Koleksi Toba Tenun | Instagram/Tobatenun

Gaya Hidup

Inspirasi Masa Panen Tanah Karo di JFW 2024

Tobatenun ingin mendobrak batas seni tradisional dan kontemporer yang seringkali terkotak-kotak.

Tobatenun siap memperkenalkan desain perpaduan busana tradisional dan kontemporernya yang diberi tema "Masa Rani" ke dalam gelaran Jakarta Fashion Week 2024 yang berlangsung pekan ini. Pendiri dan CEO Tobatenun, Kerri na Basaria, mengatakan sebagai keikutsertaan pertama kalinya dalam ajang fesyen besar kali ini, Tobatenun ingin mendobrak batas seni tradisional dan kontemporer yang sering kali terkotak-kotak.

"Menurut saya, ini perkenalan yang bagus tidak sebagai jualan kain, tetapi juga berkompetisi dengan desain yang kreatif dan membawa lebih ke ranah tradisionalnya. Karena kadang seni tradisional dan kontemporer ada batas jadi kita ingin breaking barier," kata Kerri dalam jumpa media di Jakarta, Senin.

Dalam pamerannya di JFW 2024, Tobatenun akan mengenalkan desain "Masa Rani" yang terinspirasi dari masa panen di tanah Karo, Sumatra Utara dan rumah adat Karo Siwalu Jabu. Tobatenun juga mencoba merevitalisasi kain tradisional Karo yaitu Uis, Beka Buluh, dan Jungkit Siwa sebagai motif yang akan digunakan pada desainnya kali ini.

photo
Koleksi dari Toba Tenun - (Instagram/Toba Tenun )

"Motif kain beka buluh mengambil teknik sulamnya dan teknik salur dan itu yang kita kembangkan dan disederhanakan, karena salur universal dan modern jadi kita memperlihatkan bahwa motif garis-garis model tradisional bisa di mix dengan modern," kata Kerri.

Uis Nipes yang direvitalisasi oleh Tobatenun biasanya dipakai sebagai bawahan pengantin wanita Karo, dan sebagai selendang pada acara penting. Kain ini juga dipercaya secara tradisional harus memiliki warna merah, tetapi Tobatenun membuatnya agar bisa dipakai saat acara formal ataupun santai dengan memakai warna Sunkiss Coral yang lebih memperlihatkan warna ungu dan kuning.

Sementara kain beka buluh, biasanya dipakai di pundak untuk laki-laki dan kain jungkit siwa dipakai sebagai selendang. Ketiga kain ini ukurannya yang lebih pendek dari kain ulos biasa.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mengenal Budaya Batak Toba di Huta Siallagan

Wisatawan yang mengunjungi Huta Siallagan kini lebih mudah dalam memahami sejarah di desa tersebut.

SELENGKAPNYA