada pria adalah langkah pertama menuju perawatan yang efektif. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mungkin mengalami depresi, penting untuk mencari bantuan profesional. Pengobatan depresi dapat melibatkan terapi bicara, pengobatan, atau kombinasi keduanya.
Penting untuk dicatat bahwa pilihan perawatan dapat bervariasi bergantung pada tingkat keparahan depresi. Terapis mungkin merekomendasikan jenis terapi tertentu, seperti terapi perilaku kognitif, terapi antarpribadi, terapi pemecahan masalah, atau terapi psikodinamik.
Dalam beberapa kasus yang lebih parah, pengobatan seperti antidepresan dapat diresepkan untuk membantu meredakan gejala depresi. Meskipun demikian, pengobatan ini sering memerlukan waktu sebelum memberikan perubahan nyata pada kesejahteraan seseorang.
Stigma budaya dan sosial seputar depresi masih ada, terutama di kalangan pria.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kesehatan Mental tak Kalah Penting Dibanding Kebugaran Fisik
Konflik di tempat kerja adalah penyebab utama stres.
SELENGKAPNYADeretan Aplikasi Meditasi untuk Jaga Kesehatan Mental Kita
Aplikasi Balance menawarkan meditasi getaran untuk penyandang tunarungu.
SELENGKAPNYA