Pembinaan Mualaf (Ilustrasi) | Republika/Agung Supri

Khazanah

MASK Permudah Akses Mualaf Pelajari Islam

Muallaf Center MASK menyediakan sejumlah ustaz yang penyampaiannya mudah dipahami dan tidak menimbulkan disinformasi.

JAKARTA -- Muallaf Center Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Jakarta, akan mempermudah dan memperluas akses pendidikan keislaman bagi para mualaf maupun non-Muslim yang ingin mendalami Islam. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyediakan guru atau ustaz bagi mereka yang ingin mengenal Islam lebih dekat.

Hal tersebut disampaikan Direktur Muallaf Center MASK, Consulta Gian Carlo Bianzon, setelah diangkat sebagai direktur lembaga otonom MASK itu di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (17/12). Ian, sapaan akrabnya, mengatakan, amanah tersebut diberikan oleh Ketua Dewan Pengurus MASK, Setyanto P Santosa, yang menginginkan agar yang memimpin Muallaf Center MASK adalah seorang mualaf.

photo
Belajar membaca Alquran. Pertolongan bagi mualaf bertujuan untuk menguatkan keimanan mereka. - (Wihdan Hidayat/Republika)

Ian adalah seorang mualaf sejak 2016. Ia menikah dengan WNI dan telah dikaruniai seorang anak. Dia lahir di Filipina dan berkewarganegaraan Singapura. Ian ingin mendorong kemudahan akses dalam mempelajari agama Islam bagi siapa pun, baik mualaf maupun non-Muslim yang tertarik belajar Islam.

"Apakah mau menjadi Muslim ataupun tidak, atau untuk mencari saja, untuk belajar teologi, atau lainnya. Karena siapa tahu saat belajar teologi, terinspirasi oh ya memang ini agama yang benar karena mencari kebenaran itu penting," ujar dia.

 
Kami ingin menunjukkan bahwa Islam tidak pernah ada perubahan, dan tidak pernah ada yang bisa membuat yang sama dengan Alquran.
CONSULTA GIAN CARLO BIANZON Direktur Muallaf Center MASK
 

Ian tidak bermaksud menekan agar ada lebih banyak orang yang memeluk Islam. Sebab, kata dia, hal itu terserah mereka. "Tapi kami ingin menunjukkan bahwa Islam sampai sekarang tidak pernah ada perubahan, dan tidak pernah ada yang bisa membuat yang sama dengan Alquran. Maka, pendidikan itulah yang nomor satu mau kita dorong," katanya.

Dia juga memahami, terkadang ada kendala dalam mengakses seorang guru atau ustaz pembimbing. Karena itu, Muallaf Center MASK menyediakan sejumlah ustaz yang penyampaiannya mudah dipahami dan tidak menimbulkan disinformasi.

Muallaf Center MASK juga memberikan kemudahan saat ada orang yang telah memutuskan untuk menjadi Muslim. Menurut dia, terkadang, saat ada seseorang yang ingin memeluk Islam, diberi serangkaian proses administrasi yang rumit sehingga hilang momentum orang tersebut menjadi Muslim.

"Di sini, tinggal datang. Foto, meterai, sertifikat, pendidikan, kita sediakan. Jangan ke mana-mana, di sini saja, karena kan harus ada foto paspor, setelah itu langsung foto, dan langsung di-print out. Kalau belum khitan, kita khitankan," ujarnya.

Muallaf Center MASK, dia melanjutkan, memiliki enam ustaz dan enam pembina. Bagi orang-orang yang telah memutuskan untuk memeluk Islam, bisa langsung mengunjungi MASK. "Tiap hari, kapan saja, datang saja ke masjid. Mau masuk Islam, ustaz stand by setiap hari di sini," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Masjid Agung Sunda Kelapa (@masjidagungsundakelapa)

Ian berharap dalam lima tahun ke depan lembaga tersebut bisa menjadi International Muallaf Center dan hub di Asia Pasifik, bahkan dunia. Dia juga ingin semua Muallaf Center di Indonesia berkolaborasi.

Mualaf yang berasal dari daerah manapun bisa belajar mendalami Islam di Muallaf Center MASK. Misalnya, ada mualaf baru di Cibubur, lalu ingin mendalami ajaran Islam, bisa dilakukan di Muallaf Center MASK.

Pada Sabtu (17/12) lalu, MASK menyelenggarakan agenda Sarasehan Mualaf II. Salah satu narasumber yang dihadirkan ialah Habib Ali Hasan al-Bahar, yang saat ini menjabat sebagai wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ketua Lazisnu PBNU.

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan pesan kepada para mualaf agar selalu belajar mendalami ajaran Islam melalui bimbingan seorang guru. Sebab, menurut dia, jika mendalami Islam tanpa guru, bisa menimbulkan kekeliruan dalam memahami ajaran agama Islam.

"Saya ingin mengajak untuk memahami konteks agar kita tidak salah paham. Jangan kita bicara konteks sekarang, kemudian yang mau dijadikan sandaran dan objek adalah konteks masa lalu," kata dia.

KNEKS Matangkan Strategi Penguatan Industri Halal

Waktu yang ditargetkan untuk menjadi produsen produk halal nomor satu di dunia pada 2024 dianggap terlalu singkat.

SELENGKAPNYA

Paripurna Lionel Messi!

Messi mengungguli rekor legenda Jerman Lothar Matthaus sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak di Piala Dunia.

SELENGKAPNYA

Target Tim Papan Tengah di IBL 2023

TIm kompetisi IBL penghuni papan tengah sudah melakukan pembenahan jelang IBL 2023.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya