Tangkapan Layar Lukisan Ka | islamiclandmarks

Sirah

Maulid Nabi dan Neraka Abrahah di Lembah Muhassir

Abdul Muthalib menyampaikan bahwa Ka'bah adalah rumah Tuhan yang harus dijaga.

OLEH MUHAMMAD AKBAR, ANDRIAN SAPUTRA

Sepintas menyaksikan lembah Muhassir, yang terletak di sempadan antara Muzdalifah - Mina, tidak terkesan memiliki nilai sejarah apa pun. Di tempat itu tidak ada monumen atau pun tanda-tanda khusus yang bertujuan untuk mengenang sebuah peristiwa.

Yang ada di lembah tadi, hanyalah sebuah papan penunjuk dengan tulisan yang menegaskan bahwa tempat itu bernama lembah Muhassir.

Bagi umat Islam, lembah tersebut menyimpan sebuah peristiwa besar dan menjadi catatan penting yang tidak pernah terhapus oleh waktu. Bahkan tidak ada tanda khusus yang terpasang di tempat itu pun, lembah Muhassir telah tersurat dalam kitab suci Alquran.(surat Alfiil).

Di tempat itulah sekitar 1.500 tahun lalu, mukjizat Allah pernah terjadi. Ketika itu, tentara dari kerajaan Abisinia (kini dikenal sebagai negara Ethiopia,red) dengan menggunakan gajah, mengerahkan kekuatannya untuk menyerbu Kota Makkah.

Pasukan dipimpin oleh pria keturunan bangsa Semit bernama Abrahah. Dalam sejarah bangsa Yunani kuno, nama itu lebih dikenal dengan sebutan Abrames. Dengan kekuatan sekitar 60 ribu pasukan dan 13 ekor gajah, Abrahah bersama tentaranya dari Yaman bergerak menuju Makkah. Menurut salah salah seorang sejarawan Arab, Muhammad bin Ishaq, tujuan Abrahah ke Makkah adalah menghancurkan Ka'bah dan menyebarkan agama kristen.

Hal itu dilakukan menyusul keberhasilannya menaklukkan Yaman, yang kemudian mengantar dirinya menduduki kursi gubernur di tempat itu. Begitu menjabat sebagai gubernur, ia langsung mendirikan sebuah gereja di Sana', ibu kota Yaman saat ini. Setelah menyelesaikan pembangunan sebuah al-qalis atau kathedral, Abrahah menulis surat kepada Negus. Dalam suratnya ia mengemukakan keinginannya, bahwa dirinya tidak akan pernah bisa beristirahat dengan tenang sebelum berhasil melenyapkan Ka'bah dari muka bumi.

Bahkan setelah menulis surat kepada Negus, Abrahah tidak buang-buang waktu. Saat itu juga dengan sikap pongahnya mengumumkan rencananya untuk menghancurkan rumah Allah milik umat Islam itu. Meski mendapat dukungan dari pendukungnya, namun menurut Ibnu Kathir, sejarawan lainnya, rencana Abrahah yang kontroversial itu ditolak oleh suku-suku Arab. Meski ketika itu bangsa Arab belum memeluk Islam, mereka menganggap rencana Abrahah itu sebagai sikap yang berlebihan.

Bahkan sekelompok pemuda Qurais yang menolak penghancuran Ka'bah, ganti mengancam akan membakar kathedral yang dibangun Abrahah di Sana'. Tapi nafsu angkara Abrahah jauh lebih kuat mempengaruhi jalan pikirannya.

Meski menghadapi penolakan yang cukup besar dari bangsa Arab, ternyata tidak menggoyahkan niatnya untuk menghancurkan Ka'bah. Bahkan oleh Abrahah, reaksi bangsa Arab itu dinilai sebagai sebuah keberhasilan dirinya dalam mengintimidasi mereka. 

Sekitar tahun 570-571 M, Abrahah mengumpulkan pasukan. Dengan kekuatannya yang begitu besar termasuk beberapa tawanan, Abrahah mulai bergerak dari Yaman menuju Makkah. Dengan berbekal bantuan seorang guide dari bani Thaqif bernama Abu Righal, dimulailah perjalanan menuju 'neraka dunia'. Namun pada saat rombongan baru mencapai 3 mil dari Kota Makkah, tepatnya di al-Mughammas atau al-Mughammis, sang guide meninggal dunia. 

Menurut Ishaq, dari al-Mughammas itulah Abrahah mengirimkan pasukan terdepannya. Dalam perjalanan mereka mengambil barang rampasan perang dari Tihamah dan Qurais, termasuk 200 ekor unta milik kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib.

Setelah mengambil harta rampasan, Abrahah kembali mengirim sebuah pasukan ke Kota Makkah. Melalui surat yang disampaikan kepada pimpinan bangsa Qurais, Abdul Muthalib, ia menyampaikan pesan bahwa dirinya datang ke Makkah bukan untuk berperang dengan masyarakat setempat melainkan hanya untuk menghancurkan Ka'bah.

Abrahah berjanji, bila masyarakat sekitar Ka'bah tidak mengganggu pasukannya yang hendak menghancurkan bangunan itu, maka tidak akan terjadi pertumpahan darah. Namun dengan merendah serta mengakui bahwa pihaknya tidak bakal mampu melawan pasukan Abrahah, Abdul Muthalib menyampaikan bahwa Ka'bah adalah rumah Tuhan yang harus dijaga.

 

Abdul Muthalib menyampaikan bahwa Ka'bah adalah rumah Tuhan yang harus dijaga

 

 
 

 

Mendapat jawaban seperti itu, Abrahah berujar bahwa dirinya sudah mengetahui bahwa Ka'bah adalah rumah kedamaian. Oleh karena itulah ia menegaskan bahwa ia sangat berkeinginan untuk menghancurkan bangunan itu. Abdul Muthalib mencoba untuk terus bertahan, namun setelah melalui negosiasi yang cukup alot akhirnya Abdul Muthalib tidak kuasa menahan napsu besar Abrahah untuk menghancurkan Ka'bah.

Selanjutnya langsung melaksanakan niatnya itu dengan melakukan serangan. Pagi esoknya, ketika Abrahah bersiap diri untuk memasuki Makkah, walau telah ditarik diseret bahkan dipukul pakai besi, ternyata gajah yang diberi nama Mahmud tidak mau diajak bergerak. Anehnya, bila gajah itu dipalingkan ke arah utara, selatan, atau timur Mahmud segera bangun. Tetapi ketika dipalingkan ke arah Makkah, ia kembali duduk seperti semula.

Pada saat itulah muncul burung-burung menghujani angkatan perang Abrahah dengan batu-batu. Menurut Ishaq, pada saat itu tentara Abrahah langsung luluhlantak. ''Bahkan karena panasnya batu-batu tadi, membuat tulang manusia langsung luruh dan bermandikan darah,'' ujarnya. Ibn Qayyim Al-Jawziyah dalam bukunya yang berjudul Zadul Ma'ad fi Hadyi Khayril Ibad, lembah ini dinamakan lembah Muhassir karena dahulunya tentara bergajah merasa keletihan dan berhenti di tempat ini.

Dikatakannya, yang menghancurkan pasukan Abrahah itu adalah pasukan burung ababil. Sementara itu sejumlah ulama mengatakan, setiap jamaah haji yang melewati lembah Muhassir, disunnahkan untuk mempercepat langkahnya. Dan kini selepas 1.500 tahun berlalu, setiap musim haji tiba, tempat ini selalu dipenuhi oleh kemah para jamaah.

photo
Lokasi Wadi Muhassir sekarang - (Google Maps)

Lahirnya nabi

Prof Mukhtar Yahya dalam Perpindahan-Perpindahan Kekuasaan di Timur Tengah menjelaskan,  Makkah mengalami perubahan cuaca usai peristiwa itu. Makkah diguyur hujan lebat hingga menyebabkan banjir. Banjir itu pun membawa hanyur mayat-mayat pasukan Abrahah ke laut.

“Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong (3) yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar (4) sehingga mereka dijadikannya seperti daun-daun yang dimakan ulat (5),” Alquran Surah Al Fil.

 

 

Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong (3) yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar (4) sehingga mereka dijadikannya seperti daun-daun yang dimakan ulat (5)

 

QS ALFIL AYAT 3-5
 

 

Menurut Prof Mukhtar, bangsa arab kemudian mentarikhan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di kalangan mereka dengan Amul Fiil atau tahun gajah. “Tahun terjadinya peristiwa ini mereka jadikan permulaan perhitungan tahun, sedang bulan pertama tetap bulan Muharam. Sebelum terjadinya peristiwa ini, mereka mentarikhkan peristiwa penting dengan meninggalnya Qushai, karena Qushai ini adalah seorang pemimpin mereka yang agung meninggal than 480 Masehi."

Penyerbuan pasukan Abrahah ke Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah terjadi pada 12 Muharram tahun 1 Tahun Gajah atau Amul Fill bertepatan dengan 2 Maret 571 Masehi. Menurut riwayat Ibnu Hisyam dari Ziad Ibnu Abdillah Al Kufi dan dari Muhammad Ibnu Ishaq, Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 Rabiul Awal tahun 1 Aumul Fiil. Sedangakan menurut Ilmu Falak Mesir, Mahmud Pasha kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan 20 April 571 M).

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.

Ikuti Berita Republika Lainnya