Khazanah
MUI Kecam Pembakaran Alquran di Swedia
MUI mengajak masyarakat internasional untuk menghormati Resolusi PBB tentang memerangi Islamofobia
JAKARTA -- Aksi pembakaran kitab suci Alquran yang dilakukan politisi sayap kanan garis keras Swedia Rasmus Paludan, Sabtu (14/4), mendapat kecaman dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketua MUI Sudarnoto Abdul Hakim dan Sekjen MUI Amirsyah Tambunan mengatakan, MUI mengecam keras aksi intoleran tersebut yang seharusnya tidak terjadi di negara Swedia yang tingkat kesejahteraan negaranya dianggap telah tinggi.
MUI juga berpandangan bahwa pembakaran Alquran adalah pelecehan terhadap agama. "MUI mendukung pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri RI bahwa menggunakan argumentasi kebebasan berekspresi dalam kasus ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak terpuji," ujar Abdul dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (19/4).
MUI berpandangan, tindakan politisi dan kebijakan PM Swedia yang membela aksi tersebut dengan argumentasi kebebasan beragama bertentangan dengan resolusi PBB tentang Dialog Antar Peradaban (1998) dan Resolusi PBB tentang Memerangi Islamofobia (2022). "Oleh karena itu, MUI mengajak pemerintah dan warga Swedia untuk menghormati dan melaksanakan Resolusi PBB tentang memerangi Islamofobia dan tidak menjadi bagian dari Islamofobia serta tidak melindungi pelaku Islamofobia," kata Abdul.
MUI mengajak masyarakat internasional untuk menghormati Resolusi PBB tentang memerangi Islamofobia dan mendorong untuk ditingkatkannya dialog antaragama ataupun dialog antarperadaban. Tujuannya, untuk meningkatkan saling pemahaman, saling menghormati, dan saling bertoleransi. MUI meminta Pemerintah Indonesia agar mengirimkan nota protes dan memanggil Dubes Swedia di Jakarta.
Abdul mengatakan, MUI menyerukan kepada umat Islam di seluruh dunia dan Indonesia pada khususnya yang sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan agar tetap bersabar, menahan diri, serta tidak terprovokasi oleh tindakan tidak beradab kepada umat beragama tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, lebih dari 40 orang ditangkap selama bentrokan akhir pekan antara polisi dan perusuh yang marah di beberapa kota di seluruh Swedia. Mereka ditangkap setelah kelompok sayap kanan mengumumkan rencana membakar salinan Alquran.
Dilansir di laman RT News, Senin (18/4), kepala polisi nasional di negara itu, Anders Thornberg, menyatakan belum pernah melihat kerusuhan dengan kekerasan seperti itu sebelumnya. Setelah bentrokan pada Ahad (17/4) di Kota Norrkoping, yang berjarak 160 kilometer barat daya ibu kota, Stockholm.
Kerusuhan terlihat di sejumlah kota di Swedia, termasuk Stockholm, Malmo, Norrkoping, dan Linkoping, ketika gerombolan pemuda bentrok dengan polisi setelah kelompok sayap kanan diberi lampu hijau untuk menggelar serangkaian aksi anti-Islam. Terutama ulah mereka yang membakar Alquran, teks suci agama Islam. Aksi tersebut dipimpin oleh politikus Denmark-Swedia, Rasmus Paludan, yang partainya secara keras menyerukan sikap antiimigran dan anti-Islam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Sampah Plastik Jadi Dampak Sampingan Pandemi Covid-19
Menurut data Pemerintah Hong Kong, lebih dari 2.300 ton sampah plastik dibuang setiap hari.
SELENGKAPNYAAS Bahas Ketahanan Pangan Dunia
Indeks harga pangan FAO berada di titik tertingginya sejak 1990.
SELENGKAPNYAPahami Arti Tangis Bayi Melalui Aplikasi Madsaz
Pada 2013, aplikasi Madsaz diluncurkan dalam bentuk desktop di PC dan laptop.
SELENGKAPNYA