Ambulans bersiap membawa pasien Covid-19 ke rumah sakit lain akibat overkapasitas di RS Langfang No 4 di Bazhou, Hebei, Kamis (22/12/2022). | AP Photo

Tajuk

Belajar Covid-19 dari Cina

Jumlah pasien Covid-19 yang melonjak terjadi di Cina dalam beberapa pekan terakhir.

Kasus positif Covid-19 belum sepenuhnya mereda di beberapa negara. Bahkan, kecenderungan jumlah mereka yang terinfeksi Covid-19 terus bertambah, seperti di Cina, Jepang, dan Korea Selatan.

Jumlah pasien Covid-19 yang melonjak terjadi di Cina dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi di Negeri Tirai Bambu itu bahkan diprediksi mencapai puncaknya dalam beberapa pekan mendatang dengan dua juta kasus per hari.

Sejumlah rumah sakit di beberapa provinsi di Cina dilaporkan, dipenuhi pasien yang mengalami gejala demam dan flu serta sesak napas sebagaimana penderita Covid-19. Sejumlah pasien memenuhi lorong-lorong bangsal darurat rumah sakit karena kamar yang sudah terisi penuh pasien.

Pemandangan hiruk-pikuk pasien di rumah sakit juga dialami di sejumlah krematorium di beberapa provinsi. Antrean kendaraan yang membawa jenazah pasien Covid-19 terlihat di beberapa pusat krematorium, seperti di Provinsi Zhejiang dan Hebei. 

 
Jumlah pasien Covid-19 yang melonjak terjadi di Cina dalam beberapa pekan terakhir.
 
 

Di Provinsi Hebei, tampak ambulans bolak-balik mengantarkan jenazah. Tungku perapian untuk proses kremasi beroperasi tanpa henti disebabkan jumlah kematian karena Covid-19 meningkat dalam sepekan terakhir. Petugas krematorium terpaksa bertugas tiada henti untuk membakar jenazah.

Seorang petugas krematorium menceritakan, sebanyak 20 hingga 30 jenazah dia proses per harinya. Angka ini setara tiga hingga empat kali sebelum Cina melonggarkan kebijakan nol-Covid.

Cina memang melonggarkan kebijakan nol-Covid setelah banyak diprotes warga. Kebijakan lockdown atau penguncian wilayah dianggap warga telah mematikan geliat perekonomian rakyat. Terjadilah aksi protes menentang kebijakan tersebut. Namun yang terjadi kemudian, jumlah kasus positif Covid-19 memperlihatkan tren kenaikan.

Presiden Cina Xi Jinping mengakui, meroketnya jumlah kasus positif Covid-19 beberapa waktu terakhir, sebagai tugas dan situasi baru bagi pemerintahannya. Xi Jinping menyebutkan, pengendalian dan pencegahan Covid-19 di Cina membutuhkan strategi baru. Penanganan yang lebih terarah dan tepat sasaran guna memperkuat pertahanan komunitas dari penularan virus.

 
Kebijakan lockdown atau penguncian wilayah dianggap warga telah mematikan geliat perekonomian rakyat.
 
 

Jumlah kasus yang diumumkan secara resmi oleh Pemerintah Cina dinilai sejumlah kalangan, tak menggambarkan kondisi sebenarnya. Angka riil kasus Covid-19 bisa jadi lebih besar dari yang diumumkan Pemerintah Cina. Jumlah tersebut juga diprediksi terus bertambah dalam beberapa pekan ke depan.

Tak heran bila Jepang kini menerapkan kebijakan wajib tes Covid-19 bagi pelancong yang berasal dari Cina daratan. Bagi yang dites ternyata positif Covid-19, akan dikarantina selama tujuh hari di lokasi yang ditunjuk. Kebijakan ini berlaku per 30 Desember 2022.

Jumlah kasus positif Covid-19 di Jepang mengalami kenaikan, sebagaimana juga dialami Korea Selatan (Korsel). Memasuki musim dingin, Korsel mencatat lebih dari 87 ribu kasus baru per hari berdasarkan data pada Selasa (27/12).

Tren peningkatan kasus ini tentu harus menjadi perhatian para pihak di Tanah Air. Rembesan kasus di beberapa negara di kawasan Asia ini bukan tidak mungkin terjadi ke negara kita. Apalagi, jika tidak ada kebijakan khusus yang bersifat memitigasi agar tidak menular masif ke warga kita.

 
Tren peningkatan kasus ini tentu harus menjadi perhatian para pihak di Tanah Air.
 
 

Potensi kasus serupa terjadi di Indonesia patut dikhawatirkan karena beberapa hari mendatang memasuki masa libur akhir tahun. Mobilitas warga bakal masif antarwilayah di Tanah Air, bahkan ke luar negeri.

Sejauh ini para pihak terkait belum melakukan pembatasan pergerakan masyarakat saat libur akhir tahun ini. Namun, langkah antisipasi agar kasus serupa di Cina tidak terjadi di Indonesia patut diikhtiarkan. Kembali mendisiplinkan diri dalam menerapkan protokol kesehatan merupakan langkah antisipasi terbaik. Mengenakan masker saat berada di kerumunan massa tetap bisa menjadi ikhtiar agar penularan bisa diredam.

Sosialisasi program vaksinasi dan booster harus kembali digencarkan. Pemberian izin penggunaan darurat (UEA) untuk vaksin Comirnaty Childern bagi anak-anak usia 5-11 tahun dan anak usia 6 bulan-4 tahun mesti didukung. Adanya dua program vaksinasi ini bisa menambah pilihan anak usia rentang 6 bulan sampai 12 tahun memiliki kekebalan terhadap virus. Hal ini tentu sejalan dengan upaya untuk menciptakan kekebalan komunitas melalui program vaksinasi.

Ikhtiar tersebut diharapkan dapat meredam tingkat penularan Covid-19. Apa yang terjadi di Cina, kita berharap tak terjadi di kita. Apa yang dialami di Cina, semoga menjadi pelajaran berharga bagi para pemangku kepentingan di Tanah Air. Cukup sudah kasus varian delta dan omikron pada 2021 dan 2022 tak terulang pada tahun depan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat