Calon penumpang melepas keberangkatan keluarganya yang mudik lebih awal melalui Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, Rabu (20/4/2022). | Prayogi/Republika.

Kabar Ramadhan

Mudik, Memburu Berkah Silaturahim 

Jangan lupa bersedekah dan berzakat di kampung halaman masing-masing.

OLEH ROSSI HANDAYANI

Bulan suci Ramadhan 1443 H hampir sampai di pengujung. Umat Islam pun bersiap merayakan Idul Fitri. Sudah menjadi tradisi di sebagian umat Islam di Tanah Air untuk mudik agar dapat merayakan Lebaran bersama sanak keluarga di kampung halaman.

Berbeda dengan dua Lebaran sebelumnya, Lebaran kali ini disambut dengan penuh kegembiraan oleh masyarakat lantaran pemerintah memperbolehkan mudik atau pulang kampung. Kebijakan ini diambil seiring membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Dalam pandangan Anggota Komisi VIII DPR sekaligus Wakil Ketua MPR, Ustaz Dr Hidayat Nur Wahid, momen mudik Lebaran harus dimaksimalkan agar dapat memperkuat tali silaturahim di antara keluarga besar. Silaturahim dapat mengokohkan ketersambungan dengan sejarah kampung halaman supaya kembali kepada fitrah.

photo
Pemudik motor beraktivitas di dalam Kapal KM Dobonsolo tujuan Semarang dan Surabaya di Terminal Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/4/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Menurut dia, selama dua tahun larangan mudik akibat pandemi Covid-19, dapat menjadi waktu menyelami diri akan segala sesuatu yang terjadi selama pandemi. Covid-19 membuat banyak orang lupa dengan fitrah, terlalu emosional, bahkan ketakutan.

‘’Kini kita kembali ke jati diri kampung halaman, menguatkan kebersamaan kita sebagai umat, keluarga, dan basis orang Indonesia keluarganya kuat, makanya kita punya modal besar menguatkan keluarga," kata dia.

Lebih lanjut Ustaz Hidayat menyampaikan, selama ini umat banyak diterpa oleh perpecahan, lewat ulah buzzer, kemudian muncul sebutan 'kadrun', 'kampret', dan sebagainya. Nah, dengan pulang kampung diharapkan masyakarat dapat menghilangkan dahaga silaturahim, dan kembali fitrah.

"Setelah itu, umat diharapkan tidak terbelah, bersatu kembali, karena umat Islam fitrahnya adalah bersaudara dan berbangsa," ujar dia.

Di tengah kondisi ekonomi, politik, dan dunia internasional yang memprihatinkan saat ini, menurut Ustaz Hidayat, konteks semangat dari kampung halaman jangan sampai terkontaminasi dengan penyakit kota seperti egoistik dan lainnya. Menurut dia, momentum konsolidasi halal bihalal menjadi momen besar agar dapat menyadari bahwa semuanya merupakan saudara se-Tanah Air.

Namun, ada kalanya keinginan besar untuk pulang kampung saat Lebaran tak terwujud lantaran sesuatu hal. Jika mengalami hal ini, janganlah berkecil hati. Dengan bantuan teknologi, mereka dapat bersilaturahim secara virtual.

"Ini setidaknya dapat sedikit mengobati dahaga silaturahim," katanya.

Ustaz Hidayat juga mengingatkan umat untuk tidak lupa bersedekah dan berzakat di kampung halaman masing-masing. Ajarkan pula sanak kerabat dan tetangga di kampung halaman etos kerja dan hal-hal lain yang bermanfaat buat mereka.

Kemudian, dari mereka pun, kita dapat belajar banyak hal. "Ambil dari mereka hidup rukun, bantu-membantu dalam kebersamaan, kemampuan mengatasi masalah dengan gotong-royong, ambil dari orang kampung dengan semangat baru dalam kondisi fitrah yang sebenarnya," ujar dia.

photo
Pemudik dan anak-anak bermain di Rest Area 86 ruas Tol Cipali, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). Pemudik diimbau agar berada di rest area maksimal hanya 30 Menit hal ini agar menghindari kemacetan yang terlalu panjang dan penumpukan kendaraan.Prayogi/Republika. - (Prayogi/Republika.)

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas mengatakan, tak ada larangan mudik pada Lebaran tahun ini. Hanya saja untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama, para pemudik diwajibkan memenuhi persyaratan. Di antaranya sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) dan protokol kesehatan lainnya.

"Untuk itu pandangan, sikap, dan ketentuan dari para ahli jelas sangat diperlukan. Untuk masyarakat yang hendak mudik harus mematuhi protokol kesehatan," ujar Buya Anwar.

Ia menekankan, jangan menganggap protokol kesehatan yang harus dipatuhi sebagai beban. Akan tetapi, jadikan hal itu sebagai keharusan yang wajib dilakukan.

"(Ini) untuk kebaikan diri kita sendiri, keluarga, dan orang lain dan melakukan hal itu semua karena Allah SWT itu merupakan ibadah," ujar Buya Anwar.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.