Medika
Terancamnya Kesehatan Kita karena Karhutla
Secara teoritis, ada efek jangka panjang kalau kebakaran hutan ini terjadi cukup lama dan paparannya cukup tinggi.
Kabut asap kembali melanda Riau, khususnya Kota Pekanbaru, sejak beberapa hari belakangan. Hal itu disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan di beberapa titik, seperti Pelalawan dan Indragiri Hilir, termasuk dari provinsi tetangga.
Dokter spesialis anak RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat, Dr dr Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) mengatakan, asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memiliki banyak partikel, terutama partikel organik dan gas berbahaya.
Ketika gas berbahaya seperti karbon monoksida, karbon dioksida, serta bahan organik yang mudah terbakar, seperti formaldehida dan acrolein itu dihirup dalam jumlah banyak, bisa berbahaya untuk saluran pernapasan. Dia menjelaskan, ada banyak dampak yang terjadi pada anak yang menghirup asap karhutla. “Dampak yang bisa kita amati ketika anak terpajan dari asap karhutla itu bisa mengenai beberapa jenis organ,” ujar dr Nastiti saat dihubungi Republika, Selasa (3/10/2023).
Pertama, ketika asap karhutla mengenai mata, akan terjadi iritasi mata. Mata anak menjadi merah, pedih, dan berair.
Kedua, ketika asap karhutla terhirup oleh anak, akan menyebabkan dampak pada saluran pernapasan, yaitu iritasi saluran pernapasan. Selain itu, asap karhutla yang berbahaya tadi masuk ke dalam saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi pernapasan.
Dr Nastiti kemudian menjelaskan, adanya asap yang terhirup ke paru-paru itu bisa menyebabkan sesak napas, batuk, rasa panas, atau terbakar pada saluran napas, nyeri dada. Selain itu, juga bisa berbahaya pada orang yang memiliki penyakit sebelumnya, terutama penyakit paru-paru dan jantung.
Demikian juga penyakit-penyakit yang memiliki kerentanan terhadap saluran napas, misalnya asma. Dia mengungkapkan, ketika terpapar oleh asap yang berlebih dari karhutla, anak yang mempunyai asma atau bahkan orang dewasa sebelumnya yang mempunyai asma bisa tercetus serangan asma sampai timbul sesak napas, bahkan bisa mengancam jiwa.
“Lalu, kaitannya dengan infeksi, bagaimana karhutla ini bisa menyebabkan penyakit-penyakit infeksi yang mungkin kalau kita baca banyak dikaitkan dengan penyakit infeksi, seperti influenza, bahkan pada jangka panjang bisa menimbulkan penyakit tuberkulosis,” kata dr Nastiti.
Saluran napas manusia, Nastiti melanjutkan, memiliki suatu sistem yang disebut dengan pertahanan saluran napas. Menurut dia, kalau dilihat di mikroskop, ada semacam pasukan-pasukan di dalam epitel saluran napas yang berfungsi untuk menghalau atau mencegah masuknya partikel-partikel yang tidak diinginkan.
Fungsi lainnya juga supaya partikel-partikel tersebut jika ke saluran napas, ia tidak sampai ke paru-paru karena bisa membahayakan. Namun, ketika terjadi karhutla yang menyebabkan asap berbahaya ini terhirup, asap-asap itu dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pertahanan mukosa di saluran napas.
“Dengan rusaknya sistem pertahanan mukosa di saluran napas yang tadinya fungsinya untuk menghalau kuman, virus, bakteri, maka itu menjadi hilang fungsinya atau menurun fungsinya. Sehingga mereka yang terpapar asap dalam waktu yang lama bisa meningkatkan kerentanan terhadap infeksi sehingga dia mudah terkena infeksi, terutama infeksi yang masuk atau menular melalui saluran napas,” ujar Nastiti.
Secara teoritis, ada efek jangka panjang kalau kebakaran hutan ini terjadi cukup lama dan paparannya cukup tinggi. Misalnya, mungkin nanti menghirup asap karhutla jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker.
“Memang itu tidak akan terjadi dalam jangka pendek, tapi kalau itu terus berlangsung dalam waktu yang lama atau menahun, bisa meningkatkan risiko kanker apabila terpapar asap dalam jumlah besar dan berlangsung lama,” katanya.
Lebih lanjut, Nastiti menjelaskan, perkembangan anak tidak sama dengan orang dewasa yang sudah selesai pertumbuhan dan perkembangannya. Anak masih dalam tumbuh kembang sehingga diameter atau ukuran kaliber saluran napas anak masih kecil.
Menghirup udara yang kotor atau tidak bersih sedikit saja bisa menimbulkan masalah yang cukup berat bagi mereka. Di antaranya, pneumonia, kambuhnya asma, atau penyakit jantung paru lainnya sehingga bisa juga menimbulkan bahaya atau mengancam jiwa.
Mitigasi Dampak Karhutla
Menurut Nastiti, cara yang paling baik untuk mengatasi atau meminimalisasi dampak dari karhutla adalah menghentikan kebakaran hutan. “Tetapi, itu di luar kuasa kita ya,” ujarnya.
Pertama, dia mengungkapkan, kalau bisa mengurangi pajanan asap karhutla dengan tetap berada di dalam ruangan yang pintu dan jendelanya tertutup. Nyalakan AC dengan recirculate mode, lalu filternya harus diganti.
Ketika anak berada di ruang di dalam rumah, ventilasi atau tempat-tempat masuknya udara harus ditutup sehingga debu tidak masuk ke dalam rumah. Kemudian juga ketika anak tetap tinggal di dalam rumah rumah, sebisa mungkin di dalam rumah juga tidak ada asap-asap yang menambah beban saluran napas.
Misalnya, memasak menggunakan briket arang atau menggunakan kayu bakar, atau merokok di rumah, atau membakar obat nyamuk, dan seterusnya. “Itu malah menyebabkan saluran napas anak menjadi terganggu karena asap yang dihasilkan di dalam rumah,” kata Nastiti.
Selain mengurangi aktivitas bermain di luar ruangan, hal kedua yang dapat dilakukan adalah boleh dilakukan pemasangan humidifier karena di luar rumah sudah terkontaminasi. Ketiga, anak jangan melakukan aktivitas berat.
Karena, aktivitas berat membuat relatif kebutuhan oksigen anak meningkat sehingga dapat timbul sesak napas. “Ketika udara kurang baik, kemudian aktivitasnya meningkat sehingga kebutuhan oksigennya meningkat, anak bisa mengalami sesak napas,” ujarnya.
Keempat, sebisa mungkin gunakan masker kalau harus ke luar rumah. Nastiti menyampaikan, meskipun masker tidak bisa 100 persen menghalangi atau mencegah masuknya partikel halus yang ada di udara, paling tidak ia bisa mencegah partikel-partikel yang ukurannya lebih besar masuk ke tubuh.
Saat ini, masker untuk anak sudah mudah didapatkan. Itu dapat membantu mengurangi paparan asap karhutla. Kelima, di dalam rumah anak sebaiknya minum yang cukup banyak, konsumsi makanan bergizi dan vitamin.
Obat-obat penting juga harus disediakan untuk anak, misalnya ketika anak mengalami gangguan seperti demam atau diare. “Jangan lupa untuk meminimalisasi penyakit infeksi yang timbul pada saluran napas," kata dia mengingatkan.
Menurut Nastiti, anak juga harus melengkapi imunisasi, karena banyak imunisasi yang melindungi anak dari penyakit-penyakit menular yang bisa menyebabkan radang paru atau pneumonia pada anak. Jangan lupa juga untuk terus makanan-makanan yang bergizi, bayi yang ASI tetap dilanjutkan ASI-nya, dan terapkan pola hidup bersih sehat, seperti cuci tangan, dan hindari merokok.
Menghirup udara yang kotor atau tidak bersih sedikit saja bisa menimbulkan masalah yang cukup berat bagi anak.DR NASTITI KASWANDANI SP(A)K, Dokter Spesialis Anak RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kemarau Belum Usai, Karhutla Makin Marak
Ratusan kebakaran huan dan lahan terjadi di Jawa Barat.
SELENGKAPNYATitik Panas Karhutla Meningkat Signifikan
Jumlah titik panas melonjak hingga tiga kali lipat dari tahun lalu.
SELENGKAPNYAKarhutla di Indonesia dari Ujung ke Ujung
Kualitas udara mulai memburuk akibat karhutla.
SELENGKAPNYA