Kabar Utama
Ngunduh Mantu yang Sarat Nilai Budaya
Prosesi dimulai dari rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung.
OLEH M NOOR ALFIAN CHOIR, SILVY DIAN SETIAWAN
Prosesi ngunduh mantu dalam rangkaian pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Sofia Gudono tak hanya jadi momen kegembiraan Presiden Joko Widodo dan keluarga. Berbagai kalangan masyarakat yang tumpah ruah di Jalan Slamet Riyadi ikut merayakan dan berharap mendapatkan berkah berupa udik-udik yang berisi uang dan perkakas rumah tangga atau sekadar ingin meramaikan suasana.
Prosesi dimulai dari rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung. Namun, sebelum acara sudah dimulai, masyarakat sudah membanjiri rute-rute yang akan digunakan kirab pasangan pengantin sejak pukul 06.00 WIB. Alunan gamelan pun mewarnai prosesi ngunduh mantu yang berlangsung di Loji Gandrung yang sudah didekorasi mewah dengan konsep Mataram Islam.
“Kami ngunduh mantu Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono sekaligus kita nguri-uri kebudayaan, merawat kebudayaan, memelihara kebudayaan karena budaya adalah warisan para leluhur kita,” kata Jokowi di Loji Gandrung, Ahad (11/12).
Menurut Jokowi, mengenalkan dan mencintai kebudayaan adalah sebuah kewajiban bersama. Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh masyarakat menunjukkan kecintaan pada kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia.
“Kecintaan pada budaya harus kita tunjukkan agar identitas budaya kita muncul kembali dan karakter kita, karakter budaya kita juga makin kita mencintai,” imbuhnya.
Tepat pukul 07.30 WIB, tata cara pasrah panampi boyong temanten mengawali rangkaian acara. Dalam prosesi itu, perwakilan keluarga Erina menyerahkan kedua mempelai kepada perwakilan keluarga Kaesang. Dilanjutkan dengan prosesi tumplak punjen dan nyebar udik-udik (menabur beras dan uang).
Setelah itu digelar prosesi begalan atau membagi-bagikan perlengkapan rumah tangga yang disambut dengan hangat oleh masyarakat. Prosesi dilanjutkan dengan kirab pengantin mengenakan pakaian dodot basahan adat Solo dari Loji Gandrung ke Puro Mangkunegaran menggunakan kereta kencana yang ditarik oleh enam kuda.
Dalam kirab tersebut, pasangan pengantin beserta keluarga dari kedua pihak menumpangi 10 kereta kencana dari Loji Gandrung menuju Pura Mangkunegaran. Kaesang dan Erina tampak duduk di kereta kencana paling depan, sementara Presiden Jokowi dan Ibu Iriana berada di kereta kencana terakhir bersama dua cucunya, Jan Ethes Srinarendra dan Sedah Mirah Nasution.
Di barisan paling depan kirab berderet prajurit Keraton Kasunanan Surakarta sebanyak 81 orang. Ada juga korps musik dan enam bregodo atau pasukan prajurit keraton yakni Tamtomo, Prawiro Anom, Jayeng Astro, Sorogeni, Joyosuro, dan Doropati.
View this post on Instagram
Menteri BUMN selaku ketua panitia pernikahan Kaesang dan Erina, Erick Thohir mengatakan, kirab di prosesi ngunduh mantu putra bungsu Presiden Jokowi telah berhasil menghidupkan kembali tradisi dan ritual leluhur. Menurutnya, kirab mempelai yang berlangsung dari Loji Gandrung ke Pura Mangkunegaran ini telah lama tidak terlihat di masyarakat.
“Ini budaya yang sangat jarang kita ingat, bahkan sudah puluhan tahun tidak pernah diulang. Orang sudah lama sekali tidak melihatnya,” ujar Erick.
Erick mengatakan, festival budaya di sepanjang perhelatan pernikahan Kaesang dan Erina merupakan upaya serius menjaga budaya Indonesia yang bernilai sangat tinggi. Menjaga budaya ini tetap relevan bahkan untuk Indonesia yang menjadi negara maju.
“Itu adalah budaya yang harus kita jaga. Sebagai negara maju jangan lupakan budaya bangsanya sendiri,” kata Erick.
Dalam rangkaian Pernikahan Kaesang-Erina pada hari terakhir ini, Erick menuturkan, bagian paling menantang adalah mengkolaborasikan festival budaya dalam rangka pernikahan Kaesang dan Erina dengan car free day di Solo. Dalam pesta budaya ini juga mengajak partisipasi UMKM, abang becak, hingga para penarik andong. Apalagi ditambah dengan hadirnya sekitar 20 ribu relawan dari Aceh hingga Papua.
Rangkaian acara ngunduh mantu Kaesang dan Erina dinilai sebagai momen kebudayaan yang positif. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X mengatakan, rangkaian kegiatan ngunduh mantu ini juga merupakan momen kebudayaan yang luar biasa.
“Jadi ini momen kebudayaan yang sangat positif, dan kami dari Mangkunegaran juga tentu sangat senang untuk bisa mendukung momen ini dengan sebaik-baiknya, dengan tetap menjaga pakem-pakem yang berlaku di Mangkunegaran,” kata KGPAA Mangkunegara X.
KGPAA Mangkunegara X juga menilai bahwa momen kebudayaan itu dapat menjadi kesempatan dalam mengangkat dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Sebab, acara yang digelar dari Solo ini akan disaksikan oleh seluruh Indonesia.
“Jadi ini kesempatan yang sangat baik, bagimana kebudayaan bisa diangkat, diperkenalkan kepada masyarakat yang sangat-sangat luas, bahkan seluruh Indonesia akan melihat momen ini,” ujar dia.
Akad nikah
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono akhirnya resmi menyandang status sebagai suami istri. Prosesi ijab qobul yang digelar di Pendopo Agung Ambarukmo berlangsung khidmat dan khusyuk.
Prosesi akad diawali dengan pasrah dari calon pengantin putra yang diwakili Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. Kemudian penerima pasrah disampaikan oleh Muhammad Masyuhi mewakili keluarga Erina.
Kepala KUA Kapanewon Depok Sleman Muhammad Wiyono memandu jalannya ijab qobul. Sedangkan kakak Erina, Allen Adam Renaldi Gudono menjadi wali nikah. Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono didaulat sebagai saksi ijab qobul.
Adapun mas kawin pernikahan terdiri dari seperangkat alat shalat, uang tunai Rp 300 ribu, emas batangan yang terdiri 1 buah emas batangan seberat 10 gram, 1 buah emas batangan seberat 12 gram, 1 buah emas batangan seberat 20 gram, dan 1 buah emas batangan seberat 22 gram.
Menariknya, cincin nikah dibawa oleh putra Gibran Rakabuming Raka-Selvi Ananda, Jan Ethes, dan putri Bobby Nasution-Kahiyang Ayu, Sedah Mirah Nasution. Keduanya tampak sumringah sembari berjalan ke arah kedua mempelai. Setelah mengantarkan cincin, Jan Ethes dan Sedah Mirah melambaikan tangan ke arah kamera. Mereka kemudian mengabadikan gambar bersama.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Cara Memperbaiki Keretakan Rumah Tangga
Keluarga merupakan tempat orang-orang bernaung dalam suka dan duka.
SELENGKAPNYALebih Sehat dengan Bedah Bariatrik
Kasus obesitas kalangan dewasa di Indonesia berlipat ganda selama dua dekade terakhir.
SELENGKAPNYAMenyorot Keindahan Kain Toraja
Kain dan motif kain tradisional dapat diwujudkan menjadi busana dengan menggunakan gaya modern.
SELENGKAPNYA