Rana
Menanti Kabar Terakhir Asika
Asika yang dinanti kabarnya, ditemukan tewas tertimbun reruntuhan bangunan madrasah.
CIANJUR Sore itu, pada hari ke empat setelah peristiwa gempa yang melanda Cianjur, terdengar sayup suara tangis Imas (34) membersamai tim SAR saat mengevakuasi korban yang diduga anaknya Asika Nur Fauziah (7) diantara reruntuhan bangunan Madrasah.
Proses evakuasi berlangsung alot, karena kondisi reruntuhan merupakan bangunan 2 lantai dengan material beton. Tim SAR gabungan tak patah semangat, ia menuntaskannya melebihi batas waktu evakuasi. Namun, proses evakuasi harus dihentikan, selain karena gerimis hujan, juga karena waktu sudah menunjukan pukul 18.00 WIB.
"Dek dimana, ibu kamu nyariin" kalimat penutup salah satu tim SAR sebelum menghentikan proses evakuasi pada hari keempat.
Esok harinya, Ahmad (44) ayah dari Asika menemani tim SAR untuk melanjutkan proses pencarian di lokasi yang diduga rute Asika ketika hendak menyelamatkan diri saat terjadi gempa. Ia masih berharap bahwa anaknya itu berhasil diselamatkan saat gempa, namun harapan itu baginya suatu hal yang sedikit kemungkinan terjadi. Pasalnya, beberapa menit sebelum terjadi gempa, Asika berada diantara rumahnya dan madrasah.
"Saya menyesal, ketika saat itu Cika (panggilan Asika) meminta uang buat jajan, namun saya ga ngeliatnya ketika ngasihin uangnya, kalo itu tatapan terakhir seorang anak buat ayahnya, saya akan terus menatapnya" ujar Ahmad.
Pada hari Jumat 25 November 2022 sekitar pukul 10.00 WIB, tim SAR berhasil menemukan jenazah Asika tepat berada dibawah puing-puing madrasah. Sontak tangis seorang ayah pecah ketika mendapati kabar itu, harapannya runtuh seketika. Asika yang dinanti kabarnya, kini menunggu sang ayah, ibu dan kakak adiknya untuk kembali bertemu di alam Surga-Nya.
Pasca peristiwa itu, Ahmad memilih mengungsi sendiri, sementara ibu dan anak-anaknya dititipkan di rumah orang tuanya, jauh dari lokasi peristiwa. "Saya gak kuat kalo liat anak kecil lari-lari, inget Cika terus, boneka dan beberapa barangnya saya singkirkan, saya gak kuat," tutup Ahmad.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.