
Jawa Barat
Emil Berharap Masjid Al-Jabbar Mandiri Ekonomi
Progres pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar sudah mencapai sekitar 97 persen.
BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana meresmikan Masjid Raya Al-Jabbar pada Desember ini. Masjid yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar di kawasan Gedebage, Kota Bandung, ini diharapkan bisa dikelola secara mandiri.
Menurut Gubernur, pengelolaan Masjid Raya Al-Jabbar selama dua tahun-tiga tahun kemungkinan masih dibiayai APBD. Ia mengharapkan pengelolaannya nanti bisa menjadi mandiri sebagaimana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“BLUD ujungnya. Kami akan mengonsepkan agar ini mandiri. Seperti rumah sakit, pendapatannya enggak usah masuk APBD dulu, tapi langsung dipakai untuk operasional,” kata gubernur yang akrab disapa Emil itu, saat meninjau langsung Masjid Raya Al-Jabbar, Senin (26/12).
View this post on Instagram
Agar bisa mandiri, Emil mengatakan, maka kegiatan ekonomi di lingkungan masjid mesti berjalan. Sejumlah fasilitas akan disiapkan untuk menunjang upaya itu. “Masjid ini nanti ada kegiatan ekonomi. Di bawah ada museum, ada tempat bazar di alun-alun, ada food court, ada perahu di kolamnya. Mau prewedding juga boleh, tapi berbayar. Karena harus ada nilai ekonominya supaya masjid ini mandiri,” ujar dia.
Kami akan mengonsepkan agar ini mandiri. Seperti rumah sakit, pendapatannya enggak masuk APBD dulu, tapi langsung untuk operasional.RIDWAN KAMIL Gubernur Jawa Barat
Sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jabar Edi Komarudin sebelumnya menyampaikan harapan agar Masjid Raya Al-Jabbar nantinya tidak hanya menjadi tempat ibadah. Hal itu disampaikan saat acara Gaspol PWI Gedung Sate bertajuk “Mahakarya Masjid Al-Jabbar” yang digelar di Bandung, Selasa lalu.
Menurut Edi, DMI Jabar mengharapkan Masjid Raya Al-Jabbar bisa menjadi rujukan terkait berbagai hal, seperti terkait dakwah Islam, fungsi sosial, pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi atau wirausaha, pengelolaan ZIS (zakat, infak, sedekah), serta masjid yang dapat diakses berbagai kalangan dan ramah anak, juga terkait pengelolaan lingkungan.
“Semoga Al-Jabbar tidak hanya jadi pusat ibadah, tapi pusat peradaban, memberikan warna dan pencerahan bagi masjid yang lain terkait tata kelola,” kata Edi.

Menurut Emil, saat ini progres pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar sudah mencapai sekitar 97 persen. Ia menyampaikan pembangunannya ini tidak hanya mencakup area ibadah. Ada juga pembangunan museum nabi atau rasul, serta tentang sejarah Islam nusantara.
Kemudian proyek pembangunan danau atau kolam retensi di sekitarnya, yang membuat Masjid Raya Al-Jabbar tampak seperti terapung di atas air. “Yang keempat, taman terbesar yang mengelilingi masjid. Itulah mengapa program di sini tidak hanya membangun masjid, tapi tiga urusan lainnya,” ujar dia.
Sebelum acara peresmian Masjid Raya Al-Jabbar, Emil mengatakan, akan dikerahkan pegawai pemerintah untuk operasi “semut”. Pegawai pemerintah akan diminta bekerja bakti melakukan bersih-bersih.
Acara peresmian Masjid Raya Al-Jabbar ini dijadwalkan pada 30 Desember 2022. Setelah diresmikan, Masjid Raya Al-Jabbar tidak akan langsung dibuka untuk umum.
Sebab, kata Emil, ada pekerjaan yang kemungkinan masih berjalan. “Tidak akan dibuka (untuk umum) pada tanggal 30 Desember. Mungkin di Februari 2023 karena masih ada pekerjaan. Laporannya, museum ternyata masih belum tuntas, masih butuh waktu karena dia pakai digital,” ujar dia.
Puss in Boots Kombinasikan Berbagai Elemen Fantasi
Joel Crawford menghadirkan paket sempurna dari imajinasi, komedi, aksi seru, dan penyelesaian konflik manis yang menguras emosi.
SELENGKAPNYA‘UU Otsus Belum Direspons Unsur di Papua’
Wapres berharap pembentukan empat DOB Papua bisa menjadi game changer.
SELENGKAPNYASosialisasi KUHP Sasar 20 Kota
Masyarakat yang merasa dirugikan KUHP dipersilakan menggugat ke MK.
SELENGKAPNYA