
Kabar Utama
Jaga Stok Vaksin Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19
Peningkatan kasus saat ini adalah imbas dari kelangkaan stok vaksin Covid-19 beberapa waktu lalu.
JAKARTA – Lonjakan kasus kematian akibat Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan sebagian besar penderita yang meninggal belum menerima dosis penguat atau booster. Oleh karena itu, pemerintah harus menjaga ketersediaan vaksin di daerah serta menggencarkan penyuntikan dosis booster untuk memastikan masyarakat terlindungi.
Sejak akhir September 2022, beberapa daerah sudah mengeluhkan kekosongan stok vaksin Covid-19 untuk booster. Saat itu belum terlihat tren kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air. Kemudian, pada 22 Oktober 2022, pemerintah mengumumkan kasus pertama Covid-19 subvarian omikron XBB. Sejak itu, lonjakan kasus mulai terlihat.
Namun, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat itu menyangkal dengan menyatakan bahwa stok vaksin di pusat justru sudah kosong karena telah didistribusikan ke daerah. Faktanya, keluhan dari daerah tentang nihilnya stok vaksin bahkan berlanjut hingga akhir Oktober. Daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta pun mengeluhkan kekosongan stok.

Ketersediaan vaksin Covid-19 di daerah menjadi hal krusial. Data mencatatkan, dari periode 4 Oktober-8 November 2022, sebanyak 27.081 pasien konfirmasi positif Covid-19 mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dari jumlah tersebut, hampir separuh atau sebanyak 10.639 pasien memiliki gejala sedang, berat, hingga kritis dan 74 persen di antaranya belum mendapatkan vaksin booster Covid-19.
Sebanyak 1.373 pasien tercatat meninggal dunia pada periode yang sama dan 84 persen di antaranya belum mendapatkan vaksin booster Covid-19. Kematian tertinggi terjadi pada kelompok lansia dan sebanyak 50 persen belum mendapatkan vaksin.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan kecukupan stok vaksin Covid-19. Pemerintah melalui Kemenkes telah mendatangkan 5 juta dosis vaksin Pfizer untuk mengatasi kekosongan stok vaksin Covid-19 di sejumlah daerah. Dari 5 juta vaksin Pfizer tersebut, 2,5 juta vaksin telah didistribusikan ke kabupaten/kota yang sempat kekurangan stok.
“Kita berharap setelah stok vaksin tersebut habis maka kita bisa menggunakan vaksin dalam negeri, seperti Indovac dan Inavac,” ujar Wiku, di Jakarta, Kamis (10/11).

Juru Bicara Kemenkes M Syahril pada Kamis (10/11) mengakui, sempat ada kelangkaan vaksin Covid-19 pada Agustus-Oktober 2022. Akibatnya, capaian vaksinasi booster melambat dan saat ini masih di angka 27,3 persen. Namun, ia mengeklaim, kelangkaan stok vaksin Covid-19 telah teratasi dengan adanya hibah vaksin Pfizer.
Syahril pun meminta daerah yang kekurangan stok vaksin segera melapor ke pusat. Kemenkes, kata dia, hanya akan mengirimkan vaksin Covid-19 sesuai dengan permintaan untuk menghindari kedaluwarsa vaksin. “Stok kita sekarang sudah cukup,” ujar Syahril.
Untuk mengejar cakupan vaksinasi dosis booster, pemerintah juga akan membeli 10 juta dosis vaksin Indovac dan Inavac. Ia berharap, vaksin produksi dalam negeri itu dapat siap pada akhir November untuk memenuhi kebutuhan vaksin booster Covid-19.
View this post on Instagram
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, berharap pemerintah bisa mempercepat izin dan produksi vaksin Covid-19 dalam negeri agar dapat digunakan sebagai booster. Ia menilai peningkatan kasus yang terjadi saat ini adalah imbas dari kelangkaan stok vaksin Covid-19 beberapa waktu lalu.
“Kelangkaan vaksin lebih dari sebulan dan melemahnya semangat untuk kejar vaksinasi booster menyebabkan ketahanan imunitas penduduk Indonesia sangat rawan bila muncul subvarian baru yang daya tularnya lebih ganas,” ujar Pandu.
Perlu perhatian
Berbagai indikator penanganan Covid-19 saat ini menunjukkan perburukan. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat peningkatan jumlah kasus kematian akibat Covid-19 pada sepekan terakhir sebanyak 232 orang.
Jumlah kasus kematian itu meningkat dari pekan-pekan sebelumnya yang ada di kisaran 70 hingga 160 kasus. “Perlu perhatian pada jumlah kematian pada sepakan terakhir,” ujar Wiku.
Peningkatan kasus kematian tersebut seiring dengan penambahan jumlah kasus positif yang naik hingga dua kali lipat dalam enam pekan terakhir. Indonesia pun memiliki 30 ribu kasus positif tambahan pada sepekan terakhir.

Wiku menyebut peningkatan kasus dipicu oleh kembalinya aktivitas sosial-ekonomi, tapi dengan tingkat penerapan protokol kesehatan yang rendah. Selain itu, berdasarkan data mobilitas penduduk, kenaikan mobilitas hingga 29 persen terjadi di tempat rekreasi, perbelanjaan, dan juga perkantoran.
Kabar baiknya, Indonesia sepanjang tahun ini berhasil mempertahankan rata-rata persentase kesembuhan mencapai 95 persen. Bahkan, dalam enam pekan terakhir, persentase kesembuhan stabil di angka 97 persen. “Dengan kesembuhan yang masih tinggi, angka keterisian tempat tidur di tingkat nasional juga dapat ditekan untuk tetap di angka 10 persen dengan 57 ribu tempat tidur tersedia,” ujar dia.
Sementara itu, angka positivity rate pekanan juga tercatat terus mengalami peningkatan pada enam pekan terakhir. Per 6 November, angka //positivity rate// pekanan sebesar 16 persen. Angka itu lebih tinggi dari enam pekan sebelumnya yang “hanya” 5 persen. Wiku mengingatkan, pemerintah pusat dan daerah perlu menindaklanjuti tren peningkatan tersebut.
Tindak Lanjuti Penghapusan Vaksinasi Meningitis
Kebijakan penghapusan vaksin meningitis harusnya sudah bisa mulai diberlakukan secepat mungkin.
SELENGKAPNYABPOM Ungkap Pemalsuan Kandungan Sirop Kasus Gagal Ginjal
BPOM menemukan beberapa drum berisikan senyawa kimia pemicu gagal ginjal yang sangat jauh melampaui batas aman.
SELENGKAPNYAPBB: Pariwisata Global Tumbuh 70 Persen dari Prapandemi
Kenaikan kunjungan Timur Tengah didongkrak oleh penyelenggaraan haji di Saudi.
SELENGKAPNYA