Sepak Bola
Buah Konsistensi Skuad Rossoneri
Milan menunjukkan kematangan mental kendati bersaing ketat dengan Napoli dan Inter.
MILAN -- Warna merah-hitam memenuhi Casa Milan pada Senin (23/5) dini hari waktu setempat. Sekitar 15 ribu penggemar menunggu para pahlawannya di sana.
Beberapa jam sebelumnya, AC Milan meraih trofi Seri A Liga Italia musim 2021/2022 di markas Sassuolo. Skuad polesan Stefano Pioli unggul 3-0 atas I Neroverdi di Stadion Mapei-Citta del Tricolore. Pesta perayaan sudah terlihat di arena berkapasitas 21 ribuan kursi itu.
Setelahnya, Il Diavolo menuju kandang sendiri. Para tifosi menyambut dengan gegap gempita. Penantian panjang terbayar lunas.
Maklum, Milan terakhir kali meraih scudetto pada musim 2010/2011. Setelah 11 tahun berlalu, klub elite Kota Mode akhirnya finis di posisi teratas. Davide Calabria dkk tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. "Kami telah meraih hasil dari pekerjaan kami," kata Calabria kepada DAZN, dikutip dari Football Italia.
Calabria merasa berada di grup yang fantastis. Sang wakil kapten bangga dengan sejarah berkelas ini.
Pencapaian AC Milan merupakan buah dari konsistensi. Terlihat sejak awal musim 2021/2022 bergulir, anak asuh Pioli langsung tancap gas. Dalam 12 laga perdana, Rossoneri tak terkalahkan.
Selama periode tersebut, Milan meraih 10 kemenangan dan dua imbang. Hasil demikian membuat Milan bersaing ketat dengan Napoli di posisi teratas. Hanya selisih gol yang memisahkan kedua tim tersebut.
Menjelang paruh musim, Il Diavolo sempat kelimpungan. Status Campione d'Inverno menjadi milik Inter Milan. Sang rival nyaman di singgasana.
Bersamaan dengan itu, anak asuh Pioli tersingkir dari Eropa. Theo Hernandez dan rekan-rekan gagal melaju ke babak gugur Liga Champions. Situasi demikian membuat Milan lebih terfokus ke pentas domestik.
Hasilnya terlihat. Menjelang pengujung musim, Rossoneri trengginas. Milan menunjukkan kematangan mental kendati bersaing ketat dengan Napoli dan Inter.
Milan tak terkalahkan dalam 16 partai terakhir di pentas Seri A. Sebanyak 11 laga berhasil dimenangkan. Sisanya, lima duel berkesudahan imbang.
Tibalah di pekan pamungkas. Il Diavolo berjaya di Mapei Stadium. Tangis haru bercampur luapan kegembiraan mewarnai kesuksesan elite Kota Mode ini.
Pioli sampai mendedikasikan gelar scudetto untuk ayahnya yang meninggal dunia pada September 2019 lalu. "Dia akan bangga dengan saya, di mana pun dia berada sekarang," ujar allenatore kelahiran Parma ini.
Reaksi serupa ditunjukkan Zlatan Ibrahimovic. Bomber 40 tahun itu mempersembahkan trofi Seri A yang ia raih untuk mendiang Mino Raiola. Nama terakhir merupakan agen Ibra dan sejumlah bintang kelas dunia lainnya. Pada akhir bulan lalu, Raiola tutup usia di San Raffaele Hospital.
"Dia salah satu dari mereka yang menginginkan saya kembali ke Milan. Dia mengatakan bahwa saya satu-satunya yang bisa menyematkan Milan," ujar Ibrahimovic.
Penyerang asal Swedia itu bagian dari skuad Rossoneri yang meraih scudetto pada musim 2010/2011 silam. Kini, ia mendapatkan gelar itu lagi dengan skuad berbeda. Il Diavolo menjadi jawara kompetisi terelite ranah Italia untuk ke-19 kalinya.
Dengan bermaterikan banyak pemain muda, Milan mendapatkan tantangan yang lebih berat pada musim depan. Rossoneri siap bertarung untuk mempertahankan trofi ini dan mencoba kompetitif di kompetisi Eropa.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Man City Klaim Jadi Legenda Baru Liga Primer Inggris
Tidak pernah sekali pun sejak Februari 2005 silam Manchester City mampu meraih kemenangan.
SELENGKAPNYAKorban Longsor Bangun 'Rumah Tumbuh' Secara Gotong Royong
Semangat gotong royong yang masih melekat kuat di antara warga.
SELENGKAPNYAPembalap Formula E akan Gelar Konvoi di Monas
Kawasan wisata Ancol ditutup untuk umum saat pelaksanaan balapan Formula E.
SELENGKAPNYA