Inovasi
Usaha Bersama Hadirkan Teknologi Hijau
Teknologi bisa memberi solusi pada upaya pelestarian lingkungan.
Pengembangan teknologi, dalam praktiknya kerap bersinggungan dengan keberlangsungan ekosistem dan dampak lingkungan. Sulit dipungkiri, industri teknologi berperan signifikan dalam pemanfaatan energi dalam skala besar.
Beberapa usaha rintisan yang mengusung upaya melahirkan teknologi hijau pun hadir. Salah satunya, Rekosistem yang merupakan rintisan penyedia solusi pengelolaan limbah.
Didirikan pada 2021, Rekosistem menyediakan platform untuk mengumpulkan dan mengolah data yang berguna bagi proses daur ulang. Dengan data ini, Rekosistem dapat menghubungkan jenis limbah dengan tempat pengelolaan limbah yang ideal secara mudah dan cepat, hingga 20 persen lebih efisien.
Co-Founder & CEO Rekosistem Ernest Christian Layman mengungkapkan, Rekosistem lahir dari kepedulian Ernest dan rekan pendiri selama kuliah. Ketika itu, mereka sangat aktif di organisasi kemahasiswaan.
Setelah melakukan banyak acara, dekorasi acara dan pengaturan acara berakhir begitu saja di tempat pembuangan limbah. “Pertama, kami tidak tahu bagaimana menyelesaikannya. Namun, melalui teknologi, kita mengetahui seperti bagaimana mengatur, mendapatkan informasi tentang limbah, jenisnya, hingga bagaimana pekerja bekerja memecahkan masalah ini,” ujar Ernest dalam acara Media Briefing Amazon Web Services (AWS), Senin (25/4).
Data menunjukkan masalah limbah kini terus-menerus meningkat. Terutama di Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
Saat pandemi terjadi, Rekosistem menghadapi tantangan besar terkait perpindahan orang dalam menghasilkan limbah. Sebelumnya, orang-orang menghasilkan limbah di luar rumah.
Sekarang, sampah yang dihasilkan kebanyakan di rumah, karena orang tinggal di rumah. “Cukup menantang bagi kami untuk menggeser layanan yang sebelumnya mungkin fokus pada pasar B2B atau pasar komersial, sekarang beralih ke pasar perumahan,” ujar Ernest.
View this post on Instagram
Namun melalui teknologi, kata dia, Rekosistem bisa menggeser target, pengguna, mitra yang ingin diajak bekerja sama. Caranya, adalah dengan menghubungkan mereka melalui platform ini dan mengaktifkan data yang Rekosistem miliki.
Sebab setiap limbah yang Rekosistem kelola akan disimpan dan dilacak menjadi data dengan teknologi. Sebelumnya, Ernest menuturkan, tidak ada yang melacak data limbah. Rekosistem terdaftar di program Amazon Web Services (AWS) Activate.
Karena itu, usaha rintisan ini. tidak terlalu memusingkan biaya dan dapat berinvestasi pada talenta-talenta dan sumber daya manusia (SDM) mumpuni bagi kelangsungan perusahaan. Solusi-solusi yang digunakan Rekosistem antara lain adalah komputasi, database, dan machine learning.
Ernest mengungkapkan, sepanjang 2021, Rekosistem ternyata mampu mencatatkan kenaikan pemasukan sebesar 30 persen dan menganalisis lebih dari dua ribu metrik ton limbah yang berasal dari 11 ribu rumah tangga serta tempat-tempat komersial. “Artinya, kami melihat ada peluang bagi start-up clean-tech seperti Rekosistem untuk menghasilkan keuntungan sambil mengerjakan kebaikan bagi masyarakat,” kata Ernest.
Inovasi Rendah Karbon
View this post on Instagram
Isu lingkungan terus menjadi perhatian bagi para pemangku kepentingan. Tak terkecuali, pelaku di industri teknologi.
Hal ini juga menjadi perhatian Huawei mengingat sejumlah layanan digital dan pengembangan teknologi, sangat memerlukan pasokan energi dalam jumlah yang amat signifikan. Rotating Chairman Huawei, Ken Hu mengatakan, Huawei berkomitmen untuk selalu menghadirkan pendekatan lewat inovasi dan upaya membangun dunia cerdas yang lebih hijau.
"Kami akan memperkuat pendekatan kami terhadap inovasi. Termasuk melengkapi semua industri untuk menjadi digital dan cerdas dan membantu membangun dunia rendah karbon," kata Ken saat jadi keynote speaker dalam Global Analist Summit (HAS 2022) yang digelar di Shenzhen, Cina secara hibrid pada Selasa (26/4).
Komitmen tersebut, ia melanjutkan, diterapkan lewat optimalisasi pasokan dan konsumsi daya dengan teknologi digital untuk menunjang pengembangan rendah karbon. Oleh karena itu, Huawei pun mendefinisi ulang sektor energi dengan menghadirkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) cerdas atau smart photovoltaic power system (PV) yang disebut dengan FusionSolar.
PV dapat berfungsi menjadi pembangkit listrik yang cerdas karena telah menerapkan teknologi kecerdasan buatan dan //cloud service//. Menurutnya, Huawei juga mengembangkan solusi rendah karbon tingkat sistem untuk infrastruktur teknologi yang lebih hijau dengan fokus pada stasiun pangkalan nirkabel dan pusat data.
"Kami harus terus mempertahankan momentum melalui inovasi tanpa henti dan menciptakan nilai bagi pelanggan dan masyarakat. Kami berharap dapat bekerja lebih erat dengan pelanggan dan mitra kami untuk membangun dunia cerdas yang lebih hijau," ujar Ken.
Di Indonesia, sebagai bagian dari upaya mengurangi konsumsi energi untuk membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang lebih hijau, penggunaan situs nirkabel hijau ternyata berhasil menurunkan 30 persen konsumsi energi.
Dalam kesempatan itu, ia juga menekankan bahwa Huawei akan terus mendorong konektivitas dan komputasi yang makin optimal. Menurutnya, untuk menghadirkan layanan komputasi awan (cloud) yang juga lebih hijau, Huawei juga sedang membangun MetaStudio.
MetaStudio merupakan saluran konten digital end-to-end berbasis komputasi awan. Diharapkan, dengan hadirnya MetaStudio proses produksi konten digital di jagat maya, akan menjadi lebih cepat dari saat ini.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Contraflow Arus Mudik Diberlakukan
Pemudik diimbau terus memperbarui informasi rekayasa lalu lintas.
SELENGKAPNYADugaan Suap Bupati Bogor Terkait Laporan Keuangan
Seluruh pihak yang ditangkap menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK.
SELENGKAPNYAWapres AS Kamala Harris Positif Terinfeksi Covid-19
Studi CDC menunjukkan lebih dari separuh populasi AS telah terinfeksi Covid-19 setidaknya satu kali.
SELENGKAPNYA