Kabar Utama
Tetap Jaga Prokes Selama Berhaji
Kasus baru Covid-19 di Arab Saudi mencapai lebih dari 1.000 kasus per hari.
OLEH ALI YUSUF dari Madinah
JAKARTA -- Jamaah haji diingatkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) selama melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Kepatuhan terhadap prokes patut dijaga guna meminimalkan potensi tertular Covid-19 atau penyakit lainnya.
Kasus baru Covid-19 di Arab Saudi pada Rabu (8/6) tercatat melampaui angka 1.000 kasus untuk pertama kalinya sejak 20 Februari 2022. Adapun infeksi terbaru dalam 24 jam terakhir tercatat sebanyak 1.029 kasus.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana mengatakan, selain risiko tertular Covid-19, masih ada risiko penularan penyakit MERS-COV yang perlu diwaspadai jamaah. "Keduanya bisa dicegah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pencegahannya sama, selain cuci tangan, jaga kebersihan, juga pakai masker dengan baik. Di Saudi tetap pakai masker," kata Budi dalam keterangannya, Kamis (9/6).
Ia meminta jamaah haji dan petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) untuk minum air putih dengan cukup. Hal ini mengingat perbedaan suhu yang sangat ekstrem di Arab Saudi. Suhu yang tinggi disertai kelembaban yang rendah, membuat jamaah rentan terserang dehidrasi.
Budi juga berpesan kepada para jamaah haji agar fokus pada ibadah yang sifatnya wajib, terutama di fase armuzna. Ia mengingatkan, kondisi fisik yang prima menjadi kunci bagi jamaah haji dapat menjalankan fase wajib haji dengan baik, sehingga aktivitas ibadah lainnya yang bersifat sunah dapat disesuaikan dengan kondisi fisik jamaah.
“Kalau bisa 2-3 hari sebelum armuzna, jamaah istirahat terlebih dahulu. Siapkan dulu kondisinya agar betul-betul prima," kata Budi.
Seperti diberitakan Arab News pada Kamis (9/6), sebanyak 341 kasus dari 1.029 kasus baru Covid-19 di Saudi pada Rabu terdapat di ibu kota Riyadh. Adapun di Jeddah sebanyak 190 kasus, 133 kasus di Dammam, 48 kasus di Makkah, dan 41 kasus di Madinah.
Beberapa kota lain di Kerajaan Saudi masing-masing mencatat kurang dari 35 kasus baru.
Rahmat mengatakan, Pemerintah Arab Saudi sampai saat ini tidak membatasi warganya dan jamaah haji beraktivitas di tempat umum. "Meski demikian kita dalam memberikan pelayanan tetap memakai masker," katanya.
Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Susi Wirawati mengatakan, penyakit terbanyak yang dialami jamaah haji adalah diabetes melitus (DM), hipertensi, dehidrasi, dan faktor kelelahan jamaah sejak kedatangan di Madinah. Kondisi ini membuat keadaan umum jamaah menjadi menurun, lemas, dan akhirnya jatuh sakit.
Susi menyampaikan, penyakit diabetes melitus dan hipertensi merupakan penyakit yang dibawa oleh sebagian besar jamaah haji Indonesia dari Tanah Air. Jamaah yang memiliki penyakit komorbid ini harus menjaga pola hidup sehat, minum obat secara teratur, dan mengecek kesehatannya secara rutin.
“Bila jamaah mengalami dehidrasi disertai dengan kelelahan, maka akan dapat memicu penyakit bawaannya menjadi tidak terkontrol. Untuk itu penting mengontrol kesehatannya kepada petugas kesehatan di kloter (TKH),” kata Susi di ruang IGD KKHI Madinah, kemarin.
Susi mengingatkan, kelelahan dapat memicu peningkatan kadar gula darah dan tekanan darah pada jamaah. Sehingga, mengakibatkan keadaan kesehatan jamaah menjadi menurun. Untuk itu, Susi menyarankan jamaah agar selalu menjaga pola hidup sehat selama prosesi ibadah haji, dengan mengonsumsi makanan bergizi, makan tepat waktu, dan rutin minum air putih.
"Hal yang tak kalah penting patuh menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sandal, topi, kacamata pada saat beraktivitas di luar hotel atau pondokan," kata Susi.
Pantauan Republika di sekitaran Masjid Nabawi pada Kamis (9/6), aktivitas tetap berlangsung normal dan tidak ada kepanikan meskipun terdapat kenaikan kasus Covid-19 di Saudi. Jamaah Masjid Nabawi maupun askar, petugas kebersihan, hingga petugas yang menjaga pintu masuk masjid, ada yang memakai masker dan ada tidak.
Namun, jamaah haji Indonesia terlihat banyak yang memakai alat perlindungan diri lengkap, termasuk masker. Hal ini karena para petugas kesehatan haji PPIH Arab Saudi bidang kesehatan terus mensosialisasikan pesan-pesan kesehatan, salah satunya mengenai penggunaan masker.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyarankan para jamaah haji tetap memakai masker serta tidak saling bertukar atau memakai perlengkapan pribadi, seperti pakaian, gelas, dan alat makan secara bersama-sama. "Hindari pemakaian bersama itu yang penting. Hal-hal yang dipakai sendiri jangan dipakai bersama untuk menghindari potensi penularan sumber penyakit," kata Dicky.
Dia juga menyarankan jamaah haji memastikan kebutuhan gizi terpenuhi dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, sehat, dan aman. Selain itu, jamaah haji harus mematuhi anjuran dari petugas kesehatan haji serta memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan haji jika merasa mengalami gangguan kesehatan.
"Ikhtiar terbaik adalah dengan berusaha dan dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan juga dengan vaksinasi," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mengapa Umat Islam Betah di Amerika?
Citra AS sebagai negara yang amat menjunjung tinggi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum.
SELENGKAPNYABUM-Pes Topang Kemandirian Pesantren
BUM-Pes diyakini bisa berdampak besar terhadap kesejahteraan bangsa.
SELENGKAPNYA