Internasional
Penembak di Buffalo Unggah Manifesto
Manifesto yang diyakini ditulis Grandon itu menguraikan tentang teori konspirasi rasis.
NEW YORK -- Pelaku penembakan di sebuah supermarket di Buffalo, New York, Payton Gendron (18 tahun), mengunggah manifesto setebal 180 halaman di media sosial pada Sabtu (14/5). Pada hari yang sama ia menembak dan menewaskan 10 orang.
Manifesto yang diyakini ditulis oleh Grandon itu menguraikan tentang "The Great Replacement Theory". Ini merupakan teori konspirasi rasis bahwa orang kulit putih akan digantikan oleh minoritas di Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Dokumen lain yang beredar secara daring yang diduga ditulis Gendron adalah daftar rencana penembakan. Laman the Independen menyebutkan, Wali Kota London Sadiq Khan termasuk dalam daftar sasaran Grandon.
Grandon menyebut Khan sebagai "Muslim invader" atau Muslim penginvasi. Nama Khan ada dalam daftar kill high profile enemies atau keinginannya membunuh tokoh penting yang dianggapkan musuh.
"Ini kejadian yang menyakitkan saat melihat 10 orang tidak bersalah kehilanya nyawa di tangan supremasi kulit putih, sang teroris ini. Juga ada orang-orang yang cedera," kata Khan dikutip the Independent. "Tanggapan penting saya adalah memastikan bahwa kita menunjukkan keberagaman kita adalah kekuatan, bukan kelemahan."
Saat ditanya apakah ia merasa cukup aman dalam mengemban jabatannya, Khan menjawab, "Sudah diketahui umum bahwa saya mendapatkan perlindungan dari polisi."
Gubernur New York Kathy Hochul menyesalkan bahwa tersangka berhasil menyiarkan langsung serangannya di media sosial. Dia menyebut, pelaku memiliki ideologi ekstremis yang kejam.
“Gerai-gerai ini harus lebih waspada dalam memantau konten media sosial,” kata Hochul kepada ABC New York.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Ahad (15/5) mendesak seluruh warga Amerika untuk bersatu mengatasi kebencian rasial. Gedung Putih mengatakan, keluarga Biden akan melakukan perjalanan ke Buffalo pada Selasa (17/5). Biden menyampaikan duka cita kepada seluruh keluarga korban.
“Kita semua harus bekerja sama untuk mengatasi kebencian yang menjadi noda di jiwa Amerika,” kata Biden.
Sasar keturunan Afrika
Gendron adalah remaja kulit putih yang melakukan penembakan di Tops Friendly Market di lingkungan komunitas Afrika-Amerika pada Sabtu. Polisi berhasil menangkap Gendron.
Jaksa Erie County, John Flynn, mengatakan, beberapa jam setelah penembakan, Gendron didakwa di pengadilan negara bagian atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama dengan hukuman maksimum penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat. Gendron mengajukan pembelaan tidak bersalah dan dijadwalkan untuk kembali ke pengadilan pada 19 Mei.
Sheriff Erie County, John Garcia, mengatakan, Gendron berada dalam pengawasan bunuh diri dan ditempatkan di sel isolasi. Sementara, agen khusus FBI yang bertanggung jawab atas kantor lapangan biro Buffalo, Stephen Belongia, mengatakan, serangan itu akan diselidiki baik sebagai kejahatan rasial dan sebagai tindakan ekstremisme kekerasan bermotivasi rasial di bawah hukum federal.
Pihak berwenang mengatakan, Gendron berkendara ke Buffalo dari rumahnya selama beberapa jam untuk meluncurkan serangan yang dia siarkan secara real time di platform media sosial Twitch.
Gendron kemudian melepaskan tembakan ke Tops Friendly Market menggunakan pistol yang dia beli secara legal. Namun, dia telah memodifikasi magasin pistol tersebut menjadi berkapasitas tinggi secara ilegal.
Penembakan di Buffalo mengikuti pembunuhan massal bermotif rasial lainnya dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk serangan di sinagog Pittsburgh yang menewaskan 11 orang pada Oktober 2018 dan penembakan di spa di Atlanta pada Maret 2021, yaitu seorang pria kulit putih membunuh delapan orang dan menargetkan orang Asia-Amerika.
Twitch menghapus siaran langsung Gendron setelah kurang dari dua menit. "Pengguna (Gendron) telah ditangguhkan tanpa batas waktu dari layanan kami dan kami mengambil semua tindakan yang sesuai, termasuk memantau akun apa pun yang menyiarkan ulang konten ini," kata juru bicara Twitch.
Kenangan Terakhir Aaron Salter
Aaron Salter adalah warga yang dicintai dan penjaga keamanan yang mengenal nama setiap pelanggan Tops Friendly Market, Buffalo, Amerika Serikat. Ketika tempat itu diserang oleh seorang pria bersenjata dengan senapan, dia langsung beraksi.
Pensiunan polisi Buffalo itu menembakkan beberapa kali ke arah penyerang, mengenai rompi antipeluru setidaknya sekali. Pelurunya tidak menembus dan Salter terkena tembakan balasan, kemudian gugur.
"Dia pahlawan sejati. Bisa saja ada lebih banyak korban jika bukan karena tindakannya," ujar Komisaris Polisi Buffalo Joseph Gramaglia pada Ahad (15/5).
Salter adalah salah satu dari 10 orang yang meninggal dunia dalam serangan di komunitas dengan lingkungan yang didominasi kulit hitam di Buffalo, New York. Mereka ditembak mati oleh Payton Gendron.
Serangan itu membuat pembeli yang sering berbelanja di supermarket berduka karena kehilangan teman dan tetangga. Yvette Mack mengingat Salter sebagai seorang penjaga keamanan yang peduli dengan masyarakat. "Dia memberi tahu kami jika kami benar atau salah," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Akhirnya Kembali Mudik
Bagi orang tua, tentu kehadiran anaknya lebih mahal ketimbang uang berjuta-juta.
SELENGKAPNYAJenderal Kompeni Mandi di Kali
Para budak juga berfungsi untuk menjaga gengsi. Makin banyak memiliki budak, makin tinggi status sosial seseorang.
SELENGKAPNYAAbu Ubaidah Sang Penolak Jabatan Khalifah
Rasulullah memberi Abu Ubaidah bin Jarrah gelar “orang kuat yang terpercaya”.
SELENGKAPNYA