Komunitas LGBT (Ilustrasi) | EPA

Laporan Utama

Media Sosial Diramaikan Jasa Prostitusi LGBT

Total ada 39.291 akun yang berpartisipasi dalam perbincangan tentang LGBT di Indonesia.

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

Intensitas propaganda kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) lewat media sosial kerap ramai di lini masa. Analis Senior Drone Emprit, Rizal Nova Mujahid, mengatakan, pembahasan tentang LGBT di Indonesia naik signifikan sejak 17 Januari 2023.

Selain disumbang cicitan-cicitan yang menawarkan jasa prostitusi serta video dan gambar aktivitas seksual LGBT, perbincangan juga didorong oleh pro-kontra peraturan daerah tentang LGBT.

Meski volume pembahasan tentang LGBT yang serius tidak terlalu tinggi, perdebatan cukup berkualitas. Warganet membahas isu tersebut dari berbagai aspek, semisal dari aspek hukum, norma dan etika, kesehatan, agama, budaya, serta sejarah. Ia menemukan dari 27 Desember 2002 sampai dengan 25 Januari 2023, pembahasan tentang LGBT di Indonesia mencapai 49.515 cuitan.

photo
Riset Drone Emprit tentang kampanye LGBT di media sosial - (Drone Emprit)

Rizal mengatakan, tagar yang paling banyak digunakan dalam pembahasan tentang LGBT didominasi tagar-tagar yang mempromosikan prostitusi LGBT serta yang membagikan video atau gambar aktivitas seksual LGBT. "Pada perbincangan tentang LGBT, akun-akun dari luar negeri terlihat cukup banyak dirujuk netizen Indonesia. Konten mereka utamanya adalah membagikan aktivitas seksual LGBT," kata Rizal.

 
Pada perbincangan tentang LGBT, akun-akun dari luar negeri terlihat cukup banyak dirujuk netizen Indonesia.
RIZAL NOVA MUJAHID Analis Senior Drone Emprit
 

Ia mengatakan, total ada 39.291 akun yang berpartisipasi dalam perbincangan tentang LGBT di Indonesia. Potensi percakapan yang diinisiasi oleh 39.291 akun tersebut mencapai 154.893.538 reach. Drone Emprit juga mencatat top 5 influencers berasal dari akun dalam negeri dan luar negeri, seperti @herricahyadi, @GVDLK2, @nurdiyansah, dan @PsychedeLiqque. Di antara tagar dalam perbincangan tersebut berisi promosi prostitusi dan video serta gambar aktivitas seksual LGBT seperti #gay, #gaylokal, #nsfwtwt, dan lainnya.

Total ada 39.290 akun yang membicarakan LGBT di Indonesia. Sebanyak 13,49 persen (5.299 akun) di antaranya memberitahukan berada dalam rentang usia berapa. Sebagian besar yakni 4.512 akun berada dalam rentang usia antara 18-29 tahun.

Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Jakarta Deden Mauli Darajat mengatakan, propaganda kelompok LGBT begitu deras. Dia menegaskan, media sosial menjadi tempat yang nyaman bagi kelompok LGBT melancarkan propagandanya. Menurut dia, hal tersebut karena dunia digital dan media sosial adalah ruang terbuka yang membolehkan setiap orang menyampaikan pendapat dan memuat konten.

Terlebih lagi ongkos yang dikeluarkan untuk membuat konten di media sosial lebih murah daripada sarana lainnya. Di sisi lain, konten yang diunggah dapat tersebar sangat luas dan mudah dimengerti kendati berbahasa asing karena adanya fitur penerjemahan bahasa.

Deden juga melihat di antara upaya kelompok LGBT membuat propaganda di dunia maya adalah dengan membuat kelompok yang masing-masing anggotanya memiliki puluhan akun. Kelompok-kelompok itu digunakan untuk membantu konten-konten tentang LGBT menjadi viral dan menjadi trending topic.

Selain di media sosial, mereka masuk lewat dunia buku bacaan dan media elektronik, seperti novel, komik, film, cerita radio, dan tayangan-tayangan televisi. Propaganda kelompok LGBT juga mulai menyusup di dunia olahraga, seperti sepak bola. Namun, banyak orang yang tidak menyadari propaganda kelompok LGBT tersebut bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat.

 
Mereka (kelompok LGBT) melakukan propaganda itu dengan waktu yang lama.
DEDEN MAULI DRAJAT Direktur Eksekutif P2KM UIN Jakarta
 

"Mereka (kelompok LGBT, Red) melakukan propaganda itu dengan waktu yang lama, sehingga mereka menyusup ke berbagai bidang. Misalnya ekonomi, politik, budaya, sosial, mereka menyusup, termasuk juga pada kultur kesenian yang bahwa semua bebas nilai. Padahal, masyarakat kita masyarakat yang teguh nilai dan norma, baik itu budaya maupun agama," kata Deden kepada Republika.id, Rabu (25/1).

Menurut Deden, kelompok LGBT juga kerap melakukan propaganda dengan memanfaatkan isu-isu yang sedang menjadi topik hangat di publik. Sering kali kelompok LGBT mengulas isu-isu tersebut dengan menyusupkan propagandanya melalui konten-konten bernuansa humor. Konten yang disampaikan pun terkesan biasa, padahal terdapat nilai-nilai yang bertentangan dengan budaya dan agama yang dianut oleh masyarakat di Indonesia.

photo
Aktivis LGBT- (AP/Andre Penner)

Beda Paus, Tokoh Protestan RI, dan Al-Azhar Soal LGBT

Dalam kitab suci Kristen, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan yaitu laki-laki dan perempuan.

SELENGKAPNYA

Komnas HAM Khawatir Perda Anti-LGBT Diskriminatif

Upaya menangkal kampanye LGBT dinilai harus kuat.

SELENGKAPNYA

Daerah Mulai Rancang Perda Pencegahan LGBT

Perda diniatkan bukan untuk mendiskriminasi.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya