Jurnal Haji
Bus Shalawat Siap Layani Jamaah
Bus dioperasikan bertahap sesuai rasio jumlah jamaah yang tiba di Makkah.
A SYALABY ICHSAN dari Madinah, Arab Saudi
MAKKAH — Bus Shalawat siap beroperasi untuk melayani jamaah haji Indonesia di Makkah pada musim haji ini. Sebagai awal, armada-armada ini akan melayani jamaah yang tiba dari Madinah pada Ahad (12/6) malam. Bus ini akan beroperasi 24 jam untuk mengangkut jamaah yang hendak melaksanakan ibadah shalat fardhu di Masjidil Haram.
Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi, Muhammad Khanif menjelaskan, ada 204 bus siap melayani jamaah pada musim haji 1443 H/2022 M ini. Bus ini akan dioperasikan secara bertahap sesuai dengan rasio jumlah jamaah yang tiba di Makkah.
"Bus Shalawat beroperasi 24 jam. Pada posisi puncak, saat seluruh jamaah sudah di Makkah, 204 bus Shalawat siap antar jemput jamaah Indonesia dari hotel ke Masjidil Haram," ujar dia kepada Tim MCH di Makkah, Arab Saudi, Ahad (12/6).
Sementara itu, Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi, Sutikno menjelaskan, ada lima rute bus Shalawat di Makkah sesuai wilayah hotel jamaah dengan tiga terminal, yaitu: Syib Amir, Bab Ali, dan Jiad. Rute pertama, Mahbas Jin - Bab Ali. Sebanyak 16 bus disiapkan untuk melayani 19.288 yang tersebar di enam hotel di wilayah Mahbas Jin. Ada tiga halte pemberhentian yang telah disiapkan.
"Rute ini merupakan rute bersama. Setiap negara yang jamaahnya melalui rute ini harus menyiapkan bus. Dan bus yang melalui jalur ini, bisa digunakan seluruh jamaah haji dari berbagai negara," ujar dia.
Kedua, rute Syisyah - Syib Amir. Ada 29 bus yang disiapkan untuk melayani 11.428 jamaah yang tinggal di sembilan hotel wilayah Syisyah. Di sini disiapkan tiga halte pemberhentian. Ketiga, rute Raudhah - Syieb Amir. Total ada 53 bus untuk 21.015 jamaah yang tinggal di enam hotel wilayah Raudhah, dengan lima halte pemberhantian.
Keempat, rute Jarwal - Syieb Amir. Rute ini akan melayani 24.904 jemaah yang tinggal di dua hotel wilayah Jarwal. Total ada 62 bus dengan dua halte. Kelima, rute Misfalah - Jiad. Rute ini melayani 17.550 jamaah. Mereka tinggal di 13 hotel wilayah Misfalah dengan tujuh halte pemberhantian.
"Bus berkapasitas sekitar 70 penumpang, dilengkapi air conditioner (AC), tombol darurat pembuka pintu, GPS, serta alat pemecah kaca," jelasnya.
Kasi Transportasi Daker Makkah, Asep Subhana menambahkan, untuk memudahkan jamaah mengenali, setiap bus dipasang stiker dengan desain dan warna yang berbeda-beda. Stiker itu berisi informasi rute, nomor rute, dan warna rute.
Stiker rute Mahbas Jin - Bab Ali berwarna putih dengan nomor 1. Rute Syisyah - Syib Amir warna biru dengan nomor 2. Rute Raudhah - Syib Amir stiker warna hijau dengan nomor 3. Rute Jarwal - Syib Amir warna hitam dengan nomor 4. Dan, rute Misfalah- Jiad, stiker warna cokelat dengan nomor 5.
"Setiap jamaah juga dibekali kartu yang sama dengan stiker bus salawatnya," sambungnya.
Untuk menghindari penumpukan penumpang, Asep mengimbau jamaah untuk dapat datang lebih dini bila ingin shalat fardhu di Masjidil Haram. Menurut dia, kepadatan di Makkah akan meningkat hingga puncak haji seiring terus berdatangannya jamaah dari berbagai negara.
“Mendekati puncak haji, saat ingin shalat berjamaah di Masjidil Haram, jamaah agar datang lebih dini, jangan mendekati waktu azan sehingga tidak berebut dengan jamaah lain dan nyaman di Masjidil Haram,” jelas Asep.
Asep menjelaskan, imbauan ini juga bertujuan untuk menghindari terjadinya kemacetan di jalur menuju terminal. Dalam kondisi normal, interval jarak menunggu kedatangan bus pada rentang 5 - 10 menit. Dalam kondisi padat, utamanya jelang puncak haji, ditargetkan tidak lebih 30 menit.
“Kita sudah siapkan skema. Jika halte penuh, petugas akan meminta informasi ke terminal agar bus yang terparkir bisa segera meluncur,” kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Perintis Radio Malabar Meninggal, Tabrani di Kapal JP Coen
Kapal JP Coen ini jugalah yang ditumpangi M Tabrani, mantan pemimpin redaksi Hindia Baroe.
SELENGKAPNYAPerdagangan Suhaib ar-Rumi
Saat orang-orang Romawi menyerang daerah tersebut, Suhaib menjadi seorang budak Romawi.
SELENGKAPNYAOrang Betawi ke Tanah Suci
Ada kebiasaan masa lalu yang kini hampir hilang, yakni menangisi calon haji ketika hendak berangkat.
SELENGKAPNYA