Keamanan siber masih terus mengincar di tengah penggunaan teknologi yang makin masif. | Unsplash/Phillip Katzenberger

Inovasi

Keamanan Siber di Ruang Digital Indonesia

Hingga April 2022, serangan siber di Indonesia mencapai angka 100 juta kasus.

Serangan siber bisa terjadi di belahan negara mana saja. Meningkatnya penggunaan internet memiliki risiko semakin masifnya ancaman peretasan. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, hingga April 2022, serangan siber di Indonesia mencapai angka 100 juta kasus. Jenis serangan siber yang banyak ditemukan BSSN didominasi oleh serangan ransomware dan malware.

Perusahaan penyedia jasa keamanan informasi di Asia Pasifik ITSEC ASIA menggelar ITSEC: Cyber Security Summit 2023 yang bertajuk “Cyber Attack Defense and Mitigation Strategy in the Era of Data Leakage” di JW Marriott Hotel, Jakarta, Kamis (19/1/2023). Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, dalam pembukaan ITSEC: Cyber Security Summit 2023 menjelaskan, keamanan ruang siber nasional itu tidak bisa hanya satu bagian atau satu institusi tertentu. 

Namun, harus bersifat semesta dengan melibatkan semua komponen bangsa. Pemerintah, menurut dia, juga harus berkolaborasi dengan pelaku bisnis dan akademisi dalam menjaga keamanan ruang digital.

Hinsa juga memaparkan, data anomali trafik pada 2022 hasil monitoring dari pusat operasi keamanan siber BSSN ada hampir satu miliar atau 976 juta lebih ini anomali ancaman yang ada di ruang siber. Di antaranya, aktivitas malware (56,84 persen), kebocoran informasi (14,75 persen), aktivitas trojan (10,90 persen), dan yang lainnya (17,51 persen).

photo
Keamanan siber (ilustrasi) - (Unsplash)

CEO of StoneTree Group, Patrick Dannacher menjelaskan, dalam sesi konferensi pers, perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat di Indonesia dalam berbagai sektor mengharuskan kita turut meningkatkan kesadaran akan urgensi dari infrastruktur siber yang tangguh. Mulai dari sumber daya manusia yang kompeten hingga sistem keamanan yang tepat. 

Meningkatnya isu keamanan siber, lanjut dia, membuat kita harus cekatan dalam membantu seluruh elemen di Indonesia untuk melindungi diri dari setiap ancaman siber yang ada. Dimulai dengan mengedukasi masyarakat dalam memahami masalah yang terjadi sehingga setiap orang dapat menjaga datanya tetap aman.

Melalui ITSEC: Cyber Security Summit 2023, ITSEC Asia berupaya memberikan kesadaran, pelayanan, dan bantuan untuk membangun ekosistem sehingga dapat menciptakan ruang digital yang aman kemudian hari. Hal ini diungkapkan oleh Andri Hutama Putra, president director ITSEC Asia. 

“Seluruh pihak harus dapat bekerja sama secara konkret dan bergandengan tangan untuk saling membantu, baik BSSN, ITSEC Asia sebagai pelaku usaha, maupun Pemerintah Indonesia, untuk menjaga keamanan ruang lingkup digital di kemudian hari.”

 

 
Pemerintah, juga harus berkolaborasi dengan pelaku bisnis dan akademisi dalam menjaga keamanan ruang digital.
HINSA SIBURIAN, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)
 
 

 

Lansekap keamanan digital 

Dunia digital tidak pernah berhenti berevolusi dan berkembang, begitu juga dengan ancaman siber yang semakin bervariasi dan beragam. Oleh karena itu, acara konferensi ini membahas beragam tantangan utama yang perlu diwaspadai oleh institusi dan korporasi dalam lanskap keamanan teknologi informasi pada 2023 dan tahun-tahun mendatang, antara lain:

  • Peningkatan Kebutuhan akan Teknologi Digital

Meningkatnya penggunaan perangkat pintar menghadirkan konektivitas yang memungkinkan pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mendorong produktivitas dan kemampuan mereka dalam beraktivitas. Pada 2020, diperkirakan lebih dari 20 miliar perangkat IoT akan terhubung secara global. 

photo
Aktivitas pekerja di gedung perkantoran perbankan pada masa penerapan PPKM Darurat di Jakarta, Senin, (5/7). Salah satu aturan PPKM darurat yaitu semua sektor industri nonesensial diwajibkan 100 persen karyawan menerapkan bekerja dari rumah (WFH) dan sektor esensial diberlakukan 50 persen maksimum karyawan bekerja di kantor (WFO). Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Penerapan kultur hybrid working yang telah diterapkan selama beberapa tahun ini dan diprediksi akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depan, juga menunjukkan bagaimana kebutuhan masyarakat akan teknologi semakin tinggi--menciptakan peluang besar bagi penjahat siber untuk mengeksploitasinya.

 

  • Infrastruktur Informasi Vital (IIV)

Dengan diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 tentang perlindungan Infrastruktur Informasi Vital (IIV), para pemangku kebijakan perlu lebih serius dan waspada dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kebocoran data ataupun kerugian lainnya, yang diakibatkan oleh serangan-serangan siber. ITSEC: Cyber Security Summit 2023 ini diharapkan, dapat menjadi sarana yang tepat dalam melakukan sosialisasi mengenai urgensi dari penegakan kebijakan IIV bagi para pemangku kebijakan di bidang keamanan siber. 

 

  • Perkembangan Kesadaran akan Risiko Kejahatan Siber

Kejahatan siber tingkat tinggi baru-baru ini telah menyebabkan perusahaan di seluruh dunia mengantisipasi kemungkinan adanya kerentanan dan implikasi negatif pada bisnis mereka. Tahun lalu, total pengeluaran keamanan siber di Asia Tenggara diperkirakan mencapai 1,90 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dan diperkirakan akan tumbuh hingga 5,45 miliar dolar AS pada 2025.

Saat ini juga banyak pihak yang menganggap penerapan sistem keamanan informasi yang canggih sebagai bentuk investasi jangka panjang, yang dapat meningkatkan peluang sebuah perusahaan dan organisasi dalam bertahan dari serangan-serangan siber yang semakin gencar.

 Andri turut menyampaikan harapannya terhadap penyelenggaraan ITSEC: Cyber Security Summit 2023 ini, “Sebagai perusahaan penyedia jasa keamanan informasi, kami harap acara ini dapat menjadi ajang bagi para pemangku kebijakan keamanan siber untuk saling bertukar informasi, ide, dan gagasan, serta memberikan wawasan yang dibutuhkan dalam membangun ekosistem keamanan informasi yang tangguh di Indonesia,” kata Andri.

 


Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat