Internasional
Le Pen akan Bertarung dalam Pemilihan Parlemen Prancis
Le Pen akan mempertahankan kursinya dalam pemilihan parlemen pada Juni mendatang.
PARIS -- Pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen akan mempertahankan kursinya dalam pemilihan parlemen pada Juni mendatang. Wakil Presiden National Rally (RN), Louis Aliot mengatakan, Le Pen akan maju sebagai kandidat dalam pemungutan suara pada 12 dan 19 Juni.
"Dia akan menjadi kandidat dalam pemilihan parlemen," kata Aliot.
Aliot menambahkan bahwa, Le Pen yang telah kalah dalam pemilihan presiden akan menjadi oposisi utama bagi Presiden Emmanuel Macron, yang berhasil mengamankan masa jabatan kedua. Aliot mengatakan, partai RN harus mendapatkan setidaknya 15 kursi, sehingga dapat membentuk aliansi di parlemen. Pada pemilu 2017, partai Le Pen memenangkan delapan kursi.
Dalam pemilihan presiden putaran kedua pada Ahad (24/4), Macron menang dengan memperoleh 58,5 persen suara. Sementara Le Pen mendapatkan 41,5 persen suara. Meski kalah, Le Pen menyebut hasil pemilihan presiden kali ini sebagai kemenangan yang bersinar.
"Dalam kekalahan ini, mau tak mau saya merasakan sebentuk harapan," ujar Le Pen.
Meski kalah, Le Pen masih mencetak penampilan elektoral terbaiknya. Sejumlah pihak memperkirakan, banyak pemilih memberikan suara kepada Macron untuk mencegah kemenangan Le Pen yang dikenal sebagai sosok ultra nasionalis.
Macron adalah presiden Prancis pertama dalam 20 tahun yang memenangkan jabatan dua periode, sejak pejawat Jacques Chirac mengalahkan ayah Le Pen pada 2002.
Sejauh ini, sayap kanan Prancis belum pernah menerobos ambang suara sebanyak 40 persen. Pada 2017 Le Pen memperoleh 34 persen suara, sementara Macron meraup 66 persen suara. Kemudian pada 2002, ayah Le Pen mendapatkan kurang dari 20 persen suara ketika berhadapan dengan Chirac.
Perolehan suara Le Pen kali ini menjadi buah dari hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun untuk membuat politik sayap kanan diterima oleh para pemilih. Le Pen mengedepankan kampanye tentang masalah biaya hidup. Dia juga membuat terobosan dengan melebarkan dukungan ke pemilih kerah biru di komunitas pedesaan, dan di bekas pusat industri.
Le Pen juga berjanji akan membuat tunjangan jaminan sosial dari pemerintah hanya untuk warga Prancis. Ia juga menyatakan, akan melarang pemakaian hijab di seluruh ruang publik.
Pemilih Le Pen, Jean-Marie Cornic (78 tahun) mengatakan, dia memberikan suaranya untuk Le Pen karena menginginkan seorang presiden yang akan memprioritaskan kehidupan masyarakat sehari-hari. Termasuk gaji, pajak, dan pensiun.
Selama kampanyenya, Le Pen berjanji untuk mencairkan hubungan Prancis dengan 27 negara Uni Eropa, NATO, dan Jerman. Le Pen juga menentang sanksi Uni Eropa terhadap pasokan energi Rusia. Le Pen menghadapi pengawasan selama masa kampanye karena kedekatannya dengan Kremlin.
Penurunan dukungan untuk Macron dibandingkan dengan pemilihan presiden lima tahun lalu, menunjukkan pertempuran yang sulit. Banyak pemilih Prancis menganggap pertarungan pemilihan presiden 2022 kurang menarik ketimbang 2017, ketika Macron dianggap sebagai angin segar bagi Prancis.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Ummu Saad, Tonggak Hukum Waris dalam Islam
Kematian ayahnya menjadi sebab turunnya hukum waris.
SELENGKAPNYA10 Kali Juara Liga Prancis, PSG Kejar Gelar Juara Berikutnya
PSG unggul jauh 16 poin dari Marseille yang berada pada posisi kedua dengan empat pertandingan tersisa.
SELENGKAPNYAIsu Hijab dalam Pemilihan Presiden Prancis
Le Pen berjanji akan membatasi jaminan sosial hanya untuk warga Prancis asli.
SELENGKAPNYA