Evakuasi Disiapkan | Republika

News

Evakuasi Disiapkan

Daerah mulai mendata warga untuk pemulangan.

JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyatakan, opsi evakuasi WNI dari wilayah pusat penularan virus korona baru (2019-nCoV) di Wuhan, Provinsi Hubei, tengah dibicarakan dengan Pemerintah Cina. Begitu ada lampu hijau, pemerintah siap langsung melakukan evakuasi.

Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Teuku Faizasyah mengatakan, upaya evakuasi masih terkendala sejumlah hal. Salah satunya, warga di wilayah terpapar dilarang keluar hingga waktu yang belum diten tukan.

"Semen tara, untuk yang masuk pun diseleksi dengan ketat. Oleh karena itu, proses evakuasi bergan tung pada Pemerin tah Cina," ujar Faiza syah di Ja karta, kemarin.

Apabila Cina membuka akses evakuasi da lam waktu dekat, pihaknya langsung mengupayakan pemulangan.Hal itu, menurut Faizasyah, sesuai Pasal 21 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri.

Diatur dalam beleid itu, peme rintah berkewajiban memberikan perlindungan, membantu, dan menghimpun WNI di wilayah aman jika me reka terancam bahaya nyata, ter masuk memulangkan mereka ke Indonesia dengan biaya negara. "Apa yang dapat kami lakukan kini adalah menyiapkan persiapan teknis. Apa bila pintu terbuka maka bisa dibawa ke Indonesia atau ke daerah aman yang tak terpapar, berdasarkan vari abel-variabel pertimbangan," katanya.

Saat ini, Pemerintah Cina mengisolasi Wuhan dan 14 kota lain di Provinsi Hubei. Berdasarkan data per 27 Januari, jumlah WNI yang berada di daerah yang diisolasi Pemerintah Cina sebanyak 243 orang. Pemerintah RI terus memonitor keadaan WNI serta memberikan bantuan.



Berdasarkan informasi Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC), total jumlah pasien terinfeksi virus korona hingga Senin (27/1) mencapai 2.762 orang. Sementara, total jumlah pasien terduga terinfeksi sebanyak 5.794 orang. Jumlah pasien meninggal sebanyak 81 orang dan wilayah yang terjangkit mencapai 29 provinsi dari 31 provinsi atau kota di Cina.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono menjelaskan, meski belum ada warga Indonesia yang terinfeksi, pihaknya telah menyiapkan rencana kontingensi untuk situasi terburuk. "Kami menyiapkan rencana evakuasi keluar kalau ada negara yang lockdown seperti Wuhan, Cina. Mereka (WNI) akan dievakuasi ke luar dari tempat itu setelah mereka dalam kondisi baik dan melewati dua kali masa inkubasi, yaitu 14 hari," kata dia.

WNI yang dievakuasi ini bisa jadi berpindah di wilayah Cina, bukan pulang ke Indonesia. Itu pun mereka masih harus dikarantina terlebih dahulu. Kemenkes terus berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait virus ini.

Di Tanah Air, sejumlah daerah mulai mendata warga mereka yang terisolasi di RRC. "Pemprov Jatim akan melakukan yang terbaik karena mereka adalah anak-anak Jatim dan ini menjadi perhatian kita, termasuk di antaranya mengupayakan opsi pemulangan jika itu merupakan langkah terbaik," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Ahad (26/1). Ia menyatakan, 10 mahasiswa asal Jawa Timur di Wuhan masih berada di lokasi aman.

Mahasiswa asal Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu tengah mengambil beasiswa bahasa Mandarin di Central China Normal Univer sity (CCNU) di Wu han. "Kami dan KBRI (di Cina) ke marin sudah rapat terbatas untuk menyiapkan membuat formula pemulangan yang baik. Jangan sampai proses pemulangan justru berdampak mereka tertular, karena penularan virus korona masih dalam kajian," kata Rektor Unesa Prof Nurhasan di Surabaya, kemarin.

Nurhasan mengakui ada keluhan dari para mahasiswa soal logistik yang mulai menipis. Pihak kampus berupaya mentransfer uang untuk mendukung kebutuhan mahasiswa.

Juru Bicara Pemprov Aceh Saifullah Abdul Gani mengatakan, sebanyak 12 pelajar dari Aceh di Wuhan meminta pemerintah menjemput mereka pulang. "Penjemputan anak- anak Aceh di Wuhan segera dilakukan apabila kondisi sudah memungkinkan," kata dia di Banda Aceh, Ahad. Dia mengatakan, Pemprov Aceh juga menjamin logistik untuk warga Aceh di Wuhan.

Bupati Konawe Utara Ruksasmin juga meminta 10 mahasiswa dari kabupaten itu yang belajar di Wuhan segera dipulangkan. Ia mengatakan, pemulangan itu mendesak karena di Wuhan sudah ada korban jiwa, cadangan makanan menipis, dan layanan transportasi dihentikan. "Anak-anak mengalami trauma. Jadi, intinya, mereka cepat pulang bagaimanapun caranya, kalau perlu langsung di KBRI," ujar dia, kemarin.

Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi mengatakan, pihaknya masih mendata warga di Wuhan. Mereka tidak boleh keluar ke mana- mana kalau kena wabah. Dia harus diobati di sana. Nanti dibawa ke sini, di sini terjangkit, nanti makin repot semua," ujarnya. (dadang kurnia/antara ed:fitriyan zamzami)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat