Ekonomi
Bahana TCW Kembangkan Reksa Dana Syariah Saham
Reksa dana syariah ini memiliki fokus investasi di saham-saham perusahaan industri kesehatan global.
JAKARTA -- Anak usaha holding BUMN asuransi dan penjaminan atau Indonesia Financial Group (IFG), PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), meluncurkan reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity.
Presiden Direktur Bahana TCW Rukmi Proborini mengatakan, reksa dana syariah ini memiliki fokus investasi di saham-saham perusahaan industri kesehatan global. Rukmi menyampaikan, sektor kesehatan termasuk sektor yang tahan banting terhadap kondisi perekonomian global yang sedang tertekan karena termasuk industri yang defensif dan esensial.
"Sehingga berinvestasi pada perusahaan healthcare adalah salah satu alternatif yang menarik sesuai dengan kondisi makroekonomi saat ini," ujar Rukmi saat peluncuran virtual pada Selasa (12/7).
Rukmi menyebutkan, perusahaan pun bermitra dengan Franklin Templeton dan Standard Chartered Bank untuk memperluas jalur distribusi reksa dana tersebut. Produk investasi tersebut juga menjadi reksa dana syariah saham luar negeri pertama di Indonesia yang berfokus di industri kesehatan global.
Menurut Rukmi, produk ini melengkapi alternatif investasi bagi masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan pengelolaan dananya. Rukmi menyampaikan, Bahana TCW telah berpengalaman lebih dari 25 tahun sebagai pengelola investasi yang diversifikasi portofolio investasinya mulai dari produk reksa dana dan kontrak pengelolaan dana bilateral hingga investasi alternatif lainnya.
Hola #insanIFG!
Siapa dari kamu yang suka banget baca #Buku!? Nah, 5 buku ini sangat bisa mengubah #MindSet kamu loh karena banyak intisari-intisari dan skema-skema yang bisa langsung dipraktekin.
Eh, btw apa buku favoritmu? Share di kolom komentar ya! pic.twitter.com/r5Z0aPgLuk — Indonesia Financial Group (IFG_ID) July 6, 2022
"Setiap produk investasi dirancang guna memenuhi kebutuhan investasi masyarakat Indonesia. Selain itu, pengembangan dan distribusi produk investasi dilakukan dengan pola kemitraan strategis bersama institusi keuangan terkemuka dunia," ujar Rukmi.
Rukmi menjelaskan, lebih dari 50 persen komposisi portofolio reksa dana ini ditempatkan pada sektor unggulan di pasar AS dan sisanya diinvestasikan di sejumlah negara ekonomi utama dunia, antara lain Jepang, Prancis, Jerman, Inggris, dan Australia. Produk reksa dana syariah ini dapat dibeli dengan pembelian minimal 10 ribu dolar AS.
"Berkolaborasi dengan Franklin Templeton yang memiliki pengalaman serta kapabilitas global dalam rancangan strateginya, produk ini menerapkan prinsip syariah dan mengintegrasikan ESG dalam pengelolaan portofolio produk," kata Rukmi.
Head of Wealth Management Standard Chartered Indonesia Meru Arumdalu mengatakan, Standard Chartered Bank juga telah mengeluarkan proyeksi pasar global untuk periode semester II 2022. Meru memperkirakan inflasi akan mereda secara bertahap dan menyebabkan bank sentral AS, Federal Reserve, mempertahankan sikap agresifnya. Menyikapi kondisi ini, ucap Meru, sejumlah industri dinilai sebagai saham defensif, seperti industri kesehatan, energi, dan keuangan.
"Melalui penambahan reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity pada pilihan produk investasi Standard Chartered Bank, kami berharap dapat semakin memberikan alternatif bagi nasabah kami untuk mencapai tujuan keuangannya," ujar Meru.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Indonesia di Mata Kepala Negara AS
Para pemimpin AS sering mengatakan Indonesia sebagai model persemaian antara agama dan nasionalisme.
SELENGKAPNYAShin Kritik Penyelenggara AFF, PSSI Gamang
Timnas Indonesia harus melakukan introspeksi, bukan mencari kambing hitam.
SELENGKAPNYAIndonesia Memulai Perjuangan di FIBA Asia Cup
Indonesia bergabung di Grup A bersama Arab Saudi, Yordania, dan Australia.
SELENGKAPNYA