
Khazanah
Nasyiatul Aisyiyah Usulkan Tribun Khusus Perempuan
Saat ini banyak kaum hawa yang tertarik menonton pertandingan sepak bola secara langsung ke stadion
JAKARTA -- Nasyiatul Aisyiyah mengusulkan agar dalam stadion olahraga dibuat tribun khusus untuk perempuan. Usulan ini disampaikan merespons tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang menewaskan lebih dari seratus orang, termasuk wanita dan anak-anak.
“Alangkah baiknya bila stadion menyediakan secara khusus tribun untuk perempuan, dengan memiliki jalur gerbang khusus perempuan. Dengan fasilitas yang ramah perempuan dan anak, pertandingan sepak bola akan sexmakin diminati perempuan,” ujar Ketua Nasyiatul Aisyiyah Jawa Barat, Dewi Mulyani, melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (5/10).
Dengan fasilitas yang ramah perempuan dan anak, pertandingan sepak bola akan sexmakin diminati perempuan
DEWI MULYANI Ketua Nasyiatul Aisyiyah Jawa Barat
Organisasi otonom Muhammadiyah yang fokus berdakwah di kalangan perempuan muda ini menyatakan duka cita mendalam atas terjadinya peristiwa yang mengenaskan tersebut. Apalagi, dengan banyaknya korban dari kalangan ibu-ibu dan anak-anak.
Menurut Dewi, saat ini banyak kaum hawa yang tertarik menonton pertandingan sepak bola secara langsung ke stadion. Sebagian dari kaum perempuan tersebut merupakan kaum ibu yang membawa anak-anak.
View this post on Instagram
"Di satu sisi, ini keberhasilan promosi sepak bola sebagai olahraga yang diminati banyak kalangan, termasuk perempuan. Karena selama ini stigma sepak bola sebagai olahraga kaum adam," kata dia.
Di sisi lain, keselamatan dan kenyamanan menonton belum sepenuhnya dirasakan. Hal ini terbukti dengan adanya korban dari kaum perempuan dalam tragedi Kanjuruhan.
Dosen Universitas Islam Bandung ini menyebut, ada banyak manfaat dari tribun khusus perempuan. Salah satunya adalah menghindarkan perempuan dari pelecehan seksual yang kerap terjadi.
"Kedua, memberikan kenyamanan bagi perempuan, apalagi yang membawa anak kecil. Ketiga, bila terjadi kerusuhan petugas bisa melindungi secara cepat," ujar dia.
Dewi berpandangan, tribun khusus perempuan ini mudah diterapkan. Tinggal kebijakan dari setiap klub untuk mewujudkannya. "Tribun dengan akses pintu khusus perempuan sebagai pertanda kepedulian klub terhadap keamanan dan kenyamanan fannya," ujar dia.

Lebih jauh lagi, tribun khusus perempuan juga disebut bisa diterapkan pada cabang olahraga lain, terutama pada olahraga yang diminati banyak kalangan, baik laki-laki maupun perempuan. Ia menegaskan, tujuan adanya tribun ini bukan untuk memisahkan, tapi melindungi.
Respons terhadap jatuhnya banyak korban di kalangan wanita dan anak-anak dalam tragedi Kanjuruhan juga disampaikan Koordinator Pusat Pelajar Islam Indonesia (Korpus PII) Wati. PII Wati merupakan Badan Otonom Keperempuanan Pelajar Islam Indonesia.
Ketua Korpus PII Wati Nida Azkia menyampaikan, pihaknya turut berbelasungkawa dan sangat menyangkan jatuhnya ratusan korban, termasuk 33 anak-anak. “Tidak semestinya anak menjadi korban jiwa. Kami berharap bisa mendengar sesuatu yang adil dan bertanggung jawab soal kejadian ini,” ujar dia melalui keterangan tertulis.
Sementara itu, Ketua Divisi Kajian Isu Strategis dan Komunikasi Eksternal Korpus PII Wati, Hilda Nur Azizah, menyoroti perihal regulasi yang seharusnya dapat dipertanggungjawabkan. Dari sisi kebijakan, ia menyebut, sudah semestinya pengelola agenda kompetisi sepak bola memiliki regulasi yang konsisten, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Ia juga mengkritisi penggunaan gas air mata oleh kepolisian. “Stadion adalah ruang tertutup. Menggunakan gas air mata dengan alasan mengamankan suporter adalah sikap yang keliru.”
Stadion adalah ruang tertutup. Menggunakan gas air mata dengan alasan mengamankan suporter adalah sikap yang keliru
HILDA NUR AZIZAH Ketua Divisi Kajian Isu Strategis dan Komunikasi Eksternal Korpus PII Wati
Filantropi Islam Peduli Korban Tragedi Kanjuruhan
Baznas, Rumah Zakat, dan DD membantu sejak masa-masa awal tragedi ini
SELENGKAPNYAOrmas Islam Sesalkan Tragedi Kanjuruhan
Tragedi ini dinilai mengoyak muruah bangsa dan negara Indonesia
SELENGKAPNYA