
Ekonomi
Harga Rumah Mulai Naik
Pemerintah telah memberikan perhatian serius terhadap sektor perumahan.
JAKARTA -- Pemerintah menyatakan, saat ini, harga rumah cenderung mengalami kenaikan. Hal ini memicu masyarakat sulit membeli kebutuhan hunian di Tanah Air. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, harga tanah sebagai bahan pokok juga meningkat, terutama di perkotaan. Ditambah, bahan baku bangunan melonjak di tengah peningkatan inflasi seluruh negara.
"Harga rumah ini cenderung naik dan membuat masyarakat akan sulit beli rumah. Ini jadi salah satu implikasi dari situasi dunia dan pengaruhnya ke perumahan," kata Sri saat acara pembukaan Securitization Summit 2022, pekan ini.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menambahkan, sektor perumahan menjadi sektor prioritas yang segera dipulihkan. Hal ini mengingat sektor perumahan merupakan salah satu sektor yang selama periode pandemi yang mendapatkan pukulan yang cukup mendalam.

"Sebenarnya, dengan konstruksi sektor perumahan yang sangat padat dengan kandungan lokal maka industri perumahan ini terutama konstruksinya adalah satu kegiatan ekonomi yang sangat krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan," kata Suahasil.
Suahasil mengatakan, selama ini, pemerintah telah memberikan perhatian serius terhadap sektor perumahan, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Misalnya, pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar Rp 85,7 triliun melalui program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
Dukungan pemerintah selama ini juga dilakukan melalui berbagai macam cara. Pemerintah memberikan support kepada Tapera melalui fasilitas likuiditas dan pendanaan perumahan. Selain itu, pemerintah juga memberikan support PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).
Pemerintah juga memiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Perumnas (Persero) untuk mendukung konstruksi di sektor perumahan. Selanjutnya, ada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang salah satu fokus bisnisnya adalah membiayai sektor perumahan.
Infrastruktur #G20Indonesia berdiskusi soal masa depan Global Infrastructure Hub (GIH).
Pentingnya kolaborasi sektor publik dan swasta jadi kunci investasi infrastruktur berkelanjutan. — #UangKita (KemenkeuRI) July 16, 2022
Dari sisi perbankan, Direktur Finance BTN Nofry Rony Poetra mengatakan, berkaca dari fenomena boom commodity pada 2012-2013, harga rumah ikut mengalami kenaikan pertumbuhan periode yang sama. Kenaikan harga tersebut merupakan cerminan dari tingginya permintaan akan rumah.
Nofry menilai, kenaikan harga rumah pada era boom commodity juga terpantau dari pertumbuhan indeks saham properti. “Pergerakan positif sektor perumahan termasuk saham properti ini menjadi peluang bagi kami untuk menghimpun dana murah dari pasar modal guna menggarap peluang besar dari sektor perumahan,” kata Nofry.
Nofry mengatakan, sektor perumahan juga dapat menjadi mesin untuk menjaga kelangsungan dampak ekonomi dari kenaikan harga komoditas. Sebab, aliran capital inflow ke sektor perumahan dapat berdampak ganda bagi 174 subsektor lainnya. “Selain itu, sektor perumahan juga menggunakan 90 persen bahan baku lokal, sehingga dapat mendongkrak ekonomi dalam negeri,” kata Nofry.
Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip mengatakan, upaya menggarap peluang akselerasi sektor perumahan melalui pencarian pendanaan murah juga dapat ikut memperkuat nilai tukar rupiah. Sebab, langkah tersebut dapat menjadi instrumen untuk menarik investor asing.
Adanya pemupukan pendanaan murah, tambah Sunarsip, juga dapat menjaga agar bunga kredit pemilikan rumah (KPR) tetap terjangkau. “Pendanaan murah dari pasar modal dapat memperkuat struktur pendanaan yang lebih murah untuk pembiayaan perumahan, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” ucapnya.

Sementara itu, Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, harga rumah memang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penyebab harga rumah selalu naik, di antaranya karena inflasi, ketersediaan tanah yang tak pernah bertambah sementara jumlah penduduk terus bertambah, dan kenaikan harga bahan bangunan.
"Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index, indeks harga rumah dalam tiga tahun terakhir meningkat 10 persen. Walaupun sempat mengalami perlambatan akibat pandemi pada 2020-2021, tapi tren peningkatan harga kembali berlanjut pada 2022 dengan kenaikan lima persen secara tahunan," ujarnya dalam riset Rumah.com.
Rumah.com Indonesia Property Market Index juga mengungkap tingkat kenaikan harga terjadi lebih besar lagi di area Jabodetabek, kenaikan harga mencapai 11,5 persen di Tangerang Selatan, 24,5 persen di Kabupaten Tangerang, 8,5 persen di Kabupaten Bogor, dan 7,5 persen di Kota Depok, terutama didorong oleh area-area idaman yang menjadi incaran pencari rumah.
Uraian Bu Sri Mulyani KemenkeuRI bikin galau.
Dalam tiga tahun, indeks harga properti memang naik hingga 10% sekalipun sempat melambat akibat pandemi.
Rumah yg 2019 seharga 400 juta menjadi 440 juta di tahun ini. Peningkatan ini tentunya lebih tinggi lagi di Jabodetabek. pic.twitter.com/Yg0DrpjPz8 — Melangkah Bersama Rumah.com - menuju rumah idaman (rumahcom) July 15, 2022
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti Indonesia karena merupakan hasil analisis dari 700 ribu listing properti dijual dan disewa dari Indonesia dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Rumah.com Indonesia Property Market Index mengungkap tingkat kenaikan harga yang lebih besar di wilayah Jabodetabek, yakni area Cinere di Kota Depok. Saat ini, harga rumah tapak mencapai Rp 13.276.000 per meter persegi.
“Dua tahun ke depan diperkirakan harganya bisa mengalami kenaikan dalam kisaran 15 jutaan per meter persegi atau harga rumah yang tadinya sebesar Rp 700 juta bisa naik 100 jutaan dalam waktu dua tahun,” kata Marine.
Menurutnya, tingkat kenaikan harga hunian di atas laju purchasing power bagi kebanyakan pencari rumah sehingga menjadi masalah bersama yang perlu dicari solusinya. Apalagi, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, angka backlog kepemilikan perumahan sebesar 12,75 juta di mana angka tersebut belum termasuk pertumbuhan keluarga baru yang diperkirakan sekitar 700 ribu-800 ribu per tahunnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
G-20 Ajak Bantu Negara Berpenghasilan Rendah
G-20 mendorong koordinasi untuk membantu kelompok negara berpenghasilan rendah.
SELENGKAPNYASektor Wisata Mulai Berdenyut
Menurunnya kasus pandemi Covid-19 membuka peluang untuk perbaikan industri pariwisata.
SELENGKAPNYASepanjang Iddah, Wanita Boleh ke Luar Rumah?
Dalam Islam, setelah perceraian atau istri ditinggal meninggal suami maka ada proses yang disebut iddah.
SELENGKAPNYA