
Tuntunan
Keluar dari Tubuh Saat Tidur, Kembali Ketika Terbangun
Ada sesuatu yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur dan masuk kembali ketika terbangun.
Seberapa nyenyak tidur Anda malam tadi? Apakah Anda tertidur pada awal waktu hingga ayam berkokok? Ataukah Anda terpaksa harus mengubah waktu tidur Anda karena bekerja giliran malam sehingga harus beristirahat pada siang hari? Kemungkinan lainnya, Anda adalah orang yang mengalami kesulitan tidur. Banyak masalah di kantor dan keluarga membuat tidur nyenyak menjadi sesuatu yang sangat mahal bagi Anda.
Para ilmuwan percaya bahwa waktu tidur yang cukup dapat berpengaruh pada mental, konsentrasi, memori, hingga suasana hati (mood) seseorang. Tidur yang tidak cukup merusak fungsi metabolisme tubuh manusia. Dalam pemahaman yang lebih singkat, tidur dapat membangun kualitas hidup manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidur berarti dalam keadaan berhenti badan dan kesadarannya, biasanya dengan memejamkan mata. Di dalam bahasa medis, tidur mendapatkan penjelasan lebih kompleks. Tidur adalah masa istirahat untuk tubuh dan jiwa. Selama tidur, kesadaran dan kemauan mengalami penundaan, baik sebagian maupun keseluruhan. Tidur juga dijelaskan sebagai sikap tubuh yang diam, tetapi mudah merespons jika ada stimulus dari luar.

Fenomena tidur telah dijelaskan lewat banyak ayat dalam Alquran. Di antaranya yakni QS az-Zumar ayat 42. Dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman, "Allah yang mengangkat roh seseorang ketika dia mati dan ketika tidur. Maka di tangan-Nya, roh orang yang ditakdirkan mati dan dikembalikan roh orang yang tidur sampai ajal tertentu. Sesungguhnya itu merupakan ayat bagi orang yang mau berpikir."
Saat masih menjabat sebagai ketua Departemen Electrical and Electronic di British University, Dr Arthur J Alison pernah melakukan penelitian lewat alat-alat elektronik tentang fenomena tidur dan mati. Hasil riset selama enam tahun ini menjelaskan, memang ada sesuatu yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur dan masuk kembali ketika terbangun. Namun, untuk orang mati, sesuatu itu tidak kembali. "Sesuatu" yang terdeteksi oleh alat elektronik dokter Alison boleh jadi merupakan roh yang dijelaskan Alquran.
Karena itu, tidur dapat direnungkan sebagai simulasi mati. Baik dalam tidur maupun mati, roh sama-sama pergi dari tubuh manusia. Namun, perbedaannya ada di pengembalian. Ketika roh tidak dikembalikan, kita dipastikan akan mati. Jika suratan itu terjadi, roh yang berada di genggaman Allah SWT akan masuk ke alam barzakh dan tidak kembali ke alam dunia. Maka wajar saat Rasulullah SAW memberi contoh untuk membaca doa menjelang tidur yang seolah-olah menyiapkan kematian.
"Dengan nama-Mu, ya Allah, aku hidup dan (dengan nama-Mu) aku mati." Lantas, saat terbangun, kita diajarkan untuk membaca doa yang bermakna rasa syukur karena dapat hidup kembali. "Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami hidup setelah mati dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan."
Rasulullah pun mencontohkan kita agar menyiapkan diri menjelang tidur seperti kita hendak menghadap Sang Pencipta. Mengambil wudhu sebelum tidur adalah salah satu sunah yang Nabi ajarkan kepada kita. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu) maka malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya malaikat itu akan berucap, 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci.'" (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar RA).
Tak hanya itu, Rasulullah kerap juga mendoakan orang yang mati saat tidur dalam keadaan berwudhu. Hal itu juga ditulis dalam kitab Tanqih al-Qand al-Hatsis karangan Syekh Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Mantany. Dari Umar bin Harits bahwa Nabi bersabda, "Barang siapa tidur dalam keadaan berwudhu, apabila mati pada saat tidur, matinya dalam keadaan syahid di sisi Allah."
Posisi tidur miring ke kanan juga dicontohkan Rasulullah SAW yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan. "Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu" (HR al-Bukhari no 247 dan Muslim no 2710).
Selain untuk kesehatan, jika kita renungkan lebih lanjut, posisi tidur tersebut juga berkaitan dengan kematian. Posisi tersebut sama dengan posisi jenazah seorang Muslim ketika dikuburkan. Ingatan akan mati pun selayaknya direnungkan saat tidur berdasarkan sunah Rasulullah SAW.
Di luar itu, tidur juga menjadi ajang bagi kita untuk mempersiapkan vitalitas, bukan hanya untuk beraktivitas, melainkan juga beribadah. Umat Islam punya waktu lima kali sehari untuk melaksanakan shalat. Shalat terakhir pada malam hari adalah shalat Isya, sedangkan shalat paling awal sebelum memulai hari adalah shalat Subuh.
Untuk menjaga agar shalat Subuh tepat waktu, tidur harus dilakukan dengan cukup, sesuai hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari. Namun, Rasulullah mengajarkan kita untuk shalat Tahajud pada sepertiga malam. Karena itu, untuk menjaga vitalitas saat beribadah malam, Rasulullah pun meminta para sahabat untuk melakukan qailulah, yakni tidur sebentar pada pertengahan hari.
Kita mesti bersyukur Allah SWT memberi nikmat berupa tidur. Pernahkah kita merenung bahwa tidur adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT? Pada QS ar-Rum ayat 23, Allah SWT berfirman, "Dan di antara kebesaran-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Penyebab dan Makna Sleep Talking
Bicara saat tidur juga dikenal dengan istilah somniloquy.
SELENGKAPNYAMengapa Film Horor di Indonesia Selalu Diminati?
Industri film Indonesia kian optimistis pada tahun ini.
SELENGKAPNYA