
Internasional
Kecaman Serentak untuk Israel
PBNU menilai kunjungan Menteri Pertahanan Israel Itamar Ben-Gvir tak pantas.
NEW YORK -- Kecaman-kecaman terhadap tindakan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi Masjid Al-Aqsa terus menuai kecaman. Di PBB, kecaman itu juga seragam disuarakan. Amerika Serikat (AS) yang selama ini condong membela Israel juga ikut gerah.
Di sela-sela rapat darurat yang dilaksanakan pada Kamis (6/1) waktu AS, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinan atas kunjungan Ben-Gvir ke Yerusalem Timur yang diduduki.
Aksi ini memicu reaksi balik dan kritik luas. AS, sekutu terdekat Israel, menentang semua tindakan sepihak yang menyimpang dari status quo sejarah yang tidak dapat diterima.
"Kami mencatat Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu menyerukan pelestarian status quo, sehubungan dengan tempat-tempat suci. Kami mengharapkan Pemerintah Israel menindaklanjuti komitmen itu,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, pada sesi darurat Dewan Keamanan yang diselenggarakan oleh Uni Emirat Arab dan Cina. Status quo yang dimaksud adalah pengelolaan Masjid Al-Aqsa oleh badan wakaf.
Meski ada peringatan tindakan tersebut akan menimbulkan keresahan, Ben-Gvir tetap mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (3/1/2023). Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Orang Yahudi, pada bagian mereka, menyebut daerah itu sebagai Temple Mount, serta mengatakan lokasi tersebut itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Non-Muslim dapat mengunjungi kompleks ketika Muslim tidak melaksanakan ibadah, tetapi mereka tidak diizinkan untuk berdoa di sana di bawah status quo.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa adalah penyebab keprihatinan serius. Hal ini juga melanggar status bersejarah Yerusalem yang tidak dapat diterima.
Utusan Cina untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan bahwa tindakan pejabat Israel telah mengakibatkan situasi yang rapuh dan parah di lapangan. Pihaknya meminta Israel untuk menghentikan semua hasutan dan provokasi, serta menahan diri dari tindakan sepihak.

Wakil Duta Besar UEA untuk PBB, Mohamed Abushahab, mengutuk provokasi serius yang mengancam Masjid Al-Aqsa, serta penyerbuan masjid oleh seorang menteri Israel di bawah perlindungan pasukan Israel.
Dia mengatakan, tindakan provokatif seperti itu semakin menggoyahkan situasi rapuh di wilayah Palestina yang diduduki. Hal ini juga menyebabkan perkembangan serius yang membuat wilayah itu semakin jauh dari jalur perdamaian yang diinginkan.
Berbicara kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis, Khaled Khiari, asisten sekretaris jenderal untuk urusan politik dan pembangunan perdamaian, mengatakan semua pihak harus bekerja untuk menurunkan ketegangan.
“Meskipun kunjungan itu tidak disertai atau diikuti dengan kekerasan, itu terlihat sangat menghasut, mengingat advokasi Mr Ben Gvir pada masa lalu untuk perubahan status quo,” kata Khiari pada sesi darurat yang diminta oleh UEA dan Cina dilansir dari The National News, Jumat (6/1/).

“Seperti yang telah kita lihat berkali-kali pada masa lalu, situasi di tempat-tempat suci Yerusalem sangat rapuh, dan insiden atau ketegangan apa pun di sana dapat meluas dan menyebabkan kekerasan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, di Israel, dan di tempat lain di wilayah tersebut,” katanya memaparkan.
Khiari mengulangi seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, agar semua pihak menahan diri dari langkah-langkah yang dapat meningkatkan ketegangan di dalam dan sekitar tempat suci. Dia juga meminta semua pihak untuk menegakkan status quo, sejalan dengan peran khusus Kerajaan Hashemite Yordania.
Setelah kunjungannya, Ben-Gvir bersumpah mempertahankan kebebasan bergerak bagi Muslim dan Kristen, tetapi orang Yahudi juga memiliki kesempatan ke Temple Mount. Adapun mereka yang membuat ancaman harus ditangani dengan tangan besi.
Politikus tersebut telah melobi untuk mengizinkan doa Yahudi di kompleks tersebut, sebuah langkah yang ditentang oleh otoritas kerabian arus utama. Kepala rabi Sephardi Israel, Yitzhak Yosef, menulis kepada Ben-Gvir pada hari yang sama kunjungan itu berlangsung.
"Apa yang akan dikatakan orang ketika mereka melihat seorang menteri, seorang Yahudi yang taat, yang mencemooh posisi rabi?" ujar dia.
Sebelum pertemuan dewan, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengeklaim bahwa kunjungan itu bukan serangan ke Al-Aqsa. Menurut dia, siapa pun yang menuduhkan hal tersebut justru memanaskan situasi.
Kecaman PBNU
Di Tanah Air, Ketua PBNU KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) mengatakan, kunjungan Menteri Pertahanan Israel Itamar Ben-Gvir tak pantas. "Kunjungan tersebut tidak boleh dilakukan jika menjadi provokasi, yang dapat memicu konflik dan aksi kekerasan di Palestina," kata Gus Fahrur dalam teks kepada Republika, Jumat (6/1/2023).
Gus Fahrur menilai, Israel harus menghormati Masjid Al-Aqsa sebagai tempat suci umat Islam. Sebagaimana diketahui, sekitaran wilayah Al-Aqsa tersebut sering menjadi tempat bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dan pasukan keamanan Israel, terakhir pada April tahun lalu.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Indonesia Ikut Kecam Menteri Israel
Ekstremis Yahudi di Israel kerap menyuarakan akses beribadah di sekitar Al-Aqsa.
SELENGKAPNYAKecaman Terhadap Menteri Israel Meluas
Saudi dan Uni Emirat Arab mengecam kunjungan Menteri Keamanan Israel.
SELENGKAPNYAProvokasi Kunjungan Menteri Israel ke Al-Aqsha
Langkah tersebut dikutuk oleh warga Palestina sebagai tindakan provokatif.
SELENGKAPNYA