Laporan Utama
Habib Quraisy: Abuya Guru yang Berbakti kepada Murid
Beliau tidak pernah putus asa dan menyerah dengan keadaan
Banyak ulama di Indonesia yang mendapat bimbingan langsung dari Abuya Habib Hasan Baharun. Wartawan Republika Andrian Saputra mewawancarai Pengasuh Pesantren ash-Shidqu Kuningan yang juga pimpinan Majelis Rasulullah Jawa Barat, Habib Quraisy Baharun, tentang sosok pamannya tersebut?
Seperti apa sosok Habib Hasan bin Ahmad Baharun?
Beliau adalah seorang yang ulet dan gigih. Tahun 1982 beliau dipe rin tahkan Sayid Muhammad bin Abbas bin 'Alawi al-Maliki untuk membuka pesantren. Sementara, Habib Hasan pada saat itu hidup dalam kondisi yang sangat prihatin.
Untuk makan keluarganya saja tidak cukup, bagaimana membuka pesantren yang tentunya membuka pesantren itu kan sarana dan prasarananya tidak sederhana. Hanya, memang itu perintah gurunya maka beliau jalankan itu dengan mengontrak, sampai 11 rumah, untuk tempat santri belajar. Meskipun beliau untuk keluarganya saja kesulitan di Bangil.
Satu hal yang saya kagum pada beliau, tawakalnya kepada Allah. Beliau sering mengatakan kepada kami para santrinya, kepada keluarga, jadikan kepercayaanmu kepada Allah, keyakinanmu kepada Allah, dan sandaranmu kepada Allah melebihi kepada selain-Nya maka kamu akan ditolong oleh Allah apa pun keadaannya.
Beliau pernah mengatakan kepada saya, jika kelak engkau ditakdirkan Allah menjadi pemangku pesantren, jadikan muridmu sebagai anak sebelum engkau menjadi guru buat mereka.
View this post on Instagram
Apa momen bersama Abuya yang paling Anda kenang?
Banyak sekali, dalam kegigihan dan perjuangan beliau itu banyak kenangan. Beliau tidak pernah putus asa, menyerah terhadap keadaan, sangat sabar, telaten. Beliau pernah bilang kepada Abah saya (Habib Qasim bin Ahmad Baharun—Red),
"Saya (Habib Hasan Baharun) sudah tidak boleh lagi mengutang ke toko sembako sementara santri sebagian besar mereka tidak bayar, kalaupun bayar banyak yang terlambat. Hari ini kita tak punya stok sembako untuk diberikan kepada mereka (santri). Saya tidak punya uang, utang sudah ada, perhiasan sudah dijual, barang-barang di rumah tidak ada yang layak untuk dijual. Apa pendapatmu?"
Akhirnya Abah saya mencoba untuk mencari pinjaman. Jadi, sampai tingkat seperti itu perjuangan beliau mendidik santri.
Beliau pernah bilang kepada saya, kalau jadi pengasuh pesantren kamu harus lebih banyak berdoa dan memikirkan santrimu daripada berdoa untuk dirimu sendiri. Dan beliau mengatakan setiap kamu melihat santri-santrimu maka munculkan doa dalam hati, ya Allah mudah-mudahan anak ini dijadikan manfaat, berkah, dan sebagainya.
Apa yang membuat banyak orang menyukai dakwah Abuya?
Beliau bukan orang alim yang menonjol dalam bidang keilmuan agama, tetapi banyak muridnya diberkahi oleh Allah dan diberi manfaat dari ilmunya. Mereka menjadi tokoh di banyak daerah. Padahal, mereka belajarnya tidak sedetail santri pesantren lain.
Saya sempat menjadi bagian kesiswaan di Dalwa, kadang saya tidak kuat menghadapi santri, tapi kata beliau "Barangkali besok dia (santri) sudah berubah, nanti kita akan dapat manfaat dari kesalehannya, dari dakwahnya. Barangkali dia akan menjadi ulama besar, sabarlah."
Saya belum pernah melihat seorang guru yang berbakti kepada muridnya, seperti Abuya Ustaz Hasan. Beliau keluar dengan sepedanya membelikan kerupuk, kopi, untuk santri. Beliau yang memberikan kue dari uang yang sudah pas-pasan. Namun, beliau sisihkan untuk santri.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Haul Habib Abu Bakar Assegaf Gresik, Kunci Sukses Berdakwah
Seorang dai tak boleh menggunakan ilmunya untuk mencari popularitas atau pengaruh
SELENGKAPNYADari Dalwa Mencerahkan Bangsa
Habib Hasan telah malang melintang dalam dakwah sebelum membangun pesantren
SELENGKAPNYAKeteladanan Abuya Habib Hasan Baharun
Sosok Abuya sangat murah hati, dengan keindahan akhlak yang melekat.
SELENGKAPNYA