Hikmah
Iktikaf Ramadhan
Selain puasa, bagi kaum Muslimin, Ramadhan menjadi momentum untuk iktikaf.
Oleh IMAM NUR SUHARNO
OLEH IMAM NUR SUHARNO
Selain puasa, bagi kaum Muslimin, Ramadhan menjadi momentum untuk iktikaf. Ibadah ini mengharuskan seorang Muslim berdiam diri dalam masjid selang beberapa waktu lamanya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Rasulullah SAW bersungguh-sungguh pada al-asyrul awakhir (sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan) dengan melakukan iktikaf di masjid. Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh Ramadhan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis lain, dari Aisyah RA, ia berkata bahwasanya Nabi SAW biasa beriktikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beriktikaf setelah beliau wafat.” (HR Bukhari dan Muslim).
Yusuf Qardhawi dalam bukunya Fiqih Shiyam menyebutkan dua alasan utama mengapa Rasulullah SAW bersungguh-sungguh dalam meraih al-asyrul awakhir. Yaitu, al-asyrul awakhir merupakan akhir bulan penuh berkah karena pada setiap amal perbuatan dilihat pada akhirnya; dan al-asyrul awakhir merupakan rentang turunnya malam lailatul qadar.
Rasulullah SAW bersabda, “Carilah lailatul qadar pada al-syrul awakhir di bulan Ramadhan.” (Muttafaq alaih). Dalam hadis yang lain, “Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari).
Di antara amalan yang dilakukan selama iktikaf, pertama, qiyamullail. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” (HR Bukhari).
Di antara amalan yang dilakukan selama iktikaf, pertama, qiyamullail.
Kedua, membaca Alquran. Nabi SAW bersabda, “Bacalah oleh kalian Alquran, karena sesungguhnya Alquran akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.” (HR Muslim).
Ketiga, banyak berzikir. Allah SWT berfirman, “Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu; bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS al-Baqarah [2]: 152).
Keempat, membaca shalawat. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah memberinya rahmat sepuluh.” (HR Muslim).
Kelima, banyak berdoa. Aisyah RA ketika bertanya tentang doa yang diucapkan ketika lailatul qadar, “Berdoalah, Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Keenam, bertobat dan istighfar. Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar dapat menunaikan iktikaf pada sepuluh malam hari terakhir bulan Ramadhan dan meraih lailatul qadar. Amin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Ummu Sulaim: Jelita Parasnya, Cantik Hatinya
Rasulullah menyebut ia mendengar langkah kaki Ummu Sulaim di surga karena ketakwaannya.
SELENGKAPNYAIbn Abbas, Bayang-Bayang Rasulullah
Pemikiran Ibn Abbas jernih sehingga mampu merekam seluruh tingkah laku dan perkataan Rasulullah hingga akhir hayat.
SELENGKAPNYA