Tajuk
Menjelang Pemberangkatan Calhaj
Kita berharap, jamaah mendapat bekal memadai, baik soal pelaksanaan ibadah maupun informasi kesehatan.
Tak lama lagi, prosesi pemberangkatan calon jamaah haji (calhaj) dari Indonesia bakal dimulai. Insya Allah, merujuk pada jadwal pemerintah, kelompok terbang (kloter) pertama calhaj diterbangkan ke Tanah Suci pada 4 Juni 2022.
Calhaj yang masuk daftar berangkat, telah melunasi biaya haji yang ditetapkan tenggatnya pada 20 Mei lalu. Persiapan lainnya, berupa manasik haji juga mestinya sudah rampung jauh-jauh hari, termasuk vaksinasi yang dibutuhkan untuk berangkat ke Tanah Suci.
Kita berharap, jamaah mendapat bekal memadai, baik soal pelaksanaan ibadah maupun informasi kesehatan. Termasuk protokol kesehatan Covid-19 yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi. Semua ini tentu akan membuat pelaksanaan ibadah haji berjalan aman dan lancar.
Kerinduan jamaah menginjakkan kaki di Tanah Suci diharapkan, tak melahirkan euforia lalu melupakan protokol kesehatan yang sangat penting demi kesehatan jamaah sendiri. Maka itu, penting pula jamaah memiliki kesadaran semacam ini.
Kita berharap, jamaah mendapat bekal memadai, baik soal pelaksanaan ibadah maupun informasi kesehatan.
Di sisi lain, pemerintah dituntut mampu mempersiapkan segalanya dengan baik. Jamaah telah menunaikan kewajibannya, di antaranya melunasi biaya haji, pemerintah berkewajiban memberikan layanan terbaik bagi jamaah.
Persiapan embarkasi, penerbangan, dan layanan di Saudi, baik hotel, transportasi, maupun katering seharusnya optimal. Jika kesadaran jamaah digabungkan dengan layanan pemerintah yang mumpuni, kita berharap pelaksanaan ibadah Haji 2022 sukses.
Dalam konteks ini, kita ketahui Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berkunjung ke Saudi. Pada Kamis (19/5), ia meninjau fasilitas hotel, transportasi, dan //katering// di Kota Makkah. Ia menyebut secara umum, semua fasilitas tersebut siap.
Pada Sabtu (21/5), Menag Yaqut juga meninjau sejumlah hotel yang bakal ditempati jamaah selama berada di Madinah. Ia menyatakan puas dengan kondisi hotel yang siap dihuni jamaah dan jaraknya dekat dengan Masjid Nabawi.
Kita berharap, semua persiapan yang dilakukan pemerintah menuai hasil optimal. Meski selama masa pandemi tak ada pemberangkatan jamaah ke Tanah Suci, pemerintah selama ini telah memiliki pengalaman dalam mempersiapkan prosesi haji.
Kita berharap, semua persiapan yang dilakukan pemerintah menuai hasil optimal.
Tinggal semua pengalaman yang sudah ada ditempuh kembali dan disesuaikan dengan peraturan ataupun kondisi di lapangan karena Covid-19. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk memastikan seluruh jamaah menaati peraturan yang ditetapkan Pemerintah Saudi.
Dengan kerja sama dan disiplin yang baik antara jamaah dan pemerintah dalam penyelenggaraan haji tahun ini, semoga pelaksanaan ibadah yang diikuti sekitar sejuta orang dari seluruh dunia ini mulus dan tak melahirkan kasus baru Covid-19 sepulang dari Tanah Suci.
Karena itu, kuncinya kedisiplinan semua pihak. Ini juga batu ujian kepercayaan Saudi terhadap pengaturan penyelenggaraan haji oleh Pemerintah Indonesia. Ketika semua mulus maka kepercayaan bakal kian tinggi dan bisa saja menjadi penentuan pada tahun depan.
Baik dalam penyelenggaraan haji secara umum oleh Saudi maupun Indonesia pada khususnya. Bisa saja, kalau tahun ini tak ada masalah berarti, Saudi terus meningkatkan jumlah jamaah yang bisa berhaji di Tanah Suci.
Bagi Indonesia, keberhasilan tahun ini, semoga menjadi poin yang membuat Saudi bisa menambah kuota tahun depan, atau bahkan mencapai kuota normal seperti sebelum pandemi, yang mencapai 200 ribuan jamaah.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.