
Ekonomi
BI Siapkan Instrumen Tahan Valas
BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen.
JAKARTA -- Bank Indonesia menerbitkan instrumen operasi moneter valas yang baru untuk menjaga penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan ini khususnya menyasar DHE dari ekspor sumber daya alam (SDA).
"Penempatan DHE didorong ke dalam negeri, oleh bank dan eksportir untuk memperkuat stabilisasi, termasuk stabilitas nilai tukar rupiah dan pemulihan ekonomi nasional," kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (22/12).
View this post on Instagram
Kebijakan operasi moneter tersebut guna mendukung upaya stabilisasi rupiah sejalan dengan langkah BI yang kembali menaikkan suku bunga. Sebelum tutup tahun, BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen pada Desember 2022. Meski begitu, BI menunjukkan komitmennya untuk tidak agresif setelah empat kali berturut-turut menaikkan suku bunga 50 bps sejak Agustus 2022.
"Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 2-4 persen," katanya.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21-22 Desember 2022 juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen. Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah terus diperkuat untuk mengendalikan inflasi barang impor dan untuk memitigasi dampak rambatan dari masih kuatnya dolar AS.
Penempatan DHE didorong ke dalam negeri, oleh bank dan eksportir untuk memperkuat stabilisasi, termasuk stabilitas nilai tukar rupiah dan pemulihan ekonomi nasional.
Instrumen operasi moneter valas terhadap DHE dilakukan dengan menawarkan imbal hasil yang kompetitif berdasarkan mekanisme pasar yang transparan disertai dengan pemberian insentif kepada bank. Ia mengajak untuk semua pihak menyukseskan kebijakan ini dalam rangka menjaga stabilitas.
Perry mengatakan, kebijakan baru ini diharapkan dapat membuat DHE bertahan lebih lama di perbankan dalam negeri. Sebelumnya, eksportir lebih memilih menempatkan DHE di luar negeri yang menawarkan return yang lebih baik daripada di dalam negeri.
"DHE yang masuk akan lebih lama karena dapat imbal hasil menarik dan kompetitif dari yang diterima di luar negeri dan bank pun akan dapat insentif untuk bisa pass on DHE yang disimpan eksportir ke BI," katanya.
Mekanisme baru itu diharapkan bisa berkontribusi positif ke stabilitas dan ekonomi nasional, termasuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Mekanismenya tetap akan transparan, kompetitif, dan terbuka bagi seluruh bank dan para eksportir.
Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto, mengatakan, kebijakan ini bisa menarik DHE secara signifikan. Menurutnya, memang perlu pendekatan yang baik ke perbankan dan eksportir untuk menempatkan DHE di perbankan dalam negeri dengan insentif yang menarik.
"Memang harus berikan suku bunga atau jasa giro BI yang menarik yang tidak kalah dengan bunga di luar negeri," katanya.
Persiapan Nataru
Bank Indonesia juga mempersiapkan kebutuhan uang untuk liburan Natal dan tahun baru 2023 (Nataru). Deputi Gubernur BI Aida S Budiman menyampaikan, bank sentral telah menyiapkan dana Rp 117,7 triliun atau tumbuh 5,8 persen dari realisasi tahun lalu.
"Jumlah tersebut mempertimbangkan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat, kemudian perkiraan belanja pemerintah dan bantuan sosial tunai, dan rata-rata kenaikan outflow yang mencapai 4,8 persen," kata Aida.
Secara umum, kesiapan BI dalam pemenuhan kebutuhan uang rupiah selama periode Nataru 2022 ini dilakukan dalam 3K. Hal itu yakni kesiapan jumlah dan pecahan uang yang diperlukan, kesiapan akses bagi masyarakat khususnya dari BI, dan kesiapan dari perbankan serta penyelenggara jasa pengelolaan uang rupiah (PJPUR).
Disediakan kas keliling ritel 55 kali sebanyak 47 titik layanan.
Aida mengatakan, progres sampai pekan kedua Desember 2022 telah terjadi penarikan uang oleh perbankan sebesar Rp 54,77 triliun atau 47 persen dari uang yang disediakan. Kesiapan akses bagi masyarakat meliputi pelayanan kas ke perbankan dan masyarakat di seluruh kanwil BI. "Disediakan kas keliling ritel 55 kali sebanyak 47 titik layanan," katanya.
BI juga secara khusus memantau pelaksana di daerah yang merayakan Nataru dan kantong-kantongnya serta di destinasi wisata. Persiapan perbankan dan PJPUR juga dilakukan koordinasi untuk memastikan ketersediaan uang di mesin ATM.
Pemerintah Targetkan IEU CEPA Rampung pada 2023
Indonesia dan UE telah menyelesaikan putaran ke-12 dalam perundingan IEU-CEPA.
SELENGKAPNYAJasa Marga Lepas 40 Persen Saham Jalan Layang MBZ
Divestasi atas kepemilikan saham Jasa Marga di PT JJC merupakan lanjutan program asset recycling.
SELENGKAPNYABulog Mulai Jajaki Impor Kedelai
ID Food akan memulai pengadaan cadangan pangan mulai Januari 2023.
SELENGKAPNYA