Kabar Utama
Penembak Rudal di Polandia Belum Dipastikan
Ukraina disebut masih memiliki stok senjata zaman Uni Soviet dan Rusia.
KIEV – Dua orang tewas akibat rudal yang menghantam sebuah desa di Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina pada Selasa (15/11) waktu setempat. Kementerian Luar Negeri Polandia mengidentifikasi rudal yang jatuh tersebut diproduksi oleh Rusia. Namun, belum terkonfirmasi secara pasti siapa yang menembakkan rudal tersebut.
Presiden Polandia Andrzej Duda menyatakan akan lebih berhati-hati menyikapi hal ini. Ia menyebut, kemungkinan besar rudal yang jatuh adalah buatan Rusia. Namun, ia tak bisa memastikan siapa yang menembakkannya.
“Kami tidak memiliki bukti konklusif saat ini mengenai siapa yang meluncurkan rudal ini, kemungkinan besar itu adalah rudal buatan Rusia, tetapi ini semua masih dalam penyelidikan,” kata Andrzej Duda dilansir kantor berita Associated Press, Rabu (16/11).
Ukraina disebut masih memiliki stok senjata-senjata zaman Uni Soviet dan Rusia. Termasuk sistem rudal S-300. Serangan terhadap Polandia yang merupakan anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ini dikhawatirkan memicu respons militer kolektif.
AP melaporkan, laporan awal menemukan rudal yang jatuh di Polandia ditembakkan pasukan Ukraina. Tiga orang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan, asesmen awal menunjukkan rudal ditembakkan pasukan Ukraina ke arah satu rudal Rusia yang ditembakan ke infrastruktur listrik Ukraina. Pejabat itu tak bersedia disebut namanya.
Rusia telah membantah melancarkan serangan rudal ke wilayah Polandia di dekat perbatasan Ukraina. Moskow menyebut, pernyataan tentang adanya rudal Rusia yang menghantam Polandia merupakan bentuk provokasi.
“Tidak ada serangan yang dilakukan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia oleh persenjataan Rusia. Foto-foto reruntuhan yang diterbitkan oleh media Polandia dari tempat kejadian tidak ada hubungannya dengan senjata Rusia,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pun tak yakin Rusia menembakkan rudal ke Polandia. “Tidak mungkin rudal itu ditembakkan dari Rusia, tapi kita lihat saja nanti,” kata Biden.
Akibat insiden ini, Biden menggelar pertemuan darurat bersama pemimpin negara Kelompok Tujuh (G-7) dan para pemimpin NATO pada Rabu (16/11) pagi di sela-sela KTT G-20 di Bali. Ia melakukan pertemuan dengan pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Uni Eropa, bersama dengan presiden dari Dewan Eropa dan perdana menteri sekutu NATO, Spanyol dan Belanda.
Biden mengatakan, ada keputusan bulat untuk mendukung penyelidikan Polandia atas serangan itu. Dia berjanji akan memberikan dukungan penuh membantu penyelidikan. Biden juga menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat terhadap NATO.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, rudal yang jatuh di Polandia dan sempat menewaskan dua warga Polandia bukanlah milik Rusia. Ia mengaku sudah berbicara dengan Presiden Biden dan juga Kanselir Jerman. Dari penelisikan awal, rudal tersebut bukanlah milik Rusia.
“Misil ini bukan punya Rusia, ada kemungkinan ada kesalahan secara teknis. Namun memang perlu investigasi dan tidak buru-buru memutuskan bahwa jatuhnya rudal tersebut merupakan rencana Rusia,” ujar Edorgan.
Edorgan juga mengeklaim sudah mengonfirmasi langsung ke Presiden Rusia Vladimir Putin terkait adanya rudal yang jatuh di Polandia. Putin, kata Erdogan, menepis kabar bahwa jatuhnya rudal tersebut merupakan rencananya.
“Kita perlu menghormati Rusia juga. Putin mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak terkait dengan kejadian tersebut,” ujar Edorgan.
Edorgan pun menilai saat ini tidak bisa serta merta menyalahkan Rusia dan mengabarkan kecaman sebelum adanya kepastian. Hal tersebut justru akan menyebabkan provokasi. “Itu namanya provokasi kalau kita memaksakan Rusia terlibat. Ini bukan buatan Rusia,” kata Edorgan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya atas laporan dugaan serangan rudal di Polandia. Melalui wakil juru bicara Farhan Haq, Guterres menyerukan untuk menghindari eskalasi perang di Ukraina. Haq mengatakan, Sekjen PBB menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Dia berharap penyelidikan menyeluruh akan dilakukan.
Tahan diri
Presiden Joko Widodo menyesalkan insiden jatuhnya rudal di wilayah Polandia. Ia pun menyerukan kepada semua pihak untuk tetap tenang dan menahan diri agar ketegangan tidak semakin meningkat. “Saya selalu menyatakan bahwa perang hanya akan membawa kehancuran. Karena itu, kita harus menghentikan perang,” ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pun meragukan jatuhnya rudal di Polandia merupakan rencana Rusia. “Dan Presiden Biden sendiri sudah mengatakan bahwa rudal tidak mungkin berasal dari Rusia,” kata Jokowi.
Pemerintah Cina telah menyerukan semua pihak menahan diri dalam merespons insiden jatuhnya rudal di Polandia yang dekat dengan perbatasan Ukraina. Beijing menilai, kenaikan eskalasi harus dihindari. “Dalam situasi saat ini, semua pihak terkait harus tetap tenang dan menahan diri untuk menghindari eskalasi situasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning.
Dewan Keamanan Nasional Polandia (BBN) diagendakan menggelar pertemuan kedua pada untuk membahas serangan rudal di wilayah timur negaranya. “BBN saat ini sedang menganalisis pengaturan yang dibuat sejauh ini dengan para komandan, kepala dinas, dan sekutu,” kata Kepala BBN Jacek Siewiera melalui akun Twitter resminya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Presiden: Akhiri Perang
Sebagian besar anggota KTT G-20 akan mengutuk perang di Ukraina di akhir konferensi.
SELENGKAPNYABPS: Indonesia Surplus Dagang dengan G-20
Surplus ini merupakan yang ke-30 kali secara beruntun sejak Mei 2020.
SELENGKAPNYAIndonesia Kantongi Rp 310 Triliun untuk Transisi Energi
Dukungan ini sebagai bentuk aksi nyata negara G-7 dalam pengurangan emisi karbon.
SELENGKAPNYA