
Kabar Tanah Suci
Sakit Pernapasan Jadi Keluhan Utama Jamaah di Madinah
Banyak jamaah haji gelombang II yang kini berada di Madinah mengeluhkan sakit pernapasan.
OLEH ACHMAD SYALABY ICHSAN dan ALI YUSUF dari Madinah dan Makkah, Arab Saudi
MADINAH – Banyak jamaah haji gelombang II yang kini berada di Madinah mengeluhkan sakit pernapasan. Dari 22 pasien yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, sebagian besar menderita penyakit paru-paru akut.
Kepala KKHI Madinah dr Enny Nuryanti mengungkapkan, terjadi pergeseran jenis penyakit dari sebelumnya jantung menjadi penyakit paru, seperti pneumonia, asma, bronchitis pada jamaah gelombang II. Banyak faktor penyebabnya, salah satunya adalah debu sisa-sisa Armuzna (prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
“Apalagi, kondisi di Armuzna lingkungannya kan memang terbuka, jarak 30 cm saja debu bisa masuk ke saluran pernapasan,” kata Enny di Madinah, Senin (25/7).

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan. Salah satunya adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker. Hal itu, menurut Enny, efektif menangkal debu yang bisa mengganggu saluran pernapasan.
Selain itu, pihaknya melaksanakan medical check up (MCU) bagi jamaah gelombang II di Madinah. Mereka adalah jamaah yang memiliki risiko tinggi (risti) dengan keluhan, jamaah risti dengan faktor risiko yang banyak, jamaah yang nonristi, tetapi dengan keluhan, jamaah yang post opname di KKHI, serta jamaah yang punya riwayat safari wukuf atau yang diusulkan safari wukuf.
"Memang sempat ada penolakan, tetapi setelah ada yang meninggal, para jamaah jadi mau melakukan MCU. Setiap kloter mengirim lima sampai enam jamaah," ujar Enny.
Hasil MCU itu nantinya akan dikonsultasikan ke poli-poli berdasarkan keluhannya seperti jantung, penyakit dalam, atau paru. Pasien akan diedukasi bagaimana cara mengatasi penyakitnya.

Mengenai tanazul, Enny menerangkan, prosesnya tidak seperti gelombang I ketika jamaah yang sakit bisa mengajukan tanazul (pulang lebih awal). Untuk jamaah gelombang II diusahakan semuanya pulang bersamaan dengan kloternya.
Sementara itu, PPIH Arab Saudi bidang kesehatan terus mengupayakan agar angka kematian pada jamaah haji dapat dikendalikan. Menurut data Siskohatkes, saat ini jamaah haji Indonesia yang wafat berjumlah 74 orang.
“Dengan sisa hari yang ada, target yang ditetapkan masih feasible dicapai,” ujar Wakil Kepala Bidang Kesehatan Arab Saudi, dr Indro Murwoko, Selasa (26/7).
Ia mengatakan, saat ini semua tim sedang berusaha mengendalikan faktor risiko jamaah haji yang sudah ada di Madinah. Tim kesehatan haji harus terus mengingatkan jamaah agar jangan melakukan aktivitas berlebihan.

Menurut Indro, angka kematian yang saat ini sebanyak 74, masih di bawah target. Dia berharap, tidak ada kejadian luar biasa yang menyebabkan angka kematian meningkat tajam.
“Angka kematian saat ini belum melewati batas dari perkiraan target akhir, kecuali sekarang sudah 90-95, kalau sehari kematian 20 itu berat, saat ini angka 70 masih tipis-tipis,” katanya.
Indro mengatakan, saat ini jumlah jamaah sudah masuk fase menurun. Sebagian sudah pulang ke Tanah Air dan sebagian lagi bergeser ke Madinah. "Jadi, jumlahnya menurun," katanya.
View this post on Instagram
Dia berharap dengan jumlah jamaah yang berkurang, angka kesakitan dan kematian pada jamaah haji juga dapat menurun. Dengan demikian, target menurunkan angka kematian dapat tercapai.
Harapan serupa disampaikan Ketua Tim Surveilans PPIH Arab Saudi, Prof Rustika. Menurut dia, jika melihat sisa waktu yang ada, maka angka kematian akan turun. "Insya Allah, kematian tidak akan lebih daripada yang biasa-biasanya karena biasanya pada hari ke-55 sudah flat dan kita sudah mencapai hari itu," katanya.
Meski demikian, ia menekankan, semua petugas kesehatan tidak boleh lengah. Sebab, masih ada aktivitas jamaah haji di Madinah, yakni melaksanakan ibadah sunah Arbain.
Sementara itu, berdasarkan data pada Selasa (26/7), sebanyak 28.882 jamaah sudah tiba di Tanah Air. Dari skrining kesehatan yang dilakukan, terdapat 38 jamaah yang terkonfirmasi positif Covid-19, dan semuanya bergejala ringan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Membeli Barang yang Ditawar Pihak Lain
Larangan membeli barang yang sedang dibeli dan ditawar oleh orang lain itu dikecualikan untuk jual beli lelang.
SELENGKAPNYAJokowi-Xi Jinping Sepakat Perkuat Kerja Sama
Cina menyatakan bakal memprioritaskan impor produk pertanian dari Indonesia.
SELENGKAPNYAPersatuan Kunci Satu Abad Indonesia Emas
Ragam suku, agama, bahasa menjadi modal berharga untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
SELENGKAPNYA