Internasional
Politikus AS Terbelah Soal Bom Curah untuk Ukraina
Politikus Partai Demokrat menentang penggunaan bom curah.
WASHINGTON -- Penolakan terhadap rencana Amerika Serikat (AS) mengirimkan cluster bomb alias bom curah ke Ukraina untuk membantu melawan Rusia terus mendapat sorotan. Tak hanya di luar negeri, di dalam negeri juga hal itu mendapat penentangan.
Senator Demokrat Amerika Serikat (AS) Tim Kaine dan Perwakilan Barbara Lee menyampaikan keprihatinan atas keputusan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mengirim bom curah ke Ukraina guna memerangi invasi Rusia. Amerika Serikat akan memasok Kiev dengan bom yang dilarang secara luas sebagai bagian dari paket keamanan baru senilai 800 juta dolar AS.
Kaine mengatakan, dia memiliki beberapa keraguan nyata tentang keputusan AS untuk mengirim bom curah ke Ukraina. Karena dapat menginspirasi negara lain untuk menghindari konvensi internasional yang melarang amunisi. "Itu bisa memberi lampu hijau kepada negara lain untuk melakukan sesuatu yang berbeda juga," kata Kaine kepada Fox News, Ahad (9/7/2023) waktu setempat.
Namun di sisi lain, Kaine menghargai keputusan Biden yang berani mengambil risiko. Dia menambahkan, Kiev telah memberikan jaminan yang ditegaskan oleh Gedung Putih.
"Mereka tidak akan menggunakan amunisi ini untuk melawan warga sipil Rusia," kata Kaine, yang duduk di Komite Angkatan Bersenjata Senat, tentang potensi penggunaan bom tersebut oleh Ukraina.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan, dalam jaminan tertulisnya Ukraina mengatakan tidak akan menggunakan bom curah di Rusia atau di daerah berpenduduk.
Bom curah telah dilarang oleh lebih dari 100 negara. Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat belum menandatangani Konvensi Bom Curah yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan, dan transfer senjata.
Bom curah alias bom tandan biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas. Mereka yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama beberapa dekade setelah konflik berakhir.
Anggota parlemen California dari Partai Demokrat, Barbara Lee, juga mengkritik rencana pemerintahan Biden untuk memberikan munisi tandan kepada Ukraina. Lee mendesak pemerintahan Biden untuk mempertimbangkan kembali langkah tersebut.
"Bom curah tidak boleh digunakan. Itu melewati batas. Amerika Serikat berisiko kehilangan kepemimpinan moral dengan mengirimkan bom cluster ke Ukraina," kata Lee.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan,Amerika Serikat sangat fokus pada upaya penghapusan ranjau di Ukraina. "Kami sangat memperhatikan kekhawatiran tentang korban sipil dan persenjataan yang tidak meledak yang diambil oleh warga sipil atau anak-anak dan terluka," kata Kirby.
Kirby mengatakan, amunisi ini memberikan kemampuan yang berguna di medan perang. Dia menambahkan, Rusia menggunakan bom cluster di Ukraina dan membunuh warga sipil tanpa pandang bulu. Sementara Ukraina akan menggunakannya untuk mempertahankan wilayah mereka sendiri.
Dukungan untuk Ukraina di tengah invasi Rusia sebagian besar adalah bipartisan di Amerika Serikat. Pemerintahan Biden dan banyak anggota parlemen AS dari partai Demokrat dan Republik membela keputusan untuk mengirim senjata kontroversial itu ke Ukraina. Namun Partai Republik mengatakan senjata itu diperlukan untuk mempercepat serangan balasan Kiev.
Perwakilan Partai Republik AS Michael McCaul mengatakan, serangan balasan Ukraina berjalan lambat dan bom cluster bisa menjadi pengubah permainan bagi Ukraina. "Mereka akan menjadi pengubah permainan dalam serangan balik. Dan saya sangat senang pemerintah akhirnya setuju untuk melakukan ini," kata McCaul kepada CNN pada Ahad (9/7/2023).
Sebelumnya, Spanyol juga menentang langkah Amerika Serikat (AS) memasok bom curah untuk Ukraina. Negeri Matador merupakan salah satu negara yang melarang penggunaan jenis bom tersebut.
"Spanyol, berdasarkan komitmen tegas yang dimilikinya dengan Ukraina, juga memiliki komitmen tegas bahwa senjata dan bom tertentu tidak dapat dikirim dalam keadaan apapun," kata Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles kepada awak media, Sabtu (8/7/2023).
Kendati demikian, dia menekankan, Spanyol tetap mendukung hak Ukraina membela dan mempertahankan diri terhadap serangan Rusia. “Tidak untuk bom klaster dan ya untuk pertahanan sah Ukraina, yang kami pahami tidak boleh dilakukan dengan bom klaster,” ujar Robles.
Robles menegaskan langkah untuk mengirim bom curah adalah keputusan Pemerintah AS, bukan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Spanyol diketahui merupakan salah satu anggota aliansi pertahanan yang telah berdiri sejak 1949 tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Rencana Bom Curah AS di Ukraina Ditentang
Rusia, Ukraina, dan Rusia tak meneken perjanjian anti bom curah.
SELENGKAPNYAAS Bakal Kirim 'Senjata Terlarang' untuk Ukraina
Pegiat HAM menilai senjata baru yang dikirimkan AS tak manusiawi dan berbahaya.
SELENGKAPNYARusia Klaim Obrak-Abrik Leopard Ukraina
Sastrawan Ukraina terbunuh oleh serangan Rusia.
SELENGKAPNYA