
Kabar Tanah Suci
Bantu Jamaah dengan 'Kantong Ajaib'
Ketika mengenakan seragam petugas haji, Anda harus siap ditanya.
Oleh AGUNG SASONGKO dari MADINAH, ARAB SAUDI
Sejenak melepas penat seusai bertugas meliput dan membantu jamaah haji, jemari mulai memainkan perannya untuk mengeklik situs jejaring video. Niatannya sih sekadar mendengarkan musik.
Sembari mencari, terselip satu video soal Doraemon. Itu lho, karakter animasi asal Jepang yang sangat populer.
Doraemon ini sejatinya robot berbentuk kucing yang memiliki kantong ajaib. Dari kantong ajaib itu, Doraemon bisa mengeluarkan gadget dengan beragam kegunaan. Maklumlah, ceritanya kan robot dari abad ke-20.
Walau kadang alat-alatnya itu tak masuk akal. Pelajaran berharganya, ya, dia bisa memberikan manfaat bagi orang lain meski kebanyakan yang menerima manfaat itu adalah sahabatnya, Nobita.

Bicara manfaat bagi orang lain, sejak dua hari terakhir ini memang jamaah yang berada di Masjid Nabawi makin bertambah. Apalagi ketika menjelang maghrib dan isya, jamaah melimpah ruah. Dari 43 pintu Masjid Nabawi, kepadatannya merata, apalagi pintu yang memungkinkan untuk mendekati makam Rasulullah SAW.
Nah, semenjak masa pelatihan bimbingan teknis di Jakarta, petugas haji memang sudah dititipkan pesan. "Ketika Anda mengenakan seragam ini, artinya Anda siap untuk ditanya, apalagi dari Media Center Haji," kata Direktur Bina Haji Arsad Hidayat ketika itu.
Sudah menjadi aturan baku setiap petugas haji untuk mengenakan seragam ketika meliput atau sekadar ke masjid. Seragam ini diharapkan bisa menjadi penanda bagi jamaah haji yang membutuhkan bantuan. Karena itu, saya yakin seragam itulah "kantong ajaibnya". Alhamdulillah, dalam dua hari ini sudah banyak jamaah yang meminta bantuan.
Ada Marsan, jamaah asal Grobogan, yang ingin ke Raudhah karena yakin waktu sore hari merupakan jam sepi. Ia bingung mencari jalan menuju Raudhah. Berputar-putarlah ia menyisir dan bertanya kepada orang-orang di sekitarnya. "Wah, bahasanya saya enggak ngerti, Mas, ditanya ha oh ha oh," kata dia bingung.
Wah, bahasanya saya enggak ngerti, Mas, ditanya ha oh ha ohMARSAN Jamaah asal Grobogan
Saya keluarkanlah peta dalam saku yang memang sengaja saya siapkan, khawatir ada jamaah yang bertanya. Lalu, saya tanya, "Bapak sudah instal aplikasi Nusuk?" "Oh, iya, Mas, sekalian yah, dari tadi saya tidak bisa internet, tapi sudah daftar paket haji di kampung," kata dia. "Siap, Pak, gampang tinggal aktifkan data roaming-nya," kata saya.
Saya jelaskan bagaimana cara ke Raudhah berikut dengan jadwalnya. Bapak Marsan pun semringah. Setelah yakin Pak Marsan tahu jalan pulang, saya kembali berkeliling.

Sampai di gerbang 22, ada jamaah umrah asal Kanada, Karen, kebingungan. Dia mengaku kesulitan menghubungi saudaranya karena pulsanya habis. Kali ini saya keluarkan ponsel, kebetulan memang paket seluler saya memungkinkan telepon tanpa biaya di wilayah Arab Saudi. Ternyata nomor saudaranya tersebut tak bisa dihubungi. Lemaslah si Karen. Dia memutuskan kembali ke penginapan dengan harapan saudaranya sudah berada di sana.
Ada lagi jamaah asal Uzbekistan yang bertanya tentang arah Raudhah untuk perempuan. Kali ini, saya menggunakan alat peraga dengan backsound "bahasa Tarzan" sembari menggunakan bahasa Inggris ala kadarnya. Kira-kira mirip polantas di Jakarta lah.
Belum selesai, ada lagi jamaah yang menyangka saya sales penjual kartu operator seluler. "SIM card? SIM card?" tanya dia yang entah berasal dari mana karena tidak ada identitas dan tak bisa bahasa Inggris.
Dari pengalaman ini, begitu besar dan beragam umat Nabi Muhammad SAW. Mereka tersebar dengan ragam budaya dan bahasa. Apalagi kita bisa saling tolong-menolong dan disaksikan Rasulullah SAW.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang Muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya” (HR Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi, hadis ke-36).
Pertolongan Allah kepada seseorang juga bergantung pada pertolongan yang dilakukannya antar-manusia. “Sesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama hamba itu menolong orang lain” (HR Muslim, Abu Daud Dan Tirmidzi).
Masjid Nabawi, Bermula dari Deruman Unta dan Tanah Anak Yatim
Nabi SAW ikut terlibat langsung dalam pembangunan Masjid Nabawi. Beliau turut memindahkan bebatuan.
SELENGKAPNYAKembali ke Makkah
Ada kerinduan pada perannya yang pernah sangat penting dalam dunia keulamaan dan keilmuan.
SELENGKAPNYADari Makkah, Semangat Anti-Kolonial Menggema
Hampir seluruh ulama Nusantara yang berperan sentral dalam transformasi intelektual dan sosial adalah alumni Makkah.
SELENGKAPNYA