JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan fenomena abrasi pantai melanda Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Kondisi ini memaksa ratusan warga mengungsi.

"Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB berhasil menghimpun data per Kamis (16/6) pukul 02.23 WIB, sebanyak 69 KK atau 266 jiwa mengungsi," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Kamis (16/6).

Abdul menyampaikan informasi dampak abrasi masih dilaporkan secara berkala kepada BNPB. Ia memastikan koordinasi antar instansi terus dilakukan guna memantau update situasi di lapangan.

"Hasil kaji cepat sementara, kerugian materiil tercatat 31 unit rumah rusak berat, satu unit jembatan rusak berat, lima unit cottage, satu unit cafe, dan kawasan destinasi wisata ikut terdampak," ujar Abdul.

Seorang pria mengumpulkan pakaian di rumahnya yang terdampak abrasi di pesisir pantai Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Kamis (16/6/2022). Pemerintah setempat mengeluarkan imbauan evakuasi pada warga yang bermukim di sekitar lokasi terdampak untuk mengantisipasi adanya potensi korban jiwa bila terjadi abrasi susulan. - (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/wsj.)

SHARE    

Merespons hal ini, BPBD Kabupaten Minahasa Selatan bersama pemerintah setempat telah mengaktifkan Posko Tanggap Darurat. Sebanyak dua posko sudah dibentuk untuk memberikan upaya percepatan penanganan terhadap warga yang mengungsi.

"Sudah ada dua posko yang sudah diaktifkan untuk memberikan penanganan kepada pengungsi," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Minahasa Merry Joudy.

Adapun lokasi dua posko tersebut terletak di Kantor Kelurahan Lewet dan Kelurahan Uwuran Dua. Lokasi ini juga dijadikan sebagai titik pengungsian bagi warga yang terdampak. Pengoperasian dapur umum di masing-masing posko telah diinisiasi guna memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.

"BPBD telah mengoperasikan mobil dapur lapangan guna mengakomodir kebutuhan di lapangan," kata Merry.

Sejumlah warga melihat lokasi terdampak abrasi di pesisir pantai di Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Kamis (16/6/2022). - (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/wsj.)

SHARE    

Sebagai bentuk respon cepat, Pemerintah daerah setempat telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari terhitung mulai Rabu (15/6). Hal ini dilakukan sebagai upaya percepatan penanganan darurat bagi para warga terdampak.

Tambak terendam

Sementara itu, BNPB juga melaporkan banjir pesisir atau rob yang terjadi sejak Selasa (14/6) mengakibatkan 50 unit rumah dan 280 petak tambak milik warga di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terendam. Berdasarkan laporan visual di lapangan, terlihat tambak ikan bandeng milik warga terendam hingga pembatas antar-tambak rata dengan air.

Sejumlah warga menyelamatkan harta bendanya di pemukiman sekitar lokasi terdampak abrasi di pesisir pantai Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Kamis (16/6/2022). - (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/wsj.)

SHARE    

“Warga melakukan peninggian batas tambak untuk membentuk kembali petak tambak yang sebelumnya terendam," ujar Muhari.

Dia mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima melaporkan banjir tersebut melanda empat kecamatan, yakni Kecamatan Palibelo, Woha, Bolo, dan Kecamatan Langgudu. Sementara itu, dilaporkan tidak ada warga mengungsi akibat banjir tersebut.

Tim reaksi cepat dari BPBD setempat telah menyiapkan peralatan dan perlengkapan evakuasi tanggap darurat apabila diperlukan. BNPB mengimbau masyarakat di sepanjang pesisir pantai untuk selalu waspada dan siaga akan adanya potensi gelombang tinggi yang dapat menimbulkan bahaya lanjutan seperti banjir rob.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat