Tim patroli printis presisi Polres Metro Bekasi Kota menghadang 40 remaja siap adu cepat dan Sahur On The Road (SOTR) di jalan Bekasi Selatan, Kamis (23/3/2023). | Republika/Ali Yusuf

Nasional

Mengapa Marak Tawuran di Bulan Ramadhan?

Kurangnya saluran kegiatan positif jadi salah satu sebab.

YOGYAKARTA -- Bulan Ramadhan baru juga masuk sehari pada 24 Februari lalu. Dari Nitikan, Umbulharjo, Yogyakarta, berangkat rombongan remaja 10 orang mengendarai empat sepeda motor. Mereka turun ke jalan pas masuk waktu subuh.

Sedari awal, maksudnya sudah tak baik. Menurut pihak kepolisian, rombongan itu bermaksud melakukan perang sarung dengan kelompok lainnya di daerah Demak Ijo.

Sesampainya di Jalan HOS Cokroaminoto rombongan itu bertemu dengan dua sepeda motor lainnya. Saling umpat terjadi antar dua kelompok tersebut. Dua sepeda motor tersebut kemudian putar balik dan mengejar rombongan ke Utara arah Simpang Tiga Jati Kencana.  

Sesampainya di pom bensin Jati Kencana, sebanyak tujuh sepeda motor ikut mengejar rombongan korban. Rombongan korban dikejar ke arah Barat Jalan Godean Demak Ijo ke arah Jalan Wates.

photo
Petugas Satreskrim Polres Salatiga melakukan pembinaan kepada sekelompok remaja, di Jalur Lingkar Salatiga (JLS), Kota Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (24/3/2023) dini hari. - (dok. Humas Res Salatiga)

"Kemudian rombongan korban memutar balik dan dilempar oleh batu dan korban N terlempar tubuhnya sehingga korban oleng dan jatuh," kata Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan dalam keterangan pers Ahad (26/3).

Dalam video yang viral di media sosial, korban terlihat terjatuh dari motor setelah ditimpuk batu. Tidak hanya itu, pelaku juga memukuli korban yang sudah terkapar. Sebanyak 15 pelaku yang terdiri dari anak dan remaja sudah ditangkap oleh pihak kepolisian. 

Yang terjadi malam itu sekelumit gambaran fenomena meresahkan yang terjadi sepanjang awal Ramadhan ini.

Di berbagai daerah, tawuran menjelang subuh yang disebut perang sarung jadi tren.  Bukan perang sarung tak berbahaya ala anak-anak tempo dulu, kali ini sarung diikatkan ke senjata-senjata tajam yang mematikan. Ratusan sudah diamankan kepolisian terkait fenomena itu. 

photo
Penampakan sarung yang dipersenjatai untuk melakukan lerang sarung. - (Twitter)

"Hari ini peningkatkan terhadap kejahatan jalanan yang dilakukan oleh anak-anak atau remaja itu meningkat. Hampir setiap hari selama bulan Ramadhan ini kami telah mengamankan untuk mencegah terjadinya tarung sarung atau perkelahian itu sudah 20 orang," kata Kapolda DIY.

Pada Ahad (26/3) pagi, pihaknya berhasil mengamankan tujuh orang di Gunung Kidul dan empat orang di Sleman terkait rencana tindakan kejahatan jalanan. Kepolisian langsung memanggil orang tua dan guru untuk dilakukan pembinaan.

Suwondo mengungkapkan, selama Januari-Februari polisi menerima 52 laporan terkait kejahatan jalanan. Sebanyak 42 kasus pelakunya merupakan anak-anak dan remaja. 

"Dari 42 ini yang benar-benar terjadi terkait konflik itu 26. Sebanyak 26 itu adalah upaya pencegahan yang dilakukan oleh Polda dan jajaran bersama dengan masyarakat," ujarnya. 

photo
Aksi Main Bacok Pelajar - (Repubika)

Suwondo mengatakan kepolisian telah melakukan banyak langkah pencegahan. Salah satunya adalah dengan melakukan patroli di jam rawan terjadi kejahatan jalanan. Upaya pencegahan juga dilakukan kepolisian bersama-sama dengan masyarakat. 

"Ini persoalan serius agar orang tua masyarakat menjaga anaknya untuk tidak terlibat atau keluar malam untuk hal yang tidak penting atau melibatkan diri dalam kelompok," tegasnya.

Di Bandung, Jawa Barat, puluhan anggota gerombolan bermotor diamankan aparat kepolisian di halaman pusat perbelanjaan di Jalan Sunda, Sumur Bandung, Kota Bandung akhir pekan kemarin. Selain itu 18 sepeda motor turut diamankan termasuk bendera.

"Empat puluh lima orang kami amankan," ujar Kapolsek Sumur Bandung Kompol Achmad Riduan, Senin (27/3).

Saat diamankan, petugas menyita tiga senjata tajam dan beberapa botol minuman keras. Petugas mengamankan puluhan gerombolan bermotor berdasarkan laporan pengaduan masyarakat.

photo
Tim patroli printis presisi Polres Metro Bekasi Kota menghadang 40 remaja siap adu cepat dan Sahur On The Road (SOTR) di jalan Bekasi Selatan, Kamis (23/3/2023). - (Republika/Ali Yusuf)

Mereka resah dengan sekelompok orang yang nongkrong. Kapolsek bersama jajaran langsung melakukan pengecekan dan mengamankan mereka. Ia mengatakan puluhan oranh tersebut dibawa ke Polsek Sumur Bandung dan telah menjalani pemeriksaan.

Polres Metro Tangerang Kota juga mencatat seringnya terjadi tawuran dan perang sarung di sekitar Kota Tangerang, Banten. Aksi-aksi itu mulai marak satu setengah bulan belakangan. 

Sebelumnya, sembilan remaja pelaku tawuran sarung diamankan ke kantor Polsek Benda, Polres Metro Tangerang Kota pada Rabu (22/3). Sembilan remaja itu diamankan di Lokasi tawuran di Jalan Husein Sastranegara, Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten.

"Dari para remaja tersebut petugas menyita sejumlah sarung yang sudah dibentuk untuk melukai lawannya," kata Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho.

photo
Kapolres Majalengka, AKBP Edwin Affandi, menunjukkan senjata tajam yang dibawa oleh tiga pelajar, di Mapolres Majalengka, Ahad (19/3/2023). Senjata tajam itu diduga akan digunakan untuk tawuran. - (Dok Humas Polres Majalengka)

Kemudian, Polsek Jatiuwung mengamankan 17 orang remaja yang hendak melakukan perang sarung atau tawuran di Wilayah Kecamatan Cibodas dan Periuk, Kota Tangerang, Banten pada Jumat (24/3) dini hari. 

Apa yang membuat marak kegiatan berbahaya itu?

"Yang jelas kurangnya pengawasan ortu (orang tua), kemudian ada juga pengaruh ajakan di media sosial, dan kegiatan positif di lingkungannya sangat kurang," ujar Kombes Pol Zain kepada Republika, Senin (27/3).

Sehingga, dia melanjutkan, anak-anak muda ini bergabung dengan kelompok-kelompok yang tidak jelas. Lebih lanjut, Kapolres mengimbau kepada seluruh masyarakat mewaspadai maraknya aksi tawuran yang dilakukan sekelompok remaja selama bulan Ramadhan ini. 

 
Kemudian ada juga pengaruh ajakan di media sosial, dan kegiatan positif di lingkungannya sangat kurang.
 
 

Pihaknya meminta orang tua, tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat mengingatkan anak-anak remaja di lingkungan masing-masing untuk tidak melakukan aksi yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

"Aktivitas kejahatan tentunya semakin meningkat, jaga lingkungan, tingkatkan pos kamling dari segala bentuk tindak kejahatan, orang tua yang memiliki anak remaja mohon awasi setiap kegiatan mereka di luar rumah," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mengapa KPK Jarang Membongkar Kasus Besar?

Kejakgung menjadi lembaga penegak hukum yang paling dipercaya publik saat ini.

SELENGKAPNYA

Rafael Mulai Melawan, Menolak Dituding Cuci Uang

Rafael dan istrinya hadir memenuhi panggilan penyelidik KPK akhir pekan lalu.

SELENGKAPNYA

Alquran Kembali Dibakar Saat Bulan Suci Ramadhan

Otoritas Denmark diminta mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab.

SELENGKAPNYA