
Dunia Islam
Jabal Uhud, Saksi Bisu Kekalahan dan Pelajaran Bagi Muslim
Di Jabal Uhud, pernah berkecamuk perang besar antara Muslimin dan musyrikin.
Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW tidak selalu berjalan dengan lancar. Gangguan dan bahkan ancaman dari kaum musyrikin kerap dihadapi beliau. Kadang kala, orang-orang kafir sampai menyerang kaum Muslimin sehingga umat Rasulullah SAW mesti mengangkat senjata untuk membela diri.
Sepanjang hidupnya, Nabi SAW mengalami sekitar 28 peperangan. Sebagian besar dari palagan itu berhasil dimenangkan. Namun, sebagian kecil lagi dari itu berdampak kekalahan bagi beliau dan Muslimin sekalian.
Satu kekalahan yang sangat memilukan sekaligus menyakitkan adalah tatkala berkecamuknya Perang Uhud. Kala itu, kaum Muslimin dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, sedangkan kaum kafir Quraisy dikomandani Abu Sufyan.
Di Jabal Uhud, tentara Islam berjumlah sekitar 700 orang, sedangkan dari pasukan Quraisy berjumlah kurang lebih 3.000 personel.
Palagan itu dinamakan demikian karena lokasinya berada di Bukit (Jabal) Uhud, sekitar lima kilometer dari Madinah. Peristiwa itu terjadi pada 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H) atau setahun sesudah Perang Badar. Di Jabal Uhud, tentara Islam berjumlah sekitar 700 orang, sedangkan dari pasukan Quraisy berjumlah kurang lebih 3.000 personel.
Sebagaimana banyak dikisahkan dalam berbagai buku sejarah Islam, Rasulullah SAW membagi pasukan Muslim menjadi dua. Bagian pertama berada di sayap kanan yang ditempatkan di kaki bukit Uhud, dan sayap kiri berada di kaki bukit Ainayn.
Pasukan di sayap kanan bisa dipastikan lebih aman karena terlindungi bukit Uhud, sedangkan di sayap kiri memiliki risiko yang sangat berbahaya, karena pasukan musuh dapat menyerang dengan mengitari bukit Ainayn. Untuk mengawal pasukan di sayap kiri ini, Rasulullah SAW menempatkan sekitar 50 orang pemanah di Ainayn dengan pimpinan Abdullah bin Zubair.
Rasulullah SAW memerintahkan pasukan pemanah ini untuk selalu berada di tempatnya dan tidak turun ke kaki bukit, apa pun yang terjadi, baik menang maupun kalah.
Sementara itu, Abu Sufyan membagi pasukannya menjadi tiga bagian. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid--yang akan berhadapan dengan pasukan Islam di sayap kiri. Kemudian, sayap kiri Quraisy dipimpin Ikrimah bin Abu Jahl, dan bagian tengah sekaligus panglima bagi kedua sayap itu dipimpin oleh Amr bin Al-Ash. Abu Sufyan menempatkan 100 orang pemanah di barisan depan.
Saat peperangan mulai berlangsung, pasukan Muslim yang ada di sayap kanan berhasil melumpuhkan sebagian tentara Quraisy. Kaum kafir Quraisy pun berlarian dan meninggalkan sebagian harta benda mereka di medan perang.
Melihat kondisi ini, kaum Muslimin termasuk bagian sayap kiri dan pasukan pemanah yang berada Ainayn, turut serta mengambil harta benda kafir Quraisy yang akan menjadi harta rampasan perang (ghanimah). Akibatnya, mereka meninggalkan masing-masing pos-nya.
Kesempatan ini digunakan oleh pasukan kafir Quraisy yang berada di sayap kanan, yang di bawah pimpinan Khalid bin Walid, untuk maju menyerang sayap kiri umat Islam di Ainayn yang telah ditinggalkan, termasuk oleh para pemanah umat Islam.
Begitu pasukan pemanah turun, pasukan Khalid menguasai lokasi dan akhirnya mereka berhasil melumpuhkan pasukan Islam. Kemenangan umat Islam yang sudah di depan mata, akhirnya sirna.
Akibatnya, begitu pasukan pemanah turun, pasukan Khalid berhasil menguasai lokasi tersebut dan akhirnya mereka berhasil melumpuhkan pasukan Islam. Kemenangan umat Islam yang sudah berada di depan mata, akhirnya sirna.
Dalam peristiwa ini, Rasul SAW mengalami luka-luka. Gigi geraham Rasul SAW tanggal (copot) terkena lemparan batu, sedangkan wajah Nabi berdarah akibat luka-luka, dan bibirnya pecah-pecah. Batu-batu itu dilempar oleh Utbah bin Abi Waqqash.
Pasukan Quraisy kemudian mengabarkan berita bohong bahwa mereka telah membunuh Rasulullah SAW. Akibatnya, kaum Muslimin menjadi lemah. Orang-orang munafik yang ada di antara pasukan umat Islam berusaha mencari perlindungan kepada Abu Sufyan. Sebagian lagi tetap bertahan dan sekuat tenaga mempertahankan panji-panji Islam.
Diabadikan Alquran
Dalam peperangan ini, sekitar 70 orang pasukan kaum Muslim menjadi syuhada, termasuk paman Rasul SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib. Mereka syahid karena menjadi perisai (tameng) Rasulullah SAW dari pasukan Quraisy.
Abu Dujana menjadikan dirinya sebagai perisai untuk melindungi Rasul SAW dengan membungkukkan punggungnya sehingga lemparan anak panah musuh mengenai dirinya. Ia pun syahid.
Peristiwa peperangan diabadikan dalam Alquran, tepatnya surah Ali Imran ayat 121-175. Heroisme peperangan Uhud ini terekam dalam hadis pula, seperti termaktub dalam kitab Jami' ash-Shahih, karya Imam Bukhari, jilid 4, tentang Bab Jihad.
Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan, menyuruh budaknya, Wahsyi al-Habsyi untuk membunuh Hamzah pada perang Uhud ini. Sebab, pada perang Badar, Hamzah berhasil membunuh ayah Hindun. Karena itu, ia akan memerdekakan Wahsyi al-Habsyi apabila berhasil membunuh Hamzah.
Hal yang sama juga diungkapkan Zubair bin Mut'im. Ia berjanji kepada Wahsyi akan memerdekakannya bila berhasil membunuh Hamzah, yang telah membunuh paman Zubair dalam peperangan Badar. Umat Islam yang terbunuh kemudian dimakamkan di tempat tersebut.
Lokasi Uhud
Jabal Uhud, nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Jaraknya sekitar lima kilometer dari pusat kota. Ia menjadi saksi bisu peristiwa peperangan yang telah menewaskan Hamzah 'Singa Allah' (Asadullah) dan 70 syuhada lainnya.
Jabal Uhud merupakan kumpulan bukit-bukit yang berdiri sendiri atau tidak bersambung dengan bukit lainnya, sebagaimana umumnya bukit di Madinah. Karena itu pula, bukit ini disebut Uhud karena posisinya yang sendiri atau menyendiri (Uhud). Bukit Uhud sendiri berwarna kemerah-merahan, seakan mengingatkan umat Islam akan peristiwa yang bersejarah itu.
Rasulullah SAW bersabda, "Mereka yang dimakamkan di Uhud tak memperoleh tempat lain, kecuali rohnya berada di dalam burung hijau yang melintasi sungai surgawi. Burung itu memakan makanan dari taman surga dan tak pernah kehabisan makanan. Pada syuhada itu berkata, 'Siapa yang akan menceritakan kondisi kami kepada saudara kami bahwa kami sudah berada di surga?' Maka Allah berfirman, "Aku yang akan memberi kabar kepada mereka'."
Maka, kemudian turun ayat yang berbunyi, "Janganlah kamu mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka berada dalam keadaan senang disebabkan karunia Allah yang diberikan kepada mereka, dan mereka bersuka cita terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati." (QS Ali Imran: 169-170).
Rasul SAW sangat mencintai para syuhada Uhud. Karena itu, Rasul SAW senantiasa mendatangi Uhud untuk berziarah ke makam para syuhada.
Rasul SAW sangat mencintai para syuhada Uhud. Karena itu, Rasul SAW senantiasa mendatangi Uhud untuk berziarah ke makam para syuhada tersebut. Sepeninggal Nabi SAW, para sahabat seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab, juga turut mengunjungi dan menziarahi para syuhada Uhud.
Kini, di makam para syuhada Uhud itu telah dibangun sebuah pagar keliling setinggi 1,75 meter. Di area pemakaman, tak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan yang menandakan ada makam para syuhada.
Para jamaah haji dan umrah ataupun umat Islam yang bekunjung ke Arab Saudi, biasanya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi jabal Uhud, sekaligus berziarah ke makam syuhada Uhud.
Malaysia Bela Larangan Politik di Masjid
Sejumlah negara bagian Malaysia melarang politik di Masjid.
SELENGKAPNYAIbadah Puasa Umat Terdahulu
Nabi-nabi sebelum Rasulullah SAW pun mengamalkan ibadah puasa.
SELENGKAPNYABerapa Kali Rasulullah Berpuasa Ramadhan?
Di sepanjang hayatnya, Rasulullah SAW telah melalui sejumlah Ramadhan.
SELENGKAPNYA