Geni
Eras Tour, Terlaris Sepanjang Masa
Pemegang rekor sebelumnya adalah tur Farewell Yellow Brick Road dari Elton John.
Konser The Eras Tour Taylor Swift resmi menjadi konser musik terlaris di industri sejauh ini. Menurut data survei Agustus 2023, dari firma riset QuestionPro, tur tersebut dapat menghasilkan 2,2 miliar dolar AS hanya dari penjualan tiket Amerika Utara. Angka itu mewakili penjualan tiket utama untuk pertunjukan Amerika Serikat (AS) yang baru saja diselesaikan Swift di Los Angeles, ditambah di Amerika Utara yang akan datang tahun depan.
Perkiraan total terbaru menjadi gambaran dari permintaan luar biasa untuk hiburan yang membantu meningkatkan perekonomian. Terlebih, pertunjukan bintang Swift yang mampu memengaruhi ekonomi lokal AS.
Harga rata-rata tiket pra-penjualan dan penjualan pertama adalah 455,78 dolar AS dan Swift memiliki total 68 pertunjukan di Amerika Utara. Survei ini tidak memperhitungkan, apakah responden membeli satu tiket atau beberapa tiket.
Namun, dengan pencapaian 2,2 miliar dolar AS, itu menjadikan The Eras Tour sebagai tur dengan pendapatan kotor tertinggi yang pernah ada. Pemegang rekor sebelumnya adalah tur Farewell Yellow Brick Road dari Elton John, yang meraup lebih dari 887 juta dolar AS dari 2018 hingga 2023.
“Kita berbicara tentang artis pop global yang menghadapi permintaan yang hampir tak terbatas untuk tiket tersebut,” kata direktur program bisnis musik di New York University Steinhardt Larry Miller, dilansir CNN, Jumat (18/8/2023).
Penonton konser yang berpartisipasi dalam jajak pendapat QuestionPro berjumlah 862 orang memerinci pengeluaran pada hari konser. Mereka menghabiskan rata-rata 291,62 dolar AS (Rp 4,4 juta), masing-masing untuk pakaian, 214,80 dolar AS (Rp 3,2 juta) untuk barang dagangan, dan 131,48 dolar AS (Rp 2 juta) untuk makanan dan minuman.
Fenomena Ekonomi
Direktur pemasaran pertumbuhan di SeatGeek, Chris Leyden, mengatakan The Eras Tour Taylor Swift menulis ulang pedoman ekonomi hiburan. "Dia bukan hanya seorang artis, dia adalah fenomena ekonomi," kata Leyden.
Harga jual rata-rata tiket Eras adalah 1.607 dolar AS (Rp 24 juta), naik 741 persen dari tur Reputation pada tahun 2018, ketika harga tiket rata-rata penjualan kembali adalah 191 dolar AS (Rp 2,9 juta). Swift menyelesaikan pertunjukan Eras AS terakhirnya tahun ini di Los Angeles pada bulan Agustus, lalu melanjutkan tur Amerika Latinnya. Sejauh ini dampak ekonomi dari tur blockbuster Swift pun sangat luas.
Awal bulan ini, pengemudi truk untuk tur masing-masing diberi cek senilai 100 ribu dolar AS (Rp 1,5 miliar) oleh salah satu kepala perusahaan angkutan truk. Bank makanan di seluruh negeri mengatakan bahwa mereka juga menerima sumbangan besar dari dampak tur Swift.
"Donasi Taylor Swift tentu saja membantu pada saat kami melihat kebutuhan untuk mendaki," kata juru bicara Arizona Food Bank Network, Terri Shoemaker. Pengecer juga melihat peningkatan pembeli dari penonton konser yang mencari pakaian sesuai dengan tema Eras Tour Swift.
Toko-toko memasarkan pakaian yang menampilkan segala sesuatu, mulai dari sundress dan sepatu bot metalik hingga gaun panjang yang romantis dan berangin untuk penampilan konser.
Perilisan Album
View this post on Instagram
Penyanyi solo Taylor Swift juga akan merilis kembali album lamanya bertajuk “1989 (Taylor’s Version)” pada 27 Oktober 2023 mendatang, di tengah aktivitasnya untuk tur dunia "The Eras Tour". “Kejutan!! ‘1989 (Taylor’s Version)’ sedang dalam perjalanan menuju kalian! Album '1989' mengubah hidup saya dalam banyak cara, dan itu membuat saya sangat bersemangat,” tulis Taylor melalui akun Twitter miliknya, beberapa waktu lalu.
Album “1989” awalnya, dirilis pada 2014 di bawah label Big Machine Records (BMR). Namun, Taylor mengalami perselisihan dengan label lamanya tersebut, antara lain soal hak cipta dan penjualan karya-karyanya tanpa sepengetahuan sang penyanyi. Oleh sebab itu, Taylor memutuskan untuk merekam lagu-lagu miliknya dari album yang dirilis di bawah label BMR.
Untuk album yang direkam ulang, Taylor menambahkan kalimat “Taylor’s Version” sebagai penanda bahwa karya miliknya secara resmi sudah sepenuhnya menjadi miliknya kembali. “Sejujurnya, ini adalah rekaman ulang paling FAVORIT saya yang pernah saya lakukan karena lima lagu 'From The Vault' sangat gila,” Taylor Swift melanjutkan cuitannya.
From The Vault merupakan istilah untuk lagu-lagu Swift yang belum sempat dirilis. Oleh sebab itu, dalam beberapa album rekaman ulang miliknya, Swift juga menambahkan lagu “From The Vault” tersebut.
Swift pun dengan senang hati akan memasukkan lagu-lagu yang belum sempat dirilisnya tersebut dalam album “1989 (Taylor’s Swift)”, yang akan rilis dua bulan lagi. Dia sudah membuka prapemesanan albumnya tersebut melalui laman resmi miliknya.
Taylor Swift bukan hanya seorang artis, dia adalah fenomena ekonomi.CHRIS LEYDEN, Direktur pemasaran pertumbuhan di SeatGeek.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.