Internasional
Putin Takut Barat Ingin Hancurkan Rusia
Amerika-UE tolak proposal perdamaian Cina.
MOSKOW -- Sikap masing-masing blok belum melunak setahun setelah serangan Rusia ke Ukraina. Sebaliknya, Presiden Rusia Vladimir Putin justru meneguhkan sikapnya soal perlunya penyerangan ke Ukraina.
Ia mengatakan, konfrontasi dengan Barat atas perang Ukraina sebagai pertempuran eksistensial untuk kelangsungan hidup Rusia dan rakyatnya. Putin juga mengatakan, dia terpaksa memperhitungkan kemampuan nuklir NATO.
Setahun sejak memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin makin menampilkan perang sebagai momen penentu atau penghancur dalam sejarah Rusia. Putin mengatakan, dia yakin masa depan Rusia dan rakyatnya berada dalam bahaya.
"Mereka memiliki satu tujuan, yaitu untuk membubarkan bekas Uni Soviet dan bagian fundamentalnya, yaitu Federasi Rusia," kata Putin kepada televisi negara, Rossiya 1, dalam wawancara yang direkam pada Rabu (22/2), tetapi dirilis pada Ahad (26/2).
Putin mengatakan, Barat ingin membagi Rusia, kemudian mengendalikan produsen bahan mentah terbesar di dunia. Menurut Putin, langkah itu dapat menyebabkan kehancuran banyak orang Rusia, termasuk mayoritas etnis Rusia.
"Saya bahkan tidak tahu apakah kelompok etnis seperti orang Rusia akan mampu bertahan dalam bentuk yang ada saat ini," kata Putin.
Putin mengatakan, rencana Barat telah dituangkan di atas kertas. Namun, Amerika Serikat (AS) membantah tudingan bahwa mereka ingin menghancurkan Rusia. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa konflik antara Rusia dan NATO dapat memicu Perang Dunia Ketiga.
Putin mengatakan, bantuan militer AS dan Eropa senilai puluhan miliar dolar untuk Ukraina menunjukkan bahwa Rusia sekarang berhadapan dengan NATO. Itu adalah mimpi buruk Perang Dingin bagi para pemimpin Soviet dan Barat.
Putin dapat mempersiapkan orang-orang Rusia untuk terlibat konflik yang jauh lebih dalam. Doktrin nuklir resmi Rusia mengizinkan penggunaan senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya jika keamanan negara terancam.
Putin telah mengisyaratkan, dia siap untuk menghapus arsitektur kontrol senjata nuklir, termasuk moratorium negara-negara besar pada uji coba nuklir, asalkan Barat mundur dari Ukraina. Putin telah menangguhkan perjanjian kontrol senjata nuklir yang penting. Dia juga mengumumkan bahwa sistem strategis baru telah ditempatkan dalam tugas tempur. Putin memperingatkan bahwa Moskow dapat melanjutkan uji coba nuklir.
Putin mengatakan, Rusia akan melanjutkan diskusi setelah senjata nuklir Prancis dan Inggris juga diperhitungkan. Rusia memiliki gudang hulu ledak nuklir terbesar di dunia. Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, hulu ledak nuklir Rusia lebih banyak daripada jumlah hulu ledak gabungan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.
"Dalam kondisi saat ini, ketika semua negara NATO terkemuka telah menyatakan tujuan utama mereka untuk menimbulkan kekalahan strategis pada kita, sehingga rakyat kita menderita seperti yang mereka katakan, bagaimana kita bisa mengabaikan kemampuan nuklir mereka dalam kondisi seperti ini?" kata Putin.
Sementara itu, konfrontasi AS dengan Cina juga mulai berdampak pada perang Rusia Ukraina. Itu terlihat ketika Washington dan sekutunya di Uni Eropa sebagian besar menolak rencana usulan perdamaian dari Beijing.
Lebih dari itu, AS menyasar Cina dengan mengumumkan sanksi baru terhadap perusahaan-perusahaan Cina yang dituduh membantu Rusia memperpanjang konflik Ukraina. Perdebatan atas proposal perdamaian Cina juga terbawa ke pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB.
Namun, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan tegas menolak proposal perdamaian 12 poin yang dirilis Cina pada Jumat pagi tersebut. Hal itu sebagaimana dilaporkan CNN bahwa Beijing seharusnya mengakhirinya setelah poin pertama, yang menyerukan "menghormati kedaulatan semua negara".
Penolakan Sullivan sejalan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang menyiratkan bahwa proposal Beijing tidak mengubah pandangan mereka bahwa Cina telah memihak Rusia.
Analis Grup Eurasia, Clayton Allen dan Anna Ashton, mengatakan, proposal Cina sangat bias terhadap Moskow, bahkan lebih terkesan bermusuhan dengan Washington dan sekutunya. Penilaian itu justru jika dibandingkan dengan komentar diplomat tinggi Beijing, Wang Yi, untuk Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Jerman, pekan lalu.
“Meskipun beberapa dari 12 poin mengungkapkan kekhawatiran Cina atas tindakan yang terutama berkaitan dengan Rusia, tapi terkesan masih menggemakan pembenaran invasi Rusia dan sebagian besar dapat dibingkai oleh Rusia sebagai pendukung posisi Moskow,” kata Allen dan Ashton dalam catatan penelitiannya.
"Pendekatan Cina menunjukkan bahwa mereka berjalan di atas tali diplomatik untuk memperkuat hubungan dengan Rusia--sekutu geostrategis utama dan penyeimbang ke Barat--sambil menghindari posisi yang dipandang secara terbuka memusuhi tujuan Barat," ujar mereka lagi.
Sementara itu, Washington terus menuduh negara-negara dan perusahaan mereka, seperti dari Cina, Iran, dan Korea Utara, membantu Rusia secara ekonomi atau militer. "Untuk mencegah aktivitas ini di seluruh dunia, kami mengambil tindakan terhadap aktor negara ketiga yang secara material mendukung perang Rusia di Ukraina," demikian bunyi pernyataan Washington.
Washington mengumumkan pencegahan seperti itu sebelumnya pada hari Jumat. Berdasarkan sanksi yang diumumkan tahun lalu terhadap perusahaan Cina yang dicurigai membantu Rusia, Departemen Perdagangan AS menambahkan lima perusahaan Cina ke daftar entitasnya: AOOK Technology Ltd, Beijing Ti-Tech Science and Technology Development Co, Beijing Yunze Technology Co, China HEAD Aerospace Technology Co, dan Spacety Co.
Daftar tersebut juga menambahkan dua anak perusahaan dari China HEAD Aerospace Technology di Prancis dan Belanda serta afiliasi dari Spacety di Luksemburg. Namun, Beijing menolak klaim tersebut sekaligus menuduh Washington telah menyebarkan informasi palsu.
Penambahan daftar hitam perdagangan adalah bagian dari sanksi lintas-departemen baru yang diumumkan AS pada Jumat dalam tanggapan terbarunya terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Dalam ekspresi terpisah dari dukungan AS untuk Kiev, Blinken mengumumkan 10 miliar dollar AS dalam bentuk "bantuan energi untuk mendukung warga Ukraina yang menderita karena serangan Rusia" dan uang untuk menjaga agar fungsi pemerintah tetap berjalan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.