Warga tanpa menggunakan masker saat berkunjung ke Malioboro, Yogyakarta, Ahad (6/11/2022). Tren kasus Covid-19 di Yogyakarta beranjak naik memasuki November, dengan penambahan kasus di atas 100 setiap harinya. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mem | Republika/Wihdan Hidayat

Jawa Timur

Kasus Harian Covid-19 Melonjak

Biwara memperkirakan kasus Covid-19 akan mencapai puncak dalam 40 hari ke depan.

SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat kembali memperketat penerapan protokol kesehatan dan mendorong percepatan vaksin penguat (booster) untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 subvarian Omicron XBB. Apalagi dalam beberapa hari terakhir, kasus konfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur mengalami lonjakan.

Lonjakan kasus harian Covid-19 di Jawa Timur terjadi sejak 1 November 2022. Di mana tambahan kasus harian yang biasanya di angka puluhan saat itu mencapai 595 kasus. Keesokan harinya bertambah 580 kasus, dan kembali naik menjadi 681 kasus pada 4 November 2022. Kemudian yang tertinggi tercatat pada 4 dan 5 November 2022 dengan masing-masing tambahan 685 dan 669 kasus per hari. 

"Kenaikan kasus baik di Jatim maupun secara nasional patut menjadi warning kita bersama agar lebih waspada. Perkuat kembali protokol kesehatan dan percepat vaksinasi adalah kuncinya," kata Khofifah, Senin (7/11).

 

 

 

Kenaikan kasus baik di Jatim maupun secara nasional patut menjadi warning kita bersama agar lebih waspada

 

KHOFIFAH INDAR PARAWANSA Gubernur Jawa Timur
 

 

Meskipun Kemenkes menyatakan Covid-19 subvarian Omicron XBB tidak menimbulkan gejala berat, Khofifah tetap meminta semua masyarakat waspada. Meskipun demikian, masyarakat tidak perlu panik. Artinya kata dia, yang bekerja tetap bekerja, yang pelajar tetap belajar, yang tentunya dengan menjaga protokol kesehatan.

"Perekonomian dan aktivitas masyarakat sudah berangsur normal, kondisi ini yang harus terus dijaga. Saya imbau semua yang bekerja, belajar, maupun aktivitas sosial keagamaan, budaya, dan sebagainya, tetap berjalan dengan protokol kesehatan yang terjaga," ujarnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Satgas Covid 19 Indonesia (@satgascovid19.id)

 

 

Khofifah mengingatkan masyarakat untuk kembali memperketat penggunaan masker baik di dalam maupun luar ruangan. Ia juga berharap setiap petugas keamanan di tempat-tempat umum kembali mengimbau dan mengingatkan masyarakat agar memakai masker. Hal ini untuk menjaga kebaikan dan keamanan bersama. 

Khofifah juga mendorong percepatan vaksin booster melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, TNI, polisi, dan swasta. Apalagi, kata dia, saat ini ketersediaan vaksin sudah kembali melimpah. Bagi masyarakat umum dimintanya untuk segera melengkapi vaksinasi Covid-19 ke tempat layanan kesehatan. "Stok vaksin yang minggu lalu sempat kehabisan kini sudah mulai kembali terisi," kata Khofifah.

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 DIY meminta masyarakat untuk tetap taat dalam melaksanakan protokol kesehatan (prokes). Hal ini guna mewaspadai penyebaran Covid-19 subvarian Omicron XBB. Terlebih, dalam beberapa hari terakhir kembali terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY yang cukup signifikan. Sejak 1-5 November, kasus positif yang dilaporkan per harinya di atas 100 kasus.

Sedangkan, data terakhir dari Satgas Penanganan Covid-19 DIY pada 6 November kemarin menunjukkan penambahan kasus sebanyak 91 kasus. Wakil Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, saat ini DIY masih berstatus PPKM level 1.

"DIY masih PPKM level 1, jadi tetap pakai masker di dalam ruangan dan kalau di luar lihat situasinya," kata Biwara yang juga Kepala Pelaksana BPBD DIY tersebut, Senin (7/11).

 

 

 

DIY masih PPKM level 1, jadi tetap pakai masker di dalam ruangan dan kalau di luar lihat situasinya

 

BIWARA YUSWANTANA Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 DIY
 

 

Biwara memperkirakan kasus Covid-19 akan mencapai puncak dalam 40 hari ke depan. Setelah itu, kata Biwara, akan terjadi kembali penurunan penambahan kasus Covid-19 di DIY. "Walaupun ada kenaikan, kondisi penularan Covid-19 masih tergolong terkendali," ujar Biwara.

 Meskipun ada kenaikan kasus positif di DIY, namun keterisian tempat tidur (bed) di rumah sakit rujukan Covid-19 dikatakan tidak ada kenaikan. Hal ini dikarenakan mayoritas yang terpapar Covid-19 ini tanpa gejala dan mengalami gejala ringan. "Intinya memang ada peningkatan dari sisi kasus, tapi dari sisi gejala tidak ya. Artinya dampaknya tidak berat," kata Biwara menambahkan.

Per 6 November, keterisian bed untuk non critical sebanyak 208 bed dari total 1.149 bed yang disediakan. Dengan begitu, bed occupancy rate (BOR) untuk bed non critical di DIY berada di angka 18,10 persen. Untuk bed critical yang terpakai yakni sebanyak 29 bed dari total 133 bed yang disediakan. Artinya, BOR untuk bed critical di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 do DIY berada di angka 21,80 persen.

Kenaikan dari varian XBB belum bisa dipastikan

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY belum dapat memastikan kenaikan tersebut dikarenakan sudah adanya penyebaran Covid-19 subvarian Omicron XBB. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes DIY, Setyarini Hestu Lestari mengatakan, perlu dilakukan pemeriksaan dengan metode whole genome sequencing (WGS) untuk memastikan kenaikan kasus dari varian XBB tersebut.

Pemeriksaan WGS untuk mendeteksi varian baru ini dilakukan pekan ini. "Saat ini Dinkes DIY masih melakukan pemeriksaan sampel dengan metode whole genome sequencing untuk mendeteksi persebaran virus subvarian baru tersebut di wilayah DIY," kata Rini.

Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi memperkirakan, subvarian Omicron XBB ini sudah masuk ke DIY melihat adanya peningkatan kasus. Menurut Gunadi, varian baru itu sudah masuk sejak Oktober 2022 lalu.

"(Diperkirakan subvarian Omicron XBB) Sudah (masuk DIY), sepertinya iya, hipotesisnya demikian, kemungkinan masuknya Oktober ke Yogya," kata Gunadi belum lama ini.

photo
Peserta membawa keranda dan helm virus Covid-19 mengikuti Kirab 1000 Santri Yogyakarta di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Ahad (6/11/2022). Kirab ini diikuti oleh 28 peserta dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional. Berbagai elemen seperti pelajar, santri pondok pesantren, Banser, hingga barongsai mengikuti kirab ini. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Meski begitu, hingga saat ini belum ditemukan adanya subvarian baru tersebut secara pasti berdasarkan pemeriksaan dengan metode WGS yang sudah dilakukan sebelumnya. Pasalnya, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan dengan metode WGS ini sebelumnya dengan sampel yang diambil yakni periode Agustus dan September.

"Hasil running kemarin itu belum ada XBB di Yogya, karena swab-nya itu baru sampel yang di-running dua pekan lalu, sampel yang di swab periode Agustus dan September, jadi memang kemungkinan belum (waktu itu)," ujar Gunadi.

 Namun, WGS kembali dilakukan pekan ini guna memastikan XBB sudah masuk ke DIY. Gunadi menuturkan, pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa sebanyak 96 sampel periode Oktober dan November. Menurut Gunadi, hasil WGS ini baru akan keluar sekitar satu pekan.

"Rata-rata kita running 96 sampel dan hasil keluar biasanya semingguan dengan proses pembacaan kalau lancar," jelasnya.

Jokowi: Pilpres 2024 Jatah Prabowo

Jokowi mempersilakan pernyataannya diartikan sebagai bentuk dukungan untuk Prabowo

SELENGKAPNYA

JK Singgung Politikus Kunjungi Pesantren Jelang Pemilu

Setiap menjelang pemilu, banyak politikus yang mengunjungi pesantren.

SELENGKAPNYA

BPS: Pemulihan Ekonomi Makin Kuat

Belanja masyarakat menengah atas menjadi pendorong pertumbuhan.

SELENGKAPNYA