
Internasional
Jepang Setelah 12 Tahun Bencana Tsunami dan Nuklir
Rencana pelepasan air radioaktif memicu kekhawatiran.
Oleh Rizky Jaramaya
Jepang pada Sabtu (11/3) memperingati 12 tahun gempa besar, tsunami, dan bencana nuklir dengan mengheningkan cipta selama satu menit. Dampak dari bencana tersebut masih terasa hingga kini.
Kekhawatiran pun meningkat menjelang rencana pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit nuklir Fukushima yang hancur dan kembalinya pemerintah ke energi nuklir.
Gubernur Fukushima Masao Uchibori mengatakan, proses dekontaminasi dan rekonstruksi telah mengalami kemajuan signifikan. “Tetapi, masih menghadapi banyak masalah yang sulit," kata Uchibori, Sabtu (11/3).
Uchibori mengatakan, prefektur dibebani dengan pembersihan tanaman dan rumor tentang efek pelepasan air olahan yang akan datang. Operator pabrik, Tokyo Electric Power Company Holdings, dan pemerintah sedang membuat persiapan final untuk melepaskan lebih dari 1,3 juta ton air radioaktif yang diolah ke laut. Pelepasan ini rencananya dimulai dalam beberapa bulan mendatang.

Pemerintah memastikan bahwa pelepasan air radioaktif akan berlangsung aman. Tetapi, banyak penduduk sekitar, termasuk negara tetangga, seperti Cina, Korea Selatan, dan negara kepulauan Pasifik menentang pelepasan air radioaktif tersebut. Komunitas nelayan juga sangat khawatir konsumen akan meragukan ikan tangkapan dan bisnis mereka.
Dalam pidatonya pekan lalu, Uchibori mendesak pemerintah melakukan yang terbaik untuk mencegah rumor negatif tentang pelepasan air radioaktif yang semakin merusak citra Fukushima.
Perdana Menteri Fumio Kishida memperbarui janjinya untuk mendukung upaya rekonstruksi yang sedang berlangsung. Berbicara pada upacara tersebut, dia tidak menyebutkan kebijakannya untuk memaksimalkan tenaga nuklir atau menangani pembuangan air radioaktif.
Pemerintahan Kishida telah membalikkan kebijakan penghapusan nuklir yang diadopsi setelah bencana pada 2011. Sebagai gantinya, pemerintah mendorong rencana memaksimalkan penggunaan energi nuklir untuk mengatasi masalah pasokan energi yang dipicu perang Rusia di Ukraina sembari memenuhi persyaratan dekarbonisasi.
Tujuan Uchibori adalah untuk meningkatkan pasokan energi terbarukan hingga 100 persen dari kebutuhan Prefektur Fukushima pada 2040. Kendati kebijakan energi adalah mandat pemerintah pusat, Uchibori ingin mengingat bahwa Fukushima terus menderita akibat bencana nuklir.
Pembersihan radioaktif
Republika pada 2020 lalu sempat mengunjungi Fukushima untuk melihat sejauh mana perkembangan prefektur tersebut setelah bencana dahsyat yang terjadi pada 2011.
Menurut data Pemerintah Prefektur Fukushima, jumlah korban jiwa akibat gempa bumi dan tsunami mencapai 4.105 orang. Bencana itu merusak 98.218 unit rumah. Sebanyak 15.335 rumah di antaranya hancur total.
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Gempa bumi dan tsunami memicu kecelakaan energi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi. Tiga dari enam reaktor nuklir meledak. Bencana itu membuat Fukushima terpapar radiasi nuklir.

Warga yang berjarak 20 km dari lokasi PLTN harus dievakuasi. Lokasi evakuasi bahkan pernah diperluas hingga berjarak 30 km.
Sebulan pascaledakan PLTN, tingkat radiasi di Kota Fukushima, misalnya, terdeteksi mencapai 2,74 microsivet per jam. Padahal, ambang batas aman tingkat radiasi yang ditetapkan sebesar 0,23 mikrosivet per jam.
Bencana nuklir membuat perekonomian Fukushima rontok. Mereka tak lagi bisa memanfaatkan kekayaan sumber daya alamnya. Air, tanah, hingga perkebunan terpapar zat radioaktif. Kinerja ekspor anjlok 98 persen per 2012. Kunjungan turis asing pun melorot hingga 78 persen.
Divisi Hubungan Internasional Pemerintah Prefektur Fukushima saat itu menyatakan, 97,5 persen wilayah Prefektur Fukushima telah selesai dilakukan pembersihan radiasi.
Tingkat radiasi diklaim sudah berada pada level normal sejak Juli 2019, yakni 0,14 mikrosivet per jam. Pembersihan jejak zat radioaktif dilakukan secara komprehensif dan berkala.
Pemerintah Fukushima mengeruk seluruh permukaan tanah dan memindahkannya ke tempat penampungan di daerah terpencil. Pembersihan juga dilakukan pada seluruh pepohonan dan bangunan.
Di Jepang ada istilah 'made in Fukushima' sebagai bentuk keraguan terhadap produk-produk dari Fukushima yang pernah terpapar radiasi.
Pemerintah Prefektur Fukushima sejak 2016 mendirikan Fukushima Prefectural Centre for Environmental Creation (CEC). Salah satu fungsi CEC memonitor tingkat radiasi dari seluruh wilayah Fukushima. CEC memasang alat pemantau tingkat radiasi di sekitar 3.000 titik yang beroperasi selama 24 jam penuh.
Meski 97,5 persen wilayah telah aman dari radiasi, fobia terhadap Fukushima belum sepenuhnya hilang. Di Jepang sendiri bahkan masih ada istilah 'made in Fukushima' sebagai bentuk keraguan terhadap produk-produk dari Fukushima yang pernah terpapar radiasi.

Peringatan bencana
Gempa bumi dan tsunami berkekuatan 9,0 skala Ritcher merusak sebagian besar pantai timur laut Jepang pada 11 Maret 2011. Insiden ini menyebabkan lebih dari 22.000 orang tewas, termasuk sekitar 3.700 kematian berikutnya terkait dengan bencana tersebut.
Mengheningkan cipta pada Sabtu (11/3) dilakukan secara nasional pada pukul 14.46 waktu setempat, tepat saat gempa terjadi. Beberapa penduduk di prefektur Iwate dan Miyagi yang dilanda tsunami berjalan ke pantai untuk berdoa bagi orang yang mereka cintai. Sebanyak 2.519 jenazah tidak pernah ditemukan.
Di sebuah sekolah dasar di Sendai, sebelah utara Fukushima, para peserta melepaskan ratusan balon warna-warni untuk mengenang nyawa yang hilang. Sementara di Tokyo, puluhan orang berkumpul di taman pusat kota, dan aktivis anti-nuklir mengadakan pertemuan umum.
Gempa bumi dan tsunami yang menghantam Pembangkit Nuklir Fukushima Daiichi telah menghancurkan fungsi daya dan pendinginannya. Gempa memicu kehancuran terhadap tiga dari enam reaktor. Reaktor nuklir ini mengeluarkan radiasi dalam jumlah besar sehingga menyebabkan puluhan ribu penduduk mengungsi.
Lebih dari 160 ribu orang telah pergi dari wilayah gempa dan sekitar 30 ribu orang terkena efek radiasi jangka panjang atau masalah kesehatan. Banyak pengungsi telah dimukimkan kembali di tempat lain dan sebagian besar kota yang terkena dampak telah mengalami penurunan populasi yang signifikan selama dekade terakhir.
Supersemar dan Dokumen Penyerahan Kekuasaan 20 Februari 1967
Sukarno geram ketika dokumen penyerahan kekuasaan kepada Soeharto bocor ke media.
SELENGKAPNYAPara Puan Dalam Sejarah Ilmu Islam
Pada masa awal, ada banyak Muslimah terpelajar yang berperan dalam perkembangan syiar agama.
SELENGKAPNYA