Tajuk
Tetap Waspada Covid-19
Baik jamaah haji maupun tim pendamping kesehatan diharapkan membangun kewaspadaan.
Penambahan jumlah kasus Covid-19 pada Selasa (12/7) mesti menjadi perhatian semua pihak. Pada Selasa itu, ada 3.361 kasus baru Covid-19 atau tertinggi sejak 30 Maret 2022. Kenaikan kasus ini perlu diwaspadai, mengingat beberapa bulan terakhir jumlah kasus harian melandai.
Mobilitas warga selama libur Lebaran 2022 juga tak terlihat berkorelasi langsung dengan kenaikan kasus Covid-19. Penambahan kasus tidak sebagaimana pascalibur Lebaran 2021 yang signifikan menaikkan jumlah pasien Covid-19.
Bahkan, varian virus delta yang menyerang sebagian besar pasien saat itu menaikkan jumlah kematian. Tentu kita tak berharap kasus Covid-19 pada 2021 terjadi lagi tahun ini. Sepanjang awal 2022, kasus varian omikron merebak, tetapi kenaikan kasusnya tak sebesar varian delta.
Kendati disebut-sebut lebih cepat menular, varian omikron memiliki tingkat keparahan lebih ringan.
Kendati disebut-sebut lebih cepat menular, varian omikron memiliki tingkat keparahan lebih ringan.
Namun, kasus pada Selasa (12/7), tetap harus jadi perhatian. Bukan hanya jumlahnya, melainkan juga persentase kenaikannya. Pada Senin (11/7), 71.095 spesimen diperiksa dengan kasus positif 1.681 orang. Sehari kemudian, 97.935 spesimen diperiksa, kasus positif 3.361 orang.
Menurut Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama, angka tersebut memperlihatkan kenaikan kasus 1,99 kali. Padahal, jumlah pemeriksaan hanya naik 1,37 kali. Data tersebut menunjukkan situasi lebih serius yang membutuhkan kewaspadaan.
Kehati-hatian ini juga dipicu kekhawatiran munculnya varian baru, semisal BA.2.75 yang dilaporkan otoritas India kini mendominasi kasus Covid-19 di sana.
Di India, varian BA.4 dan BA.5 ditemukan lebih sedikit ketimbang BA.2. Kendati belum ada kepastian mengenai dampaknya terhadap imunitas seseorang, varian ini sudah menyebar ke 10 negara. Penyebaran yang relatif cepat dan mengingatkan pada varian delta tahun lalu.
Tingkat persebaran yang cepat ini perlu kita antisipasi mengingat mulai Kamis (15/7), kloter pertama jamaah haji Indonesia kembali ke Tanah Air. Ada 92.669 jamaah haji yang akan pulang ke Indonesia. Kepulangan mereka dibagi dalam dua gelombang.
Tingkat persebaran yang cepat ini perlu kita antisipasi mengingat mulai Kamis (15/7), kloter pertama jamaah haji Indonesia kembali ke Tanah Air. Ada 92.669 jamaah haji yang akan pulang ke Indonesia.
Gelombang pertama bertolak dari Jeddah, Arab Saudi, pada 15 Juli hingga 30 Juli 2022. Gelombang kedua, diterbangkan dari Madinah pada 30 Juli hingga 13 Agustus 2022.
Penjemputan jamaah dinilai menjadi salah satu titik vital pencegahan menyebarnya virus Covid-19. Kondisi lelah sehabis perjalanan dari Tanah Suci membuat imunitas jamaah rentan tertular virus dari para penjemput. Apalagi, para penjemput sangat antusias bertemu jamaah haji.
Mereka tak memperhitungkan kondisinya, apakah sakit atau tidak. Hal ini mesti dicegah sejak dini agar jamaah yang baru pulang dari Tanah Suci tidak rentan tertular virus dari kerabat atau kolega, yang dengan niat baik ingin bersilaturahim.
Baik jamaah haji maupun tim pendamping kesehatan diharapkan, membangun kewaspadaan. Tim kesehatan juga harus memastikan jamaah tidak bergejala saat kembali ke kampung halaman. Bagi jamaah yang bergejala, mesti memeriksakan diri.
Baik jamaah haji maupun tim pendamping kesehatan diharapkan, membangun kewaspadaan.
Disiplin protokol kesehatan bagi penjemput ataupun jamaah, keniscayaan saat jumlah kasus harian Covid-19 memperlihatkan tren kenaikan.
Imbauan Presiden Joko Widodo saat Idul Adha untuk tetap mengenakan masker di dalam ataupun luar ruangan, mesti kita terapkan. Kelengkapan vaksinasi dan booster harus kembali digencarkan.
Kewaspadaan penularan ini karena sejumlah negara kembali mengalami kenaikan kasus Covid-19. Infeksi harian di Korea Selatan (Korsel), misalkan, melonjak di atas 40 ribu kasus, tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Diprediksi, kasus di Korsel bisa melonjak lima kali lipat pada Agustus dan September mendatang. Padahal, Korsel telah menghapus sebagian besar aturan terkait pandemi, termasuk kewajiban memakai masker di luar ruangan karena kasus yang melandai sejak Mei 2022.
Diprediksi, kasus di Korsel bisa melonjak lima kali lipat pada Agustus dan September mendatang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun tetap menjadikan Covid-19 sebagai keadaan darurat global.
Komite Darurat WHO menyebut, meningkatnya kasus dan evolusi virus di sejumlah negara menandakan kondisi Covid-19 masih darurat. Dua pekan terakhir, WHO menerima laporan 30 persen kenaikan kasus Covid-19 secara global.
Bergeliatnya perekonomian nasional jangan kembali tersendat akibat kenaikan kasus Covid-19. Menjaga bersama untuk pemulihan ekonomi imbas krisis pandemi Covid-19 menjadi kepentingan kita semua.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Berbagi Ucapan Selamat Lebaran Idul Adha
Mengucapkan selamat Id itu tidak hanya dibolehkan, tetapi berpahala atau disunahkan.
SELENGKAPNYAMendobrak Batasan untuk Belajar Coding
Dalam dunia digital ekonomi, dasar coding dapat membantu para wanita nyaman untuk melihat satu program.
SELENGKAPNYAKemenag Berencana Bahas Pengawasan Haji Furada
Regulasi turunan ini akan mengatur seputar penyelenggaraan haji mujamalah dan furada.
SELENGKAPNYA